Sebagian orang merasa kebingungan
untuk menabung secara konsisten. Terdengar sepele, gaji bulanan dihabiskan
untuk nongkrong dan memburu diskon yang tidak perlu. Sebetulnya ada cara
menabung yang sudah ditinggalkan, tapi mudah dilakukan bagi milenial.
Cara menabung ini sempat menjadi
favorit bagi milenial dalam menyisihkan uang dan tidak perlu pusing memikirkan
berapa persen untuk disetor ke rekening tabungan. Jadi, bisa dibilang tidak menyiksa.
Menurut Tejasari Asad dari
Tatadana Consulting, cara menabung ini memang sudah jarang dilakukan oleh
banyak orang, bahkan mungkin sudah ditinggalkan. Namun, bagi mereka yang ingin
uangnya tidak mudah diambil, cara ini bisa dilakukan.
Apa saja cara menabungnya? Berikut
ini empat di antaranya:
1. Menabung di dalam stoples atau
wadah kaca transparan
Metode menabung di dalam stoples
atau wadah kaca transparan terbukti efektif untuk banyak orang. Kegunaan dengan metode ini dapat menyugesti
seseorang untuk melihat jumlah uang yang mereka tabung setiap hari. Ibaratnya
jika uangnya terlihat semakin banyak, apa yang kita impikan untuk membeli
barang seperti pakaian, mainan, bisa terkabul.
Jika ingin menyisihkan di dalam stoples
ini, sebaiknya di mulai dari pecahan sepuluh ribu atau dua puluh ribu. Jika
dihitung, dalam sebulan kita akan mendapatkan Rp600 ribu.
Baca Juga: Atur Keuangan Ketika Sudah Berkeluarga, Harus Bagaimana? | Asumsi
Teja menyarankan agar menabung
dengan cara ini konsisten dan tidak boleh diambil sampai tujuan tercapai.
“Memang kelemahannya tergiur untuk
diambil, karena kita melihat uang di wadah tersebut semakin banyak, tapi jika
untuk memulai belajar menabung tidak masalah,” katanya saat dihubungi
Asumsi.co, Minggu (18/7/2021).
2. Celengan
Sebagian orang mungkin sudah tidak
menggunakan celengan, tapi menabung dengan cara ini bisa sekalian bernostalgia
saat masih sekolah dulu. Caranya sama dengan menabung di dalam wadah, yaitu
menyisihkan uang kertas setiap hari.
Namun, karena uangnya tidak dapat
terlihat di celengan, kita akan terkejut sendiri. Karena, tidak berasa sudah
terkumpul jutaan rupiah.
Bagi yang ingin memulai menabung
di celengan, disarankan kan untuk membeli yang besar dan bentuknya unik. Jadi,
harus berpikir berkali-kali untuk memecahkannya.
Baca Juga: 4 Cara Mengajari Anak Menabung Sejak Dini | Asumsi
Kelemahan celengan menurut Teja
adalah tempatnya yang mudah pecah dan mudah diambil. Sebaiknya, letakkan
celengan di tempat khusus agar aman dan terhindar dari pencuri.
3. Sesuai tanggal
Cara menabung selanjutnya adalah
dengan metode sesuai tanggal. Cara menabung selanjutnya adalah dengan
menggunakan metode tanggalan. Menurut Teja, metode ini sangat disarankan.
“Menabung sesuai tanggal
memang sangat disarankan. Setelah habis gajian, kita bisa menyisihkan uang
untuk menabung dan ini harus rutin,” ujarnya.
4. Arisan
Arisan mungkin sudah jarang kita
temui saat sekarang. Biasanya arisan masih banyak di kalangan ibu-ibu
dibandingkan milenial. Namun, cara ini perlu juga digiatkan kembali, sebagai
menjalin silaturahmi dan memaksa kita untuk konsisten menabung. Di pandemi
ini, kita bisa memulai arisan online dengan kawan-kawan yang kita kenal.
Baca Juga: Tips Mengelola Keuangan di Umur 20 | Asumsi
Coba bayangkan, jika kita ikut
arisan sebesar Rp500 ribu pe rbulan dengan jumlah orang 20 orang. Berarti dana
terkumpul sebesar 10 juta. Lumayan banget, kan.
“Jika terkumpul uang tersebut bisa
diinvestasikan, seperti dibelikan emas, atau untuk membeli barang yang kita
inginkan,” ujar
Nah, itu dia empat cara menabung
yang sempat terlupakan. Meski demikian, Teja menyarankan apabila sudah terbiasa
menabung dengan empat cara di atas, sebaiknya ditingkatkan ke investasi atau
deposito.
“Memang untuk awalan memulai
menabung itu bagus. Namun, sekarang banyak marketplace yang memberikan
penawaran investasi atau deposito murah. Ada yang mulai dari seribu rupiah
untuk menabung emas, hingga seratus ribu untuk investasi,” katanya.
Ia berharap dengan keempat cara di
atas, bisa menjadi inspirasi memulai menabung lagi di masa pandemi ini.
“Semoda bisa menjadi inspirasi
untuk menabung di masyarakat selama pandemi,” katanya.