Ketua Panitia Pelaksana (Organizing Committee/OC) Formula E
Jakarta Ahmad Sahroni meluapkan kekecewaannya terhadap BUMN yang terkesan
enggan mensponsori gelaran ajang balap mobil listrik Formula E. Hal itu
diungkapkan Sahroni melalui akun Instagram pribadinya, Kamis (2/6/2022).
Dalam unggahannya, Sahroni mengungkapkan bahwa sampai saat
ini berbagai perusahaan pelat merah tidak memberikan dukungan terhadap Formula
E. Padahal kata dia, BUMN merupakan milik Indonesia, sementara Formula E juga
merupakan hajatan bagi Indonesia.
“BUMN tidak berikan sponsor apa pun, PLN untuk kelistrikan
juga kami bayar full. Maaf ini, BUMN tuh kan bagian dari Republik Indonesia kan
ya?” tulis unggahan tersebut sembari menyebut akun resmi Kementerian BUMN.
Sahroni secara retorik menyebut bahwa pihaknya tidak meminta
BUMN untuk mendukung hajatan besar tersebut, tapi dirinya minta supaya ajang
itu menjadi bagian dari Indonesia.
“Kami gak ngotot minta tapi ngotot untuk jadi bagian
Indonesia,” tekannya.
Padahal sebelumnya politisi Partai NasDem itu telah bertemu
dengan Menteri BUMN Erick Thohir dalam acara Halalbihalal di Jakarta, Jumat
(21/5/2022). Dalam pertemuan tersebut Sahroni memberi sinyal kemungkinan BUMN
akan menjadi sponsor Formula E.
Melihat hal tersebut, Pengamat Kebijakan Publik Agus
Pambagio mengatakan BUMN enggan mensponsori acara tersebut lantaran dianggap
tidak menguntungkan secara bisnis.
“Gak ada [keuntungan], memangnya di Mandalika [GP Mandalika]
untung? Kan rugi. Pertamina kemarin disuruh itu rugi itu. Kan yang datang semua
BUMN suruh bayar, yang penuh di VIP tribune kan semua BUMN yang bayar. Satu
orang berapa itu 60 juta, kan rugi,” ujar Agus kepada Asumsi.co, Kamis
(2/6/2022).
Secara bisnis, kata Agus memang Formula E tidak menguntungkan.
Apalagi acara ini juga digarap secara terburu-buru.
“Sekarang Formula E sudah buru-buru begini, gak jelas ya
orang masalah lah ini beneran apa gak, belum isu politiknya jadi ya susah,”
kata dia.
Lain hal dengan GP Mandalika yang banyak menggaet sponsor
dari BUMN, Formula E tidak bisa mengikuti jejak itu lantaran BUMN berada di
kendali pemerintah pusat yang secara politik tengah berbeda kutub dengan
Pemerintahan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
“Ya di Mandalika kan gak pernah untung, BUMN kan disuruh
saja kalau gak mau entar direksinya bagaimana kan begitu,” ujar Agus.
Suara yang sama diutarakan Pakar Kebijakan Publik Yogi
Suprayogi, dia mengatakan ajang Formula E berbeda dengan GP Mandalika. Formula
E merupakan hajatan milik daerah, sementara GP Mandalika merupakan program
nasional sehingga banyak menarik sponsor dari BUMN.
“Kalau BUMN belum masuk mungkin karena bukan program
nasional ya, beda dengan Mandalika karena itukan program nasional dan mereka
juga sudah disuarakan jauh-jauh hari oleh nasional. Jadi tidak punya kewajiban
untuk di Formula E,” ujar Yogi kepada Asumsi.co, Kamis (2/6/2022).
Meskipun begitu, Yogi memandang keengganan BUMN untuk
mensponsori Formula E lebih banyak karena faktor nonteknis, termasuk politis.
“Saya lihat lebih ke isunya politis ya tapi saya melihatnya
ini sebetulnya bisa saja BUMN, orang BUMN ke perguruan tinggi saja bisa kok
masa yang Formula E gak bisa. Jadi saya pikir ya harus diselesaikan secara
politis juga oleh Pak Ahmad Sahroni,” cetus Yogi.
Gelaran Formula E di Jakarta digadang-gadang bakal menjadi
ajang balap mobil listrik terbesar sepanjang sejarah. Acara ini dijadwalkan
akan berlangsung pada Sabtu (4/6/2022).
Baca Juga