Keputusan Swedia dan Finlandia untuk mengajukan keanggotaan ke Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO mendapat ganjalan dari Turki.
Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu mengatakan pihaknya sebetulnya tidak memiliki masalah dengan ekspansi keanggotaan NATO atau dikenal sebagai kebijakan pintu terbuka NATO atas negara-negara lain, termasuk Swedia dan Finlandia.
Hentikan dukungan teroris: Cavusoglu menekankan kedua negara itu seharusnya menghentikan dukungannya terhadap kelompok teroris YPG/ Kurdistan Workers’ Party (PKK). Dia mengatakan, selama ini Swedia dan Finlandia “secara terbuka mendukung dan terlibat dengan organisasi teroris PKK/YPG” yang telah menyerang Turki dan membunuh pasukan dan orang-orang Turki.
“Oleh karena itu, tidak dapat diterima dan keterlaluan bahwa teman dan sekutu kita mendukung organisasi teroris ini. Dan karena perjuangan kita melawan organisasi teroris ini, ada pembatasan ekspor produk industri pertahanan yang kita impor dari sekutu dan beberapa negara yang berencana menjadi anggota NATO,” tegas Cavusoglu dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (14/5/2022), dikutip lewat TRT.
Soal PKK: PKK atau Partai Buruh Kurdistan telah dilabeli sebagai kelompok teror oleh sejumlah negara termasuk Uni Eropa dan Turki. Organ ini merupakan organisasi militan Kurdistan yang didirikan pada tahun 1970-an.
Kelompok yang berideologikan Marxisme-Leninisme dan nasionalisme Kurdi itu mempunyai tujuan untuk mendirikan negara Kurdi yang merdeka dan sosialis di Kurdistan, wilayah yang terdiri dari Turki tenggara, Irak barat laut, Suriah timur laut dan Iran barat laut; tempat mayoritas populasi bangsa Kurdi.
Cavusoglu mengatakan, mayoritas rakyat Turki juga menentang keanggotaan negara-negara yang mendukung organisasi teroris PKK/YPG. Rakyat Turki juga, kata Cavusoglu meminta negaranya untuk memblokir keanggotaan Swedia dan Finlandia untuk menjadi anggota NATO.
“Tapi, ini adalah masalah yang perlu kita bicarakan dengan sekutu NATO kita, serta negara-negara ini,” tambahnya.
Kirim tim: Swedia segera mengirimkan sebuah tim yang terdiri dari diplomat ke Turki untuk membicarakan penolakan negara itu atas rencana negaranya untuk bergabung ke NATO, Senin (16/5/2022).
Menteri Pertahanan Swedia, Peter Hultqvist mengatakan, para diplomat bakal mengadakan diskusi dan dialog guna mengurai maksud dibalik penolakan Turki atas niat Swedia gabung Pakta Pertahanan warisan Perang Dingin tersebut.
NATO buka pintu: Sementara itu, Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg mengaku tidak mengharapkan Turki memblok keanggotaan proses keanggotaan NATO.
“Saya yakin bahwa kami akan dapat mengatasi kekhawatiran yang telah diungkapkan Turki dengan cara yang tidak menunda keanggotaan,” ucapnya, Minggu (15/5/2022), dikutip lewat Deutsche Welle (DW).
Baca Juga:
Ukraina Tuding Rusia Pakai Bom Fosfor