Seorang remaja di ibukota negara bagian Uttar Pradesh, India diduga menembak mati ibunya saat ibunya menghentikannya bermain game online PUBG.
Sembunyikan mayat ibunya: Ia menyembunyikan tubuh ibunya di dalam rumah selama dua hari. Ia diduga mengancam saudara perempuannya yang berusia 9 tahun untuk tidak mengungkapkan kejadian itu kepada siapa pun. Ia menggunakan pengharum ruangan untuk menyembunyikan bau tubuh yang membusuk.
Remaja itu memberitahu ayahnya, seorang personel Angkatan Darat yang ditempatkan di Benggala Barat, hanya ketika bau menjadi tak tertahankan.
Anak laki-laki, yang kecanduan game online, sangat marah setelah ibunya memintanya untuk berhenti bermain dan menembaknya dengan pistol berlisensi ayahnya.
Polisi menemukan tubuh wanita yang sebagian membusuk dan mengirimkannya untuk pemeriksaan mayat. Lalu, anak laki-laki itu ditangkap. Anak di bawah umur itu menembak ibunya pada Sabtu (4/6/2022) dan menyembunyikan mayatnya di dalam sebuah ruangan selama dua hari sebelum memberi tahu ayahnya.
Kecanduan game: Wakil Komisaris Polisi Qasim Abidi mengatakan, kejadian itu terjadi di Koloni Yamunapuram di bawah area kantor polisi PGI. Almarhum tinggal bersama kedua anaknya di rumah. Suaminya, yang merupakan JCO (Junior Commissioned Officer), adalah saat ini ditempatkan di Benggala Barat.
“Anak laki-laki berusia 16 tahun itu kecanduan game online PUBG. Dia memberi tahu kami bahwa ibunya dulu melarangnya bermain game, ini sebabnya dia membunuhnya. Anak di bawah umur itu menggunakan senjata api terdaftar milik ayahnya untuk membunuh ibunya,” ucapnya dilansir dari Times of India.
Mengarang cerita palsu: Polisi mengatakan, mereka telah menemukan senjata itu. Menurut polisi, anak di bawah umur itu menembak mati ibunya dan membawa adik perempuannya ke kamar lain. Ia mengunci kamar tempat mayat itu terbaring.
“Selasa malam saat bau mayat yang membusuk semakin parah, dia memberi tahu ayahnya tentang kejadian itu. Sang ayah menelepon tetangga dan mereka memberi tahu polisi. Anak laki-laki itu awalnya mencoba mengarang cerita palsu di sekitar insiden itu, tetapi akhirnya mengungkapkan kebenarannya,” tutur Abidi.
Baca Juga:
Musik Bantu Pahami Emosi Manusia