Bengong atau melamun biasa dilakukan sebagai bentuk pelarian dari persoalan yang dihadapi sehari-hari. Ketika melamun, manusia akan memikirkan segala momen yang pernah dialami atau membayangkan hal-hal yang akan dikerjakan.
Melamun juga erat dikaitkan dengan sifat malas karena berpotensi kehilangan fokus pada lingkungan di sekitar. Kebanyakan orang juga menganggap bengong hanya membuang-buang waktu karena terlihat tidak melakukan aktivitas apapun.
Namun, siapa sangka bahwa melamun menyimpan segudang manfaat yang dapat menjaga kesehatan mental manusia. Dalam sebuah jurnal Frontiers yang dikutip
The Washington Post, melamun atau
daydreaming dalam istilah bahasa Inggris ternyata dapat meningkatkan kemampuan kreativitas.
Adalah hal wajar bagi setiap orang untuk mengumpulkan berbagai khayalan di dalam kepala. Merenung ketika mandi juga bisa jadi langkah efektif menemukan ide-ide baru.
Dosen Fakultas Psikologi Universitas Pancasila, Aully Grashinta menjelaskan, melamun adalah mekanisme spontan dari otak yang tidak bisa dilakukan dengan sengaja. Menurutnya, manfaat melamun lebih mengarah pada penurunan tekanan di dalam pikiran.
“Kita bicara soal definisi melamun sendiri, melamun biasanya membuat pikiran kosong. Itu tidak disengaja karena memang berasal dari mekanisme spontan otak. Manfaatnya untuk kesehatan lebih ke turunnya tension dari pikiran dan emosi yang muncul,” kata Aully ketika dihubungi Asumsi lewat sambungan telepon.
Dari sudut pandang psikologi, Aully membenarkan melamun cenderung dilakukan oleh orang yang sedang fokus pada satu hal. Biasanya, kata dia, bengong merupakan efek dari seseorang yang tidak bisa membagi pikiran ketika mengalami kejadian atau perasaan tertentu.
Jika terlalu sering melamun, Aully menyarankan orang-orang yang berada di dalam masalah untuk berusaha menenangkan pikiran. Meditasi dinilai dapat menjadi salah satu cara membuat pikiran lebih rileks.
Ia menyampaikan, meditasi dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan preferensi bahkan kepercayaan masing-masing seperti Yoga bagi masyarakat umum atau salat bagi umat Islam.
“Kalau meditasi, kita memang berusaha mengosongkan pikiran. Mirip seperti melamun untuk menenangkan (pikiran), lalu menurunkan tekanan di otak dan membuat jiwa lebih tenang. Hanya beda cara saja,” ujarnya.
Pandemi Covid-19 pun turut memaksa aktivitas manusia terbatas di berbagai sektor, termasuk kehidupan sehari-hari manusia di penjuru dunia. Penyekatan jalan, penutupan pusat perbelanjaan hingga kewajiban lockdown di beberapa negara membuat manusia rentan mengalami masalah mental.
Menanggapi hal ini, profesor psikologi dari New York University,
Gabriele Oettingen menyarankan pekerja yang sering melakukan rapat virtual untuk rutin membayangkan hal-hal yang diinginkan sejenak selepas bekerja. Memikirkan makanan enak atau bertamasya ke tepi pantai dapat menjadi contoh penenang pikiran sementara.
Selain membuat pikiran rileks, melamun dapat mengatur kehawatiran berlebih akibat beban kehidupan. Dengan bengong, manusia bisa lebih menerima kenyataan yang sering tidak sesuai dengan harapan.
Berkutat dengan segala urusan pekerjaan dan urusan rumah tangga yang tercampur selama lockdown pun diklaim dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang. Melamun beberapa menit ternyata dapat meningkatkan mood menjadi lebih baik dalam memulai aktivitas sehari-hari.
Dalam studi
Georgia Intitute of Technology, para daydreamers atau yang rutin melamun cenderung lebih produktif jika diberikan pekerjaan. Bengong diklaim mampu menghasilkan pikiran yang lebih jernih dan segar jika dilakukan dengan porsi yang cukup.
Di sisi lain, terlalu banyak melamun tidak baik bagi kesehatan dan berisiko menghadirkan masalah baru seperti kekhawatiran berlebih dan depresi. Psikoterapis sekaligus penulis buku ‘A Clinician’s Guide to Dream Theraphy’,
Leslie Ellis Ph.D menyatakan bahwa bengong dapat memengaruhi kondisi psikis seseorang ketika sudah tidak bisa membedakan khayalan dan kenyataan.
Ia tidak menyarankan melamun dilakukan selama berjam-jam karena dapat memisahkan konsentrasi kita dengan tanggungjawab yang ada. Selain itu, bengong terlalu sering dapat merusak hubungan dengan orang lain dan memunculkan perasaan negatif yang berlebihan.