Vaksin Covid-19

Singapura Wacanakan Vaksinasi Booster Kedua, Amankah Kita Terus Disuntik Vaksin?

Ray Muhammad — Asumsi.co

featured image
ANTARA FOTO/Xinhua- Then Chih Wey/hp

Di tengah pelaksanaan vaksin booster yang saat ini tengah
berlangsung di Indonesia, Singapura justru saat ini sedang mengkaji soal
perlunya suntikan dosis keempat atau booster kedua vaksin COVID-19.

Masih Wacana

Melansir The Strait Times, Singapura memanfaatkan vaksin
booster pertama untuk melawan gelombang ketujuh COVID-19 yang disebabkan oleh
varian Omicron. Kebijakan ini pun dinilai efektif untuk menurunkan angka kasus
COVID-19 di negeri Singa.

Menyikapi wacana vaksin booster dosis keempat ini, Direktur
Pelayanan Kesehatan Singapura Kenneth Mak menyebutkan, berdasarkan data-data
vaksinasi booster saat ini wacana perlunya suntikan booster kedua, masih
terlalu dini untuk diputuskan.

“Singapura masih memonitor penyuntikan booster kedua di
negara-negara yang telah menerapkannya, seperti halnya di Korea Selatan dan
Israel,” ujar Mak.

Mak mengungkapkan, para ahli negara setempat telah melakukan
sejumlah penelitian lokal soal efektivitas dari suntikan booster pertama,
khususnya kemungkinan terjadinya penurunan efikasi sekaligus potensi orang yang
telah menerima suntikan booster, bisa kembali terinfeksi COVID-19.

Otoritas setemapat pun mengkaji terkait perlunya suntikan
booster pertama untuk anak-anak berusia 12 hingga 17 tahun. Adapun sejauh ini,
angka vaksinasi Singapura dikategorikan yang tertinggi di dunia.

Pantau Kemunculan Varian Baru

Sementara itu, Menteri Perindustrian dan Perdagangan,
sekaligus Ketua Gugus Tugas Covid-19 Gan Kim Yong pun tak menutup kemungkinan
adanya booster vaksin kedua.

Ia mengatakan, kemungkinan ini disebabkan karena Singapura
melihat kemungkinan munculnya varian baru yang memerlukan suntikan booster
kedua, sebagai perlindungan ekstra.

“Kami akan terus memonitor situasi dan melihat
bagaimana situasi epidemi akan berlangsung,” ucapnya.

Bagaimana di Indonesia?

Di Indonesia, pemerintah melalui Direktur Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, Siti Nadia
Tarmizi memastikan kalau saat ini belum ada rencana adanya booster vaksin kedua
bagi masyarakat.

Sebab, menurutnya hal yang menjadi fokus saat ini adalah
memaksimalkan pemberian vaksinasi booster yang kini, bisa diterima bagi mereka
yang sudah tiga bulan sejak menerima suntikan dosis vaksin kedua.

“Kita fokus vaksin booster untuk yang sudah divaksin
dua dosis dengan jangka waktu yang sudah ditentukan. Belum ada rencana booster
kedua buat yang sudah booster,” kata Nadia saat dihubungi Asumsi.co,
Minggu (13/3/2022).

Kemampuan Booster Vaksin Melawan Virus

Sementara itu, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan
Dokter Indonesia (IDI) Prof. Dr. Zubairi Djoerban mengatakan alasan mengapa
vaksinasi booster perlu dilakukan, bahkan mungkin dilakukan lebih dari satu
kali.

Sebab menurutnya orang yang baru divaksin satu kali,
kekebalannnya melawan virus Corona sangat sedikit. Kemampuan melawan virus,
baru terbentuk secara baik saat vaksinasi disuntikkan dua kali.

“Dua kali baru kekebalannya banyak. Namun itu juga
tidak bertahan lama, kemudian efikasi vaksin kedua ini masih bisa tetap
ditembus virusnya. Jadi kan, banyak meski yang sudah divaksin dua kali masih
tertular COVID-19,” ujarnya saat dihubungi terpisah melalui sambungan
telepon.

Adapun pemberian vaksin booster, lanjut dia bisa memberikan
perlindungan yang jauh lebih baik, meski tetap ada risiko orang tersebut bisa
tertular COVID-19 yang virusnya terus bermutasi.

“Namun untuk dirawat di rumah sakit, kemungkinan kecil.
Jadi, booster ketiga itu penting. Orang yang sudah dapat vaksin booster ketiga
juga ternyata tidak semua berjalan efektif ada juga yang kadar antibodinya
rendah dan bisa tetap tertular,” terannya.

Dalam hal ini, maka menurutnya memang perlu untuk
dipertimbangkan kembali dilakukan suntikan vaksin keempat alias booster kedua
di Indonesia.

“Namun hal itu kan, belum dirancang pemerintah. Sekali
lagi, orang yang sudah dapat booster pun masih bisa rendah antibodinya,
khususnya yang mengidap penyakit khusus seperti kanker, HIV AIDS, orang dengan
lupus di awal pengobatan, mereka memiliki kekebalan rendah dan vaksinasi pun
tidak mencukupi,” jelas dia.

Keamanan Pemberian Banyak Vaksin

Soal keamanan pemberian banyak vaksin yang disuntikkan ke
tubuh manusia, Zubairi menyebut pada prinsipnya semua vaksin aman diberkan
meski bisa terjadi kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI).

“Vaksin itu sebetulnya aman walaupun ada KIPI. Kemudian
muncul narasi dan banyak beredar informasi yang menyebutkan kalau kebanyakan
vaksin itu bisa memicu gangguan kesehatan tertentu, itu kan sebetulnya adalah
kabar lama yang disebarkan lagi sekarang dan tidak terbukti,” ungkapnya.

Saat ini, kata dia justru vaksinasi malah menunjukkan lebih
banyak manfaatnya dibandingkan kekhawatiran efek samping yang berbahayanya.

“Semakin lama kan, diuji klinik dan yang divaksin
sekarang jumlahnya jutaan. Ini membuktikan manfaatnya ternya lebih besar
daripada efek sampingnya,” tandasnya.

Baca Juga

Share: Singapura Wacanakan Vaksinasi Booster Kedua, Amankah Kita Terus Disuntik Vaksin?