Covid-19

Corona Varian Baru Menular Lewat Anjing, Ahli: Perlu Lebih Banyak Penelitian

Nadia — Asumsi.co

featured image
Foto: Unsplash/CDC

Tim peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Duke di Amerika Serikat (AS) menyatakan bahwa mereka menemukan Virus Corona yang ditularkan anjing (Canine Coronavirus) pada spesimen pasien pneumonia di Malaysia pada tanggal 22 Mei 2021. Namun, para ahli mengatakan tidak perlu khawatir terhadap virus tersebut.

Dilansir dari Malay Mail (2/6/21), menurut ahli imunologi Veteriner Universitas Putra Malaysia (UPM) Dr Farina Mustaffa Kamal, tidak ada bukti yang menunjukkan adanya penularan antarspesies. Dia juga mengatakan bahwa perlu melakukan lebih banyak penelitian untuk benar-benar melihat penularan virus corona dari anjing ke manusia.

Dr Farina juga menanggapi pemberitaan yang berjudul ‘New Coronavirus Detected in Patients at Malaysian Hospital; The Source May Be Dogs’ yang diterbitkan oleh The US National Public Radio. Dia menekankan bahwa penelitian tersebut tidak menunjukkan adanya penularan antara anjing peliharaan dan manusia, serta meminta pembaca laporan tersebut untuk tidak panik.

“Terkadang orang percaya pada laporan ini dan langsung mengambil kesimpulan” ujar Farina.

Baca juga: Nama Baru Buat Varian Covid-19, Diyakini Memupus Stigma

Ahli Epidemiologi FKM UI, dr. Syahrizal Syarif, MPH,Ph.D mengatakan bahwa varian virus baru, termasuk virus corona pada anjing sama seperti virus lainnya yang memiliki kemampuan shifting dan drifting.

“Varian virus baru sama seperti virus lainnya, yaitu memiliki kemampuan shifting dan drifting. Kalau shifting itu bisa melakukan perkawinan antar virus sejenis, seperti influenza tipe grand mexico itu perkawinan antara H1N1 pada manusia, burung, dan H1N1 babi.” Tuturnya saat dihubungi Asumsi.co, Kamis (3/6/21).

Ia juga memaparkan apa alasan virus baru disebut sebagai varian. “Ini merupakan mutasi varian-varian. Kenapa disebut varian, karena dia punya kemampuan drifting, jadi kalau dia bereproduksi, memperbanyak diri itu rantai pasangnya bisa berubah. Itu biasa saja. Ribuan, varian itu di dunia ini ada ribuan. Namun, beberapa varian karena mutasinya terjadi istilahnya itu spy protein, di tanduk dari virus, sehingga dia menjadi varian non concern.” tuturnya.

Selain itu, dr. Syahrizal Syarif juga menyatakan bahwa cara penularannya masih sama, yaitu melalui droplet infection. Sampai saat ini, masih banyak varian virus Covid-19 baru yang masih terus diteliti.

“Sampai hari ini, yang terbukti dari seluruh varian, seperti varian India, Inggris, Afrika Selatan, atau mana pun, varian-varian yang masuk di WHO (variant of concern) itu diteliti terus. Tetapi fakta yang terbukti itu hanya baru di soal varian tersebut mampu menular lebih mudah.” terangnya.

Antisipasi Virus Corona Varian Baru di Indonesia

Menurut dr. Syahrizal Syarif, WHO saat ini memiliki tim yang terus meneliti varian baru, yang diamati dari enam aspek.

Apakah varian baru lebih menular?

Apakah varian baru lebih ganas?

Baca juga: Mengenal Triple Mutant, Penyebab Melonjaknya Kasus Covid-19 di India

Apakah varian baru menimbulkan gejala klinis yang berbeda?

Apakah varian baru bisa tetap dideteksi PCR yang sekarang?

Bagaimana dampak varian baru, apakah bisa diobati dengan terapi-terapi yang ada sekarang?

Apakah efektivitas vaksin berkurang karena varian baru ?

Ia juga menuturkan bahwa sampai saat ini, aspek yang baru terbukti baru satu aspek, yaitu bahwa varian baru lebih mudah menular dibanding dengan varian lain ataupun varian lama.  Varian akan terus muncul selama virus ada. Maka dari itu, menurutnya ada dua hal yang harus dilakukan:

“Yang mesti dilakukan hanya dua. Pertama, pemerintah harus melakukan vaksinasi secepat-cepatnya dan sebanyak-banyaknya. Yang kedua adalah harus tetap menjalani protokol kesehatan. Karena kalau proses penularan di masyarakat berkurang, maka munculnya varian baru juga akan berkurang” ujarnya.

Share: Corona Varian Baru Menular Lewat Anjing, Ahli: Perlu Lebih Banyak Penelitian