Pemerintah Prancis akan mengucurkan dana sebesar 520 juta euro (setara Rp8,3 triliun) untuk membantu program percepatan transisi energi hijau di Indonesia.
Prioritas Presidensi G20: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi usai pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Prancis Jean Y-ves Le Drian di Jakarta, Rabu (24/11/2021) mengatakan pemerintah Indonesia mengupayakan kolaborasi untuk mempercepat transisi energi yang juga menjadi prioritas Presidensi G20 Indonesia.
“Transisi energi bukan merupakan opsi, melainkan keniscayaan. Karena itu, kolaborasi diperlukan untuk mendukung transisi tersebut, antara lain melalui investasi dan transfer teknologi,” kata Retno, dikutip dari Antara.
Disaksikan Luhut: Komitmen tersebut tertuang dalam Letter of Intent (LoI) terkait kerja sama percepatan transisi energi di Indonesia yang ditandatangani oleh Duta Besar Perancis Olivier Chambard, Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves Basilio Dias Araujo, Country Director Agence Française de Développement (AFD) Emmanuel Baudran, dan Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Zulkifli Zaini di Jakarta, Rabu.
Penandatanganan LoI disaksikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian.
“Kami menyambut Prancis sebagai mitra strategis untuk mengembangkan industri berteknologi bersih dan berkelanjutan di Indonesia terutama di industri kemaritiman,” kata Luhut, dikutip dari Antara.
Transisi ke terbarukan: Dalam kesempatan sama, Menlu Prancis Jean Y-ves Le Drian mengatakan pihaknya sepakat untuk memberikan komitmen tersebut dalam upaya mendukung transisi ke energi hijau dan terbarukan.
“Saya rasa Prancis bisa ikut ambil bagian dalam percepat transformasi ini. Saya yakin akan banyak perusahaan Prancis yang ingin melakukan investasi di Indonesia terutama dalam bidang baterai mobil listrik,” kata Menlu Le Drian.
Global key player: Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves, Basilio Dias Araujo menyampaikan LoI ini akan mampu percepat implementasi transisi energi yang semula berbasis fosil menjadi energi baru terbarukan yang berkelanjutan dan bersih.
“Ini akan membuat Indonesia jadi salah satu global key player (pemain kunci global) dalam transisi energi di dunia,” kata Basilio.
Saran Bank Dunia: Sebelumnya, Bank Dunia menyarankan kepada Indonesia untuk memulai dan mempercepat transisi energi, salah satunya dengan meminta dukungan dari masyarakat internasional, baik itu dukungan finansial dalam bentuk investasi maupun transfer pengetahuan dari negara-negara yang lebih berpengalaman.
Menurut dia, bantuan teknis dari masyarakat internasional sangat dibutuhkan sebagai bekal untuk Indonesia dalam mempercepat dan mengejar ketertinggalan. Sementara transisi energi membutuhkan biaya yang tidak sedikit, sementara sumber pendanaan dalam negeri Indonesia terbatas.
Baca Juga: