Vaksin Covid-19

Penyebab Orang Pernah Terinfeksi Covid-19 Berisiko Alami Pembekuan Darah Setelah Divaksin

Ray Muhammad — Asumsi.co

featured image
Mat Napo/ Unsplash

Studi yang dilakukan para peneliti dari Universitas Oxford, London School of Hygiene and Tropical Medicine mengungkapkan fakta terbaru bahwa vaksinasi terhadap orang yang sebelumnya menderita Covid-19 berpotensi memicu terjadinya pembekuan darah. Apa penyebabnya?.

Dirawat Hingga Meninggal Dunia

Melansir CNBC, studi yang dilakukan Oxford bersama perguruan tinggi lain beserta rumah sakit Inggris ini diterbitkan dalam British Medical Journal, Jumat (27/8/2021) kemarin.

Hasil riset menunjukkan kalau risiko terjadinya pembekuan darah lebih tinggi menimpa orang yang pernah terinfeksi Covid-19 saat divaksinasi, dibandingkan yang tidak pernah terpapar sama sekali.

Bahkan, risiko pembekuan darah ini disebutkan lebih tinggi terjadi dibandingkan yang dipicu oleh efek samping vaksin tersebut. Penelitian dilakukan melalui analisa data lebih dari 29 juta orang yang telah menerima dosis pertama vaksin AstraZeneca maupun Pfizer.

“Risiko efek samping ini (pembekuan darah) lebih besar terjadi setelah terinfeksi Covid-19, dibandingkan setelah menerima vaksin Oxford-AstraZeneca atau Pfizer-BioNTech yang sebelum divaksin terinfeksi,” demikian disampaikan laporan tersebut.

Hasil studi pun menemukan dalam jangka waktu 28 hari pasca dosis pertama vaksin AstraZeneca, 66 dari 10 juta orang dirawat di rumah sakit atau meninggal karena pembekuan darah dan mereka tidak pernah kena Covid-19.

Sedangkan 12.614 per 10 juta orang dilaporkan mengalami kejadian serupa dan saat dites diketahui seluruhnya pernah terinfeksi virus Corona.

Selanjutnya, 143 orang per 10 juta dirawat di rumah sakit atau meninggal karena dampak pembekuan darah setelah dosis pertama vaksin Pfizer-BioNTech. Kasus dirawat dan meninggal dunia terjadi pada 1.699 penerima vaksin ini yang dinyatakan positif Covid-19.

Terjadi Pengentalan Darah

Asumsi.co berbincang dengan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultas Alergi Imunolog, Iris Rengganis soal hasil studi dari Oxford ini dan risiko orang yang pernah Covid-19 berpotensi terkena pembekuan darah saat divaksinasi.

Ia mengamini hasil riset tersebut. Orang yang pernah terinfeksi Covid-19, kata dia memang memiliki bakat terjadi pengentalan darah di dalam tubuh. Saat divaksinasi, maka darah yang mengental ini akan membeku.

“Memang benar penelitian di Oxford ini. Orang itu kalau sudah pernah kena Covid-19, dia akan terjadi pengentalan darah, misalnya dari D-dimer tinggi. D-dimer merupakan fragmen protein yang diproduksi di dalam tubuh, saat melarutnya gumpalan darah,” jelas Iris melalui sambungan telepon, Sabtu (28/8/21).

Maka, menurutnya penting bagi orang yang merasa pernah terinfeksi Covid-19 untuk berkonsultasi dan memeriksakan diri ke dokter terlebih dahulu, khususnya kondisi D-dimer sebelum menerima vaksinasi.  

“Nah ini harus kontrol dan konsultasi ke dokter dulu sebelum vaksin saat merasa ada riwayat Covid-19 sebelumnya. Harus konsultasi ke dokter dan mesti dinyatakan kalau D-dimer sudah normal, maka baru boleh divaksinasi,” jelasnya.

Dirinya mengingatkan jangan sekali-kali orang yang pernah kena Covid-19 untuk nekat melakukan vaksinasi tanpa adanya persetujuan dari dokter. Menurutnya itulah sebabnya sebelum orang divaksinasi, biasanya akan diskrining terlebih dahulu oleh tenaga kesehatan yang akan menyuntik soal pernah terinfeksi virus Corona atau tidak.

“Kalau belum normal D-dimer ini jangan divaksin dulu karena masih bisa terjadi peningkatan yang kalau ini dipaksakan vaksinasi, tentu berbahaya. Makanya orang yang kena Covid-19 itu biasanya tiga bulanan enggak boleh langsung divaksin kan,” terangnya.

Hindari Kondisi Long Covid

Iris menegaskan, syarat penerima vaksinasi Covid-19 harus dalam keadaan sehat dan bugar. Selain D-dimer, lanjut dia hal lainnya yang bisa memicu orang yang pernah terpapar virus Corona berisiko mengalami pembekuan darah juga bisa disebabkan karena mengalami long Covid. 

Ia mengatakan, banyak orang yang setelah dinyatakan negatif Covid-19 tidak sadar mengalami long Covid karena merasa kondisi tubuhnya baik-baik saja. Padahal saat dilakukan pemeriksaan laboratorium, long Covid yang dialami orang tersebut baru terungkap.

“Saat vaksinasi itu kondisi penerimanya harus dalam keadaaan prima, tidak boleh dalam kondisi long Covid. Long Covid itu bukan cuma yang terlihat dan dirasakan, misalnya batuk kering berkepanjangan atau sesak terus menerus, tapi ada juga yang merasa dia sudah oke ternyata hasil lab menunjukkan kalau dia mengalami long Covid,” jelasnya.

Iris bilang, tes PCR yang negatif memang tidak bisa menjamin seseorang yang pernah terpapar Covid-19 ini bebas dari long Covid. Oleh sebab itu, tes laboratorium setelah mengidap Covid-19 sebelum divaksinasi sangat dianjurkan.

“Cek laboratorium penting meski PCR negatif, tapi masih ada sisa-sisa virusnya masih ada yang tak terdeteksi. Inilah kondisi long Covid dan jangan dianggap enteng. Long Covid harus hilang dulu, baru boleh vaksinasi untuk meninimalisir efek samping dan efek sampingnya seperti pembekuan darah ini misalnya,” imbuhnya.

Namun ia mengingatkan vaksinasi tetap harus dilakukan, sekalipun bagi orang yang pernah terinfeksi Covid-19. Sebab vaksinasi adalah upaya yang paling efektif untuk menekan penularan serta risiko kematian yang disebabkan oleh virus Corona. 

“Ini bukan malah jadi ketakutan dan jadi alasan orang yang pernah kena Covid-19 enggak apa-apa kalau enggak divaksin. Vaksinasi tetap harus dilakukan. Studi ini sebetulnya bikin kita supaya lebih aware terhadap kondisi kita sendiri, apalagi buat yang pernah kena Covid-19 untuk memeriksakan kondisi tubuhnya terlebih dahulu sebelum divaksin,” tutur Iris.

Share: Penyebab Orang Pernah Terinfeksi Covid-19 Berisiko Alami Pembekuan Darah Setelah Divaksin