Kesehatan

Varian Baru Virus Flu Burung Ada di Tiongkok, Penularannya Perlu Diwaspadai

Ray Muhammad — Asumsi.co

featured image
Unsplash/Phoenix Han

Pandemi Covid-19 yang melanda berbagai negara belum juga mereda, muncul kabar virus flu burung varian baru pertama di dunia, H10N3, yang ditemukan di Tiongkok. Pemerintah negara setempat pun mengonfirmasi hal ini, Selasa (2/6/21).

Tidak Mudah Menular

Straits Times, seperti dilansir CNBC, melaporkan, Komisi Kesehatan Nasional Cina (NHC) menginformasikan adanya seorang pria berusia 41 tahun dirawat di rumah sakit dengan gejala demam, di kota di timur Provinsi Zhenjiang.

Pria tersebut dilaporkan sakit pada 28 April lalu dan setelah melalui serangkaian pemeriksaan medis, ia didiagnosis mengidap H10N3 sebulan kemudian.

NHC memastikan, virus strain baru ini tidak mudah menular. Selain itu, mereka memastikan kondisi pria yang terinfeksi H10N3 ini dalam kondisi yang stabil. 

Kontak terdekat pria tersebut sudah dilakukan penelusuran. Hasilnya, tidak ada yang merasa mengalami gejala tertular virus ini. “Risiko penyebaran skala besar sangat rendah. Kontak dekatnya tidak melaporkan ‘kelainan’,” kata NHC.

Virus flu burung diketahui menjadi endemi pada manusia sejak kemunculannya di Tiongkok pada akhir 2016 hingga 2017 dengan serangan flu burung strain H7N9.

 Baca juga: AS Terjunkan Intelijen Cari Tahu Asal-Usul Covid-19, RI Dukung Penyelidikan WHO | Asumsi

Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization/FAO) PBB mengungkapkan H7N9 telah menginfeksi 1.668 orang dan merenggut 616 nyawa sejak 2013.

Varian Baru Flu Burung Perlu Diwaspadai

Meski H10N3 dilaporkan tidak mudah menular, namun Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok tetap ekstra waspada terhadap penularannya. Mereka mendesak dilakukannya pengawasan yang lebih ketat di lingkungan peternakan unggas, pasar, dan burung liar.

Dokter Spesialis Paru RS Persahabatan dr. Erlina Burhan mengamini flu burung umumnya memang tidak mudah menular kepada manusia, seperti halnya Covid-19 dan varian virus turunannya. 

Pasalnya, penularan virus ini melalui unggas sebagai perantaranya. Manusia bisa tertular bila melakukan kontak dengan unggas yang terinfeksi.

“Kalau flu burung itu kan, biasanya penularan tidak manusia ke manusia tapi unggas ke manusia. Ini lebih aman asalkan tidak kontak dengan unggas,” kata Erlina kepada Asumsi.co melalui sambungan telepon, Rabu (2/6/21).

Ia hanya mengingatkan para peternak unggas harus mewaspadai varian baru virus ini. Diharapkannya, H10N3 tidak menyebabkan penularan antar manusia.”Kalau strain baru ini manusia ke manusia perlu waspada. Bisa kemana-mana penularannya,” ungkapnya.

Baca juga: Nama Baru Buat Varian Covid-19, Diyakini Memupus Stigma | Asumsi

Hal senada juga disampaikan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) dr Ari Fahrial S SpPD. Ia mengatakan, virus flu burung sebelumnya tidak mudah menular kepada manusia.

Akan tetapi, menurutnya, perkembangan virus ini harus terus diamati karena sifat penularannya bisa berbeda daripada virus flu burung yang sudah ada.

“Makanya harus kita terus ikuti perkembangannya. Kekhawatiran penularan virus yang mudah terjadi antara manusia tetap harus diantisipasi,” ujarnya.

Share: Varian Baru Virus Flu Burung Ada di Tiongkok, Penularannya Perlu Diwaspadai