Isu Terkini

Kritik Keras Rencana Mustafa Kemal Ataturk Jadi Nama Jalan di Jakarta

Ricardo — Asumsi.co

featured image
Ilustrasi: Unsplash/ Tansu Sayıner

Pemerintah Indonesia berencana untuk menjadikan bapak bangsa Turki Mustafa Kemal Ataturk menjadi salah satu nama jalan di Jakarta. Rencana itu menuai kritik dari sejumlah pihak, seperti MUI dan PKS.

Sosok kontroversial: Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menolak rencana pemerintah menjadikan Mustafa Kemal Ataturk sebagai nama jalan yang kabarnya di wilayah Menteng, Jakarta Pusat. Dia menilai presiden pertama Turki itu merupakan sosok pemimpin yang kontroversial. 

“Mustafa Kemal Attaturk adalah seorang tokoh yang sudah mengacak-acak ajaran Islam. Banyak sekali hal-hal yang dia lakukan yang bertentangan dengan ketentuan yang ada dalam Alquran dan assunnah,” kata Anwar dalam keterangannya.

Sekuler: Anwar juga menilai Mustafa Kemal Ataturk telah menerapkan kebijakan dengan menjauhkan ajaran agama Islam dari praktik kenegaraan. MUI menilai Mustafa Kemal Ataturk memiliki pemikiran yang sesat berdasarkan fatwa-fatwa MUI. 

“Mustafa Kemal Attaturk ini adalah seorang tokoh yang sangat sekuler yang tidak percaya  ajaran agamanya akan bisa menjadi solusi dan akan bisa membawa Turki menjadi negara maju. Jadi Mustafa Kemal Attaturk ini adalah seorang tokoh yang kalau dilihat dari fatwa MUI adalah orang yang pemikirannya sesat dan menyesatkan,” jelas Anwar. 

Mengecewakan rakyat: Anwar meyakini masyarakat Indonesia akan kecewa apabila pemerintah benar menjadikan Mustafa Kemal Ataturk sebagai salah satu nama jalan di Ibu Kota Jakarta. 

“Karena bagaimana mungkin sebuah negara yang bernama Indonesia yang berdasarkan Pancasila di mana sila pertamanya adalah Ketuhanan Yang Maha Esa lalu pemerintahnya akan menghormati seorang tokoh yang sangat sekuler dan melecehkan agama Islam yang menjadi agama dari mayoritas rakyat di negeri ini,” tutupnya. 

Kaji ulang: PKS meminta pemerintah mengkaji ulang rencana Mustafa Kemal Ataturk dijadikan nama jalan di Jakarta. Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid menyarankan pemerintah merujuk pada saat pemerintah Maroko menjadikan Soekarno sebagai nama jalan.

“Usulan tokoh sekuler Turki Kemal Pasha Ataturk untuk jadi nama jalan di Jakarta hendaknya dikaji ulang. Boleh saja memberikan nama jalan Soekarno di Ankara, tapi berlakulah seperti Maroko, di sana ada Jalan Soekarno, tanpa minta nama jalan Raja Maroko di Jakarta,” ujar Hidayat melalui akun Twitternya. 


Baca Juga:

Share: Kritik Keras Rencana Mustafa Kemal Ataturk Jadi Nama Jalan di Jakarta