Olimpiade Tokyo 2020 akhirnya resmi digelar setelah ditunda setahun lamanya akibat pandemi COVID-19. Upacara pembukaan (opening ceremony) yang dimulai pada pukul 18.00 WIB di Olympic Stadium, Tokyo, Jepang, Jumat (23/7) berlangsung di bawah pembatasan ketat.
Upacara digelar tanpa dihadiri penonton, bahkan sponsor, demi menekan laju penularan virus corona. Meski tanpa penonton, pembukaan event yang mengusung motto ‘United by Emotion’ tersebut tetap berlangsung megah.
Pakaian adat Bali
Saat parade atlet (defile), seluruh perwakilan diwajibkan memakai masker saat memasuki lapangan stadion. Indonesia yang berada di urutan ke-22 saat defile diwakili oleh sepuluh orang saja, dengan atlet surfing putra Rio Waida dipercaya sebagai pembawa bendera.
Rio tampil mengenakan pakaian adat Bali, Payas Madya.
“Kontingen Indonesia hanya hadir 10 personil, tetapi semangat kami mewakili semua wakil Merah Putih, bahkan masyarakat Indonesia yang menyaksikan Olimpiade Tokyo ini dari rumah masing-masing,” kata Chef de Mission (CdM) Indonesia, Rosan P. Roeslani.
“Perjalanan Kontingen Indonesia di Olimpiade edisi ke-32 ini resmi dimulai. Semoga atlet-atlet kita bisa menampilkan peforma terbaik mereka sehingga berhasil memenuhi target peningkatan peringkat yang diberikan pemerintah.”
Selain parade, terdapat pula acara seni dan budaya dengan dipadu teknologi tinggi, seperti permainan cahaya dan laser.
Sebagai bentuk penghormatan terhadap para tenaga kesehatan, panitia mengundang Arisa Tsubata, atlet tinju putri kebanggaan Jepang yang juga berprofesi sebagai perawat. Mimpi Tsubata untuk tampil di Olimpiade pupus setelah Komite Olimpiade Internasional (IOC) membatalkan jadwal kualifikasi cabang olahraga tinju yang seharusnya berlangsung Juni lalu.
Pembatalan turnamen kualifikasi juga terjadi di berbagai cabang olahraga lainnya akibat angka kasus yang masih tinggi.
Dukungan terhadap olimpiade juga ditunjukkan oleh pihak kekaisaran Jepang, Kaisar Naruhito yang menghadiri langsung acara pembukaan. Pembukaan juga diisi dengan upacara mengheningkan cipta terhadap korban COVID-19.
Tim panahan melaju ke babak selanjutnya
Di hari yang sama, tim panahan yang telah memulai perjuangannya mencatat hasil mengagumkan. Di nomor recurve putri individu, Diananda Choirunnisa lolos ke babak 32 besar setelah mencatatkan skor 631.
Nisa, begitu panggilannya, akan berhadapan dengan pemanah asal Denmark, Maja Jager, di babak yang akan berlangsung Selasa (27/7) nanti.
Begitu pula ketiga pemanah putra lainnya yang lolos ke babak 32 besar nomor recurve individu. Riau Ega Salsabilla berada di peringkat 15 (666), Alviyanto Bagas Prastyadi rangking 26 (658), dan Arif Dwi Pangestu rangking 32 (655).
Di nomor beregu, tim putra Indonesia lolos ke babak delapan besar setelah menempati rangking tujuh dengan mengoleksi total 1.979 poin. Diananda dan Ega juga mengamankan satu tempat di babak perempat final setelah mengoleksi total 1.297 poin dan berada di peringkat 15.
Pelatih Tim Panahan, Permadi Sandra Wibawa, mengatakan tim telah memberikan penampilan terbaik di tengah tekanan.
“Kami tinggal fokus di babak berikutnya. Atlet akan Kami jaga supaya tetap nyaman dan tenang agar tidak ada hambatan dalam usaha meraih medali,” ujar Permadi.
Bagi Ega, berjuang melewati babak eliminasi adalah kunci utama. “Jadi saat masuk babak utama dan mengejar medali, Kami tidak perlu melihat lawan lagi. Yang penting main bagus, lepas, dan semoga bisa memberikan yang terbaik,” ujar peraih medali perunggu Asian Games 2018 itu.