Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut pemerintah kini sudah menyiapkan sejumlah langkah antisipatif, jika laju penularan Covid-19 mencapai angka 40.000 kasus dalam sehari. Luhut menyebutkan, persiapan ini perlu karena peningkatan kasus diprediksi masih akan terus terjadi.
“Angka ini bisa terus naik. Kemarin 29 ribu, bisa saja mungkin nanti sampai 40 ribu atau lebih,” ujar Luhut, dalam konferensi pers yang digelar secara daring di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (6/7/2021).
Pria yang diamanatkan oleh Presiden Jokowi untuk mengomandoi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat ini menyatakan, langkah yang disiapkan di antaranya menjamin ketersediaan obat, oksigen, sampai tempat tidur di rumah sakit. Komunikasi dengan luar negeri bilamana butuh bantuan pun, sudah dilakukan.
“Kita sudah komunikasi dengan Singapura, kita komunikasi juga dengan Tiongkok, dan sumber-sumber lain. Jadi sebenarnya, semua secara komprehensif sudah kita lakukan,” kata Luhut.
Untuk ketersediaan oksigen misalnya, ia tak memungkiri kalau sempat terjadi kelangkaan. Namun, sejak tiga hari lalu pihaknya sudah mendatangkan oksigen dari daerah yang penularannya kecil ke Jawa. Selain itu, oksigen dari industri, selama PPKM Darurat ini juga diarahkan 100 persen untuk kesehatan.
Peningkatan kasus sampai 40 ribu bahkan lebih tentu bukan yang diharapkan semua pihak. Namun melihat situasi saat ini, kemungkinan apapun bisa saja terjadi. Dan kesiapan menjadi satu keharusan dalam mengatasi lonjakan pandemi Covid-19.
“Tapi kalau nanti kasus ini lebih dari 40 ribu, 50 ribu sehari, kita tentu akan membuat skenario siapa yang akan nanti kita tolong. Oksigen itu bisa misalnya, sudah siap untuk peningkatan kasus sampai 60 ribu, 70 ribu. Kita juga terus memantau kondisi di luar Jawa yang sudah mulai bergejolak,” tutur Luhut.
Baca Juga: Luhut Bantah Covid-19 Tak Terkendali: Satu Persatu Masalah Kita Selesaikan dengan Baik | Asumsi
Kemenkes Siapkan Ratusan Tempat Tidur Pasien Covid-19
Kemenkes juga sudah mempersiapkan rumah sakit baru seperti di Asrama Haji Pondok Gede yang mampu menampung lebih dari 800 pasien. Begitu juga dengan TNI Polri, yang sudah siap dengan sejumlah rumah sakit daruratnya di berbagai daerah. Paket obat untuk mereka yang isoman dengan gejala ringan juga sudah disiapkan.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi membenarkan, saat ini salah satu upaya yang dikejar pemerintah adalah menyiapkan rumah sakit-rumah sakit baru untuk pasien Covid-19.
Dari sejumlah daerah di Jawa, DKI Jakarta menjadi provinsi dengan kebutuhan tempat tidur yang tinggi. Oleh karena itu, pihaknya saat ini sudah membuka kerja sama dengan BNPB untuk menyiapkan 900 tempat tidur baru untuk pasien Covid-19 di Wisma Haji Pasar Rebo.
“Selain 900 tempat tidur, ditambah ada 50 tempat tidur ICU bekerja sama dengan Kementerian BUMN juga di Wisma Haji,” ucap Budi, dalam kesempatan yang sama.
Untuk isolasi, bekerja sama dengan BNPB, pihaknya sudah menyiapkan 7.000 kamar tidur di Rusun Nagrak dan Rusun Pasar Rumput. Selain itu, untuk pasien positif yang isolasi di rumah, Kemenkes juga menyediakan layanan telemedicine agar pasien tetap bisa berkonsultasi dengan dokter, dan mendapat layanan kesehatan secara daring.
”Untuk sementara layanan telemedicine dengan 11 platform ini dilakukan di DKI. Dan berlaku untuk orang yang terkonfirmasi positif Covid-19. Kalau mereka konsultasi dengan telemedicine akan digratiskan oleh telemedicine dan obat-obatan digratiskan oleh kami,” kata Budi.
Baca Juga: Luhut Pandjaitan: 90% Penularan di Jakarta Itu Sudah Varian Delta | Asumsi
Strategi ini, sesuai arahan Presiden Joko Widodo akan direplikasi ke daerah lainnya. Beberapa daerah seperti Jawa Barat bahkan sudah lebih dulu melakukan strategi seperti telemedicine.
Target Vaksin Ditingkatkan Dua Kali Lipat
Adapun mengenai vaksinasi, target satu juta vaksinasi selama Juli ini akan terus dikejar. Jokowi juga mengarahkan agar pada Agustus 2021, target naik dua kali lipat menjadi dua juta vaksinasi dalam sehari.
Pada Juli ini, akan datang lagi 31 juta dosis vaksin. Sementara pada Agustus mendatang, akan datang 45 juta dosis vaksin.
“Delta ini memang naiknya sangat cepat. Maka dari itu, kami juga terus lakukan pemantauan. Sementara ini, ada dua provinsi di Kalimantan dan lima provinsi di Sumatera yang terus kami pantau,” imbuh Budi.