Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mulai menyiapkan roadmap transisi energi baru terbarukan (EBT) ke net zero emission pada 2060 mendatang. Kabarnya, Pembangkit Listrik bertenaga Nuklir (PLTN) menjadi salah satu roadmap tersebut dan terencana mulai operasi pada 2049.
Urgensi PLTN Indonesia: Melansir dari Bisnis.com, Pelaksana Tugas Kepala Pusat Riset dan Teknologi Bahan Gajian Nuklir (PRTBGN) Yarianto Sugeng Budi Susilo menilai PLTN menjadi peluang pengganti pembangkit listrik berbahan batu bata. PLTN juga penting dalam memiliki suplai energi yang stabil.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana memaparkan kalau PLTN memiliki target dengan capaian 40 GW di akhir 2060.
Dua syarat penting: Dikutip dari CNN Indonesia, Rida membeberkan saat ini terdapat dua syarat penting untuk mendirikan PLTN. Keduanya ialah political will atau kebijakan politik pemerintah dan sikap masyarakat dalam menerima transisi.
Tergantung dinamika lapangan: Rida menilai meskipun telah terencana pada 2049, namun realisasi tersebut bisa saja cepat atau lambat tergantung dinamika lapangan. Salah satunya, seperti perkembangan teknologi dan ketersediaan pembiayaan.
Pada periode 2021 hingga 2050 commercial operation date (COD) yang rencananya dimulai 2049 telah tercatat dalam roadmap menuju net zero emission di 2060.
Optimis target tercapai: Rida menepis persoalan butuh kerja keras dalam mencapai target transisi energi 2060. Faktanya, saat ini sumber pembangkit energi di Indonesia 90 persen berasal dari energi fossil.
Selain itu, 60 persen berasal dari batu bara. Walau seperti itu, Rida optimis untuk capai target yang diinginkan.
Baca Juga: