Isu Terkini

Ngotot Gelar Formula E di Tengah Pandemi, Anies Harus Belajar dari Malaysia dan India

Ilham — Asumsi.co

featured image
fiaformulae.com

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, teguh pada pendirian untuk menyelenggarakan Formula E di Juni 2022. Jika dilanjutkan, kegiatan tersebut akan menyerap dana APBD DKI mencapai Rp1,2 triliun. 

Sebelumnya, Pemprov DKI telah mengucurkan dana senilai 53 juta pounds atau setara Rp983,3 miliar. Rinciannya, untuk membayar commitment fee pada tahun 2019 sebesar 20 juta pounds atau Rp360 miliar, commitment fee tahun 2020 sebesar 11 juta pounds atau Rp200,310 miliar dan bank garansi senilai 22 juta pounds atau Rp423 miliar.

Jakpro sempat mengajukan perkiraan biaya pelaksanaan senilai Rp1,23 triliun kepada Formula E Operation (FEO) yang dibayarkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Anggaran itu akan dipakai untuk biaya kontruksi, organisasi acara, administrasi, asuransi, pemasaran dan biaya-biaya lainnya. 

“Jika dikalkulasikan, total anggaran untuk pergelaran Formula E ini mencapai Rp1,2 triliun,“ kata Direktur Utama Jakarta Propertindo, Dwi Wahyu Daryot, mengutip Kompas, (14/2/2021).

Pro Kontra

Mendengar banyak yang tidak setuju, Anies sempat memanggil tujuh fraksi. Namun, PDIP dan PSI tidak datang dengan alasan tidak dapat undangan.”Enggak diundang, kalau tiba-tiba datang kan enggak enak,” kata Ketua Fraksi PDIP DKI Jakarta, Gembong Warsono, dilansir Kompas

Wakil Ketua Fraksi PSI Justin Andrean juga mengaku tidak menerima undangan terkait pertemuan ‘silaturahmi’ di Rumah Dinas Gubernur DKI Jakarta itu. “Kagak lah,” kata dia. 

Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, M Taufik, mengatakan, tujuh fraksi yaitu Fraksi PAN, Demokrat, PKS, PKB-PPP, Golkar, Nasdem dan Gerindra sepakat menolak penggunaan hak interpelasi untuk Formula E.

Belajar dari Malaysia dan India

Pengamat Kebijakan Publik, Trubus Rahadiansyah, menilai ada sisi positif dan negatif dari penyelenggaraan Formula E. Sisi positifinya menurutnya akan mengangkat nama Jakarta, Ibukota negara di mata internasional, mendatangkan investasi, wisatawan, penonton, memperbaiki citra Jakarta selama ini menjadi kota terburuk di dunia. 

“Dengan adanya kegiatan itu, nama kota Jakarta bisa terangkat,” katanya saat dihubungi Asumsi.co, Minggu (29/8/2021). 

Baca Juga: PDIP dan PSI Kompak Interpelasi Anies soal Formula E

Sedangkan sisi negatifnya, karena pandemi belum mereda, ia menyarankan Anies belajar dari India dan Malaysia yang mengalami lonjakan kasus Covid-19. 

Kasus Corona di kedua negara itu sempat landai, namun langsung meroket setelah mobilitas masyarakat dilonggarkan dan diselenggarakan festival. 

“Apalagi ini pelaksanaan Formula E pada Juni 2022 dan pemprov belum menjamin apakah Covid-19 akan terjadi lonjakan atau tidak,” katanya.

Trubus menyarankan, ajang Formula E sebaiknya ditunda dulu. Jangan ngotot di Juni 2022, karena persiapan tinggal beberapa bulan lagi. Ia juga melihat Jakpro penyelenggara belum siap. 

“Jika jadi diundur, sebaiknya Anies menyesuaikan dengan kondisi Covid-19. Kita kan sebetulnya terlalu terburu-buru dalam penyelenggaraan kegiatan,” katanya. 

Menurutnya, Indoneia terlalu percaya diri, misalnya seperti adanya kebijakan penyelenggaraan pembelajaraan tatap muka dan mobilitas juga dilonggarkan. “Harsunya kita hati-hati, karena Covid-19 enggak mudah dan variannya sangat banyak,” katanya.

Belum Masuk Kalender Formula E 

Jakarta sendiri belum masuk dalam kalender resmi Formula E 2022. Dari total 12 kota yang masuk dalam kalender, tidak ada nama Jakarta di dalam 16 seri tersebut. 

Kabar terbaru menyebutkan Formula E akan menjadikan Jakarta sebagai seri kesembilan yang digelar pada 4 Juni 2022. Namun, informasi ini masih menunggu hasil rapat yang akan diselenggarakan pada 15 Oktober mendatang.

Share: Ngotot Gelar Formula E di Tengah Pandemi, Anies Harus Belajar dari Malaysia dan India