Vaksin Covid-19

Booster Jadi Rebutan, Kemenkes Klaim Seluruh Vaksin di RI Sesuai Peruntukan

Ray Muhammad — Asumsi.co

featured image
Mat Napo/ Unsplash

Pemerintah Indonesia mendatangkan banyak jenis vaksin untuk memenuhi kebutuhan vaksinasi bagi masyarakat, mulai dari CoronaVac yang merupakan produksi Sinovac, AstraZeneca, Moderna, hingga Pfizer. Terkini, Indonesia akan kedatangan vaksin Novavax dan Johnson & Johnson untuk digunakan pada tahun ini juga. 

Selain itu vaksin Merah Putih yang proses pengembangannya dilakukan di tanah air juga ditargetkan bakal digunakan pada tahun depan. Lantas apakah manfaat dan peruntukan seluruh vaksin yang sudah ada dan segera hadir di Indonesia sejauh ini sudah sesuai? 

Penyesuaian Vaksin Buat Anak

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi memastikan sejauh ini penggunaan vaksin di indonesia mengedepankan keamanan serta target usia peruntukan vaksinasinya. 

Ia mencontohkan, seperti untuk anak usia 12 hingga 17 tahun yang hanya diizinkan divaksinasi Covid-19 dengan menggunakan Sinovac atau Pfizer. Dengan demikian, ia menegaskan Kemenkes telah mengatur masing-masing merek vaksin sesuai dengan peruntukannya.

“Selain Sinovac memang ada Pfizer yang memang kemarin ini diberikan izin penggunaannya untuk usia 12 sampai 17 tahun. Ini sudah sesuai pemanfaatannya kok,” kata Nadia kepada Asumsi.co melalui sambungan telepon, Jumat (27/8/21). 

Menurutnya, hal ini mempermudah program vaksinasi khususnya dari aspek penyesuaian serta fokus dari setiap masing-masing vaksin sesuai dengan targetnya. Ia optimistis vaksinasi anak akan berjalan dengan baik dengan adanya dua platform vaksin yang bisa digunakan. 

“Jadi ini sudah disiapkan dan disesuaikan semua. Kami juga selama ini berdiskusi dengan ITAGI (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization) yang sejauh ini hanya merekomendasikan Pfizer dan Sinovac masing-masing dua dosis buat anak-anak dan boleh pilih. Maka kami mengikutinya. Sedangkan, AstraZeneca hanya untuk dewasa dan tidak buat anak,” ujarnya. 

Vaksin JJ Datang September

Wanita yang juga menjabat sebagai Direktur Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes ini memastikan, bila sesuai rencana Indonesia akan kedatangan vaksin Johnson & Johnson (JJ) pada September tahun ini. “Iya, rencananya datang September dan vaksin ini adalah hibah disertai adanya perjanjian bilateral dengan Belanda,” katanya.

Nadia memastikan, persediaan vaksin JJ bisa digunakan oleh masyarakat umum secara gratis. Vaksin ini diketahui hanya cukup sekali suntik yang tentu efektif digunakan masyarakat yang takut disuntik dua kali atau tinggal di daerah terpencil dan perbatasan.

Masyarakat di luar pulau Jawa yang mungkin kesulitan menjangkau fasilitas layanan kesehatan serta terkendala akses menerima vaksin yang jauh dari daerah mereka tentu perlu menjadi pertimbangan untuk diprioritaskan menerima distribusi vaksin JJ.

Saat disinggung terkait hal ini, ia mengatakan saat ini sudah banyak daerah terpencil atau daerah luar pulau Jawa yang masih bisa dijangkau akses distribusi vaksin. 

Ia mencontohkan seperti Papua, yang menurutnya saat ini masih bisa dijangkau distribusi vaksin. Namun, dirinya tak menutup kemungkinan vaksin JJ juga didistribusikan ke sana.

“Di Papua selama aksesnya memungkinkan tetap bisa. Pfizer ini misalnya juga kita rencanakan distribusikan ke sana, sambil menyiapkan infrastrukturnya yang Insya Allah bisa dilakukan,” ucapnya.

Bagaimana Vaksin Lainnya?

Sementara itu, vaksin Novavax juga direncanakan datang ke Indonesia dalam waktu dekat. Nadia mengatakan vaksin ini siap digunakan bulan depan.

“Novavax ada di rencana kita itu kemungkinan digunakan bulan September digunakan untuk umum,” kata dia.

Sedangkan vaksin Merah Putih yang saat ini masih dalam tahap uji pra klinis, ditargetkan bakal siap digunakan pada tahun 2022.

Akan tetapi, lanjut dia hal ini tergantung pada dinamika dan percepatan hasil uji klonis dan proses perizinan penggunaan daruratnya. 

“Vaksin Merah Putih kita tunggu selesai uji klinisnya nanti dari situ BPOM yang akan menerbitkan izin penggunaan darurat. Belum tahu juga targetnya tapi kira-kira tahun depan,” tuturnya.

Adapun vaksin Sputnik V buatan Rusia, sejauh ini belum bisa dipastikannya masuk ke Indonesia dan bagian dari program vaksinasi. “Saat ini, belum ada rencana sputnik akan digunakan dalam program vaksinasi di negara kita,” ungkapnya.

Tak Mau Disalahkan Moderna Jadi Rebutan

Siti Nadia Tarmizi juga angkat bicara soal sikap masyarakat yang mempertanyakan ketegasan Kemenkes RI menyusul vaksin Moderna yang jadi rebutan kepala daerah, pejabat pemerintah, hingga influencer sebagai booster.

Ia mengatakan Kemenkes telah menyikapinya dengan mengeluarkan surat edaran dari Dirjen P2P yang ditujukan kepada kepala-kepala daerah bahwa vaksin dosis ketiga hanya untuk nakes. 

“Kemudian kita tahu bahwa kepala dinas kesehatan provinsi, kabupaten/kota, direktur rumah sakit atau kepala fasilitas layanan kesehatan itu harus membuat pakta integritas yang meyakinkan bahwa orang-orang yang diberikan vaksinasi itu harus sesuai sasarannya,” terangnya.

Ia tak mau Kemenkes disalahkan atas hal ini. Menurutnya fungsi pembinaan kepala daerah agar tidak menggunakan vaksin khusus tenaga kesehatan adalah tugasnya Kementerian Dalam Negeri RI.

“Kita tahu bahwa Pemda itu ada di bawah pimpinan Kemendagri. Tentu kalau kita bicara kepala dinasnya, melakukan hal yang tidak sesuai tentu atasannya yang harus menegur. Pedomannya kan sudah jelas,” terangnya.

Share: Booster Jadi Rebutan, Kemenkes Klaim Seluruh Vaksin di RI Sesuai Peruntukan