Istilah sapioseksual sempat ramai dibicarakan di Twitter. Penyebabnya, cuitan salah satu warganet yang mengunggah tangkapan layar seorang wanita yang mengaku sapioseksual dan sedang mencari pasangan dengan kriteria khusus.
Wanita ini mengaku fetish dengan pria dengan jenjang pendidikan Strata 2 dan kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Tertarik Kecerdasan Seseorang
Cuitan ini mengundang perbincangan warganet karena topik sapioseksual merupakan sesuatu yang menarik untuk dibicarakan. Sebab, sapioseksual dianggap warganet sebagai bentuk ketertarikan seksual terhadap seseorang yang memiliki kecerdasan dan wawasan luas.
“Mau cari partner cuddle tapi gue picky banget. š gue sapioseksual alias fetish gue cowok2 S2 atau anak ITB. It’s sounds crazy. Pantes sampe sekarang gue jomblo. NB: me still in college,” tulis unggahan yang dicuit akun @adonetika.
cewe yg self-proclaim punya fetish cowo pintar itu ngga pernah subject matter, alias…
“gw suka bgt cowo jago astrofisika”
“gile jago transfer pricing ?”Nerds BTFO ?
instead, selalu berkenaan dengan status dan seleksi. makanya spesifik univ2 top aja. istilahnya cheat code. pic.twitter.com/XipY50ZWUD
ā ? Miri (@adonetika) October 5, 2021
Terus apa sih, sapioseksual itu? Jurnal berjudul Some people are attracted sexually to intelligence: A psychometric evaluation of sapiosexuality, yang dipublikasikan ScienceDirect tahun 2018, menyebutkan sapioseksual merupakan bentuk ketertarikan terhadap kecerdasan yang dimiliki seseorang.
Hasil penelitian tersebut menyebutkan, banyak orang yang menjadikan faktor kecerdasan sebagai kriteria penting untuk memilih pasangan. Menurut mereka, orang yang cerdas tampak lebih menarik.
Survei dilakukan terhadap 383 orang dewasa untuk mengetahui ciri-ciri yang mereka inginkan dari pasangan romantis, dan seberapa penting kecerdasan menjadi kriteria dalam memilih pasangan.
“Cerdas menjadi kualitas diri yang menempati peringkat kedua sebagai sifat yang paling diinginkan oleh banyak orang sebagai kriteria pasangan setelah baik hati dan pengertian,” tulis penelitian yang dilakukan Gilles Gignac dan timnya dari University of Western Australia.
Bukan Hal Aneh
Selain kecerdasan, di dalam riset yang sama disebutkan unsur lain yang dimiliki oleh orang yang sapioseksual adalah tertarik pada orang yang memiliki kepribadian yang menarik dan santai sebagai daya tarik.
Psikolog dari Tibis Sinergi, Tika Bisono menilai wajar seseorang yang merasa dirinya sapioseksual. Ia mengatakan, sapioseksual adalah hal yang secara psikologis normal karena menganggumi sisi positif dari orang lain.
“Ini bukan keanehan. Bukan sesuatu yang perlu diperdebatkan kalau kita mengagumi sesuatu yang positif. Kekaguman terhadap seseorang bisa karena macam-macam. Enggak selalu fisik,” jelas Tika kepada Asumsi.co melalui sambungan telepon, Rabu (6/10/2021).
Diawali Ketertarikan Fisik
Meski demikian, menurutnya orang yang merasa sapioseksual bisa tertarik pada kecerdasan seseorang sebetulnya karena awalnya tertarik pada penampilan orang tersebut. Seseorang bisa diketahui cerdas, karena sebelumnya sudah melakukan interaksi dengan melakukan penilaian fisik.
“Kecerdasan itu memang jadi tolak ukur ketertarikan terhadap seseorang. Sebetulnya ketika berkenalan dengan orang baru pasti first impressions dari fisik dan attidude orang tersebut,” ujarnya.
Ketertarikan fisik ini, kata dia, merupakan sikap orang tersebut sopan atau tidak saat mengobrol, kemudian rapi dari segi rambut, pakaian, dan sebagainya.
“Mana kita tahu juga orang itu lemot atau enggak misalnya, kalau enggak ada ngobrol dan ketertarikan fisik dulu awalnya. Intinya, dari kacamata ketertarikan seksual secara psikologis, sapioseksual baik-baik saja dan suka-suka orang tipe ketertarikan seksualnya bagaimana terhadap pasangannya,” pungkas Tika Bisono.