Isu Terkini

Menwa Dianggap Perlu Dibuat Seperti Komcad Demi Hindari Korban

Tesalonica — Asumsi.co

featured image
Antara Foto

Kegiatan dari Mahasiswa Resimen Mahasiswa (Menwa) di level kampus kembali memakan korban jiwa.

Setelah UNS Solo, kini mahasiswi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (UPNVJ) yang meregang nyawa saat mengikuti kegiatan Menwa.

Pengamat pendidikan menilai Menwa perlu lebih diawasi. Menwa pun bisa dikerahkan untuk membantu misi negara seperti komponen cadangan (komcad) yang digagas Kementerian Pertahanan.

Ditempa Seperti Komcad

Pengamat Pendidikan Doni Koesoema menjelaskan bahwa Menwa berdiri karena gerakan bela negara di kalangan para pemuda. Kala itu digagas oleh Jenderal TNI Abdul Haris Nasution pada tahun 1961.

Menwa ditempa ala militer untuk diikutsertakan dalam operasi pembebasan Irian barat. TNI yang memberikan pelatihan.

“Setelah Orde Baru Menwa masih terus dipertahankan dan membentuk markas yang terikat dengan komando militer setempat,” kata Doni saat dihubungi, Rabu (1/12/2021).

Doni menilai kekerasan yang terjadi di lingkup kegiatan Menwa masih tertanam hingga saat ini. Itu juga terjadi akibat fenomena senioritas.

Doni menyarankan Menwa direvitalisasi berdasarkan undang-undang terbaru soal pengelolaan sumber daya nasional. Misalnya seperti komponen cadangan (komcad) yang digagas Kementerian Pertahanan.

Jika Komcad ditempa untuk disiapkan sebagai perbantuan militer, maka anggota Menwa bisa dikerahkan untuk misi lain. Menurut Doni, Menwa bisa dikerahkan membantu misi negara menanggulangi pandemi virus corona.

Akan tetapi selama ini Menwa di kampus-kampus belum dikerahkan. Doni menilai kegiatan Menwa sejauh ini pun jarang dievaluasi, sehingga kerap muncul korban jiwa dari kegiatan yang menguras fisik atau bahkan memakai kekerasan.

“Namun, karena di kampus tidak profesional maka menimbulkan korban serta terjadi berulang-ulang,” tegas Doni.

Lebih Terawasi

Apabila Menwa ditempa dan dipersiapkan untuk misi negara, maka TNI bisa terlibat. TNI bisa memberikan pelatihan yang sesuai dengan kemampuan anggota Menwa seperti halnya Komcad.

Selama ini, Menwa cenderung diwarnai kegiatan yang bernuansa kekerasan oleh senior terhadap junior. Menurut Doni, hal itu bisa dihindari jika TNI yang memberikan pelatihan.

“Seharusnya TNI yang melakukan praktik pelatihan ini dengan standar internasional. Sehingga, jika calon anggota sakit mereka langsung memberhentikan proses kegiatan tersebut,” kata Doni.

Diketahui, Komcad merupakan program yang bisa diikuti warga sipil dengan rentang usia tertentu. Semuanya diberikan pelatihan militer dan pangkat.

Setelah pelatihan selama tiga bulan, anggota Komcad kembali ke profesinya masing-masing. Namun, harus selalu siap jika ada panggilan tugas yang berkenaan dengan urusan militer. Komcad bersifat komponen pendukung TNI.

Kasus Menwa UPN Veteran Jakarta

Aliansi mahasiswa UPN Veteran Jakarta mendesak pihak kampus dan Menwa terbuka mengenai penyebab kematian mahasiswi D3 Fisioterapi angkatan 2020 Fauziyah Nabilah atau Lala.

Diketahui, Lala meninggal dunia saat ikut pembaretan Menwa pada September lalu. Dia kelelahan kala mengikuti longmarch. Sempat dikira kesurupan oleh panitia, Lala kemudian meninggal dunia dalam perjalanan menuju RSUD Ciawi.

Menurut aliansi mahasiswa, ada kejanggalan dibalik kematian Lala yang belum terungkap. Oleh karena itu, mereka meminta kampus dan Menwa melakukan audiensi terbuka menerangkan kronologi dari awal hingga Lala meninggal dunia.

Sejauh ini, Rektorat UPN Veteran Jakarta sudah membekukan sementara kegiatan Menwa. Tim investigasi telah dibentuk guna menelusuri penyebab kematian Lala dalam kegiatan pembaretan Menwa.

Menwa juga dinyatakan mengadakan kegiatan kemahasiswaan tanpa izin. Seharusnya, tidak boleh ada kegiatan kemahasiswaan yang dilakukan oleh UKM di tengah pandemi virus corona.

Baca juga:

Share: Menwa Dianggap Perlu Dibuat Seperti Komcad Demi Hindari Korban