Pernyataan pesepakbola Marc Klok yang pindah dari pilar Persija ke kubu rivalnya, Persib Bandung, membuat Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) angkat bicara. Plt General Manager APPI, Mohammad Hardika Aji menilai, keputusan Marc pindah klub menjadi kontroversi karena muncul berbagai isu liar di tengah publik.
Isu Liar Dinilai Warnai Perpindahan Marc Klok
Hardika Aji menilai wajar, hal yang tak terinformasikan dengan baik ke publik, bisa memicu perbincangan kontroversial, bahkan anggapan yang keliru.
“Sebenarnya ini karena tidak terinformasikan ke publik. Justru saya mengapresiasi kalau antara Mark Klok dan Persija mengambil langkah win-win solutions, dengan sepakat untuk menyelesaikan kontrak bersama-sama,” jelas Hardika Aji kepada Asumsi.co melalui sambungan telepon, Selasa (6/7/21).
Ia menambahkan, selama ini justru sama sekali tidak ada kasus yang memicu konflik antara Marc dengan Persija. Justru, kata dia, situasi memanas karena adanya isu liar dan persepsi salah di benak publik.
“Terlihat enggak ada case, enggak ada legal dispute. Mereka sebenarnya mengakhiri kontrak secara kekeluargaan. Kalau ada yang salah di satu pihak atau enggak terima istilahnya, pasti dibawa ke pengadilan,” katanya.
Menurutnya, sejak awal Marc Klok menunjukkan itikad baik menyelesaikan persoalan yang dihadapinya di internal Persija, tanpa melibatkan gugatan ke meja hijau.
Baca juga: Eksklusif: Marc Klok Menjawab Kepindahannya dari Persija | Asumsi
“Ini gara-gara isu liar jadi muncul desas-desus yang kontroversial. Semakin jadi ramai karena kepindahan Mark Klok ke Persib memicu hadirnya isu lain yang bikin panas. Kalau isu hukum menurut saya, sudah clear,” ujarnya.
Ia bisa menyimpulkan demikian karena, kedua pihak mengakhiri kontrak secara bersama-sama karena adanya ketidaksepakatan salah satu pihak. Dengan demikian, persoalan selesai secara hukum.
“Tapi dari sudut pandang publik, ini isunya jadi macam-macam. Mungkin memang Marc ada merasa rugi kayak dia enggak dapat yang sesuai dengan yang ada di kontrak, atau kontrak yang seharusnya sekian tahun jadi sekian bulan. Ini semestinya hal yang memang bisa diantisipasi. Cuma menurut saya dari segi hukum, sudah selesai,” tuturnya.
Perlindungan Hukum Pemain Sepak Bola di Masa Pandemi
Pada kesempatan ini, Hardika Aji turut menjelaskan soal perlindungan hukum bagi para pemain sepak bola terutama di masa pandemi COVID-19 yang membuat mereka harus banyak menganggur karena berbagai pertandingan sepak bola ditunda.
Ia memastikan, saat ini Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), dan pihak-pihak terkait mengikuti arahan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) terkait perlindungan hukum dan jaminan bayaran mereka selama pandemi berlangsung.
“SK (surat keputusan) PSSI sudah dinyatakan pihak kesekjenan kalau aturan soal kontrak dan adendum kontrak pemain hanya berlaku di kompetisi 2020. Kalau di 2021, diserahkan ke masing-masing pemain. Memang semestinya seperti itu. Arahannya dari FIFA begitu,” ungkapnya.
Soal pembayaran gaji pemain sepak bola seperti di Liga 1, yang kompetisinya seharusnya digelar bulan ini dan mesti ditunda pandemi, kata dia, urusan kontraknya sudah rampung.
Baca juga: Sekolah-Sekolah Sepak Bola Terbaik yang Menelurkan Pemain Hebat di Indonesia | Asumsi
“Jadi memang sudah clear, awal-awalnya para pemain dapat gaji sekian, kemudian selama Liga 1 belum mulai akan tetap digaji sekian, terus kalau sudah kick off dapat gaji sekian. Meski pemain kecewanya bakal menerima tidak sebagaimana mestinya,” ujarnya.
Ia pun menegaskan, pemotongan gaji pemain sepak bola tidak akan dilakukan pihak penyelenggara liga, selama pertandingan ditunda hingga saat ini.
“Meski ada penundaan setahu saya, di kontraknya tidak akan ada pemotongan-pemotongan gaji dari jumlah gaji yang tetap mereka terima, meski pandemi,” terangnya.
Perpindahan Klub Dianggap Wajar
Sementara itu, mantan General Manager APPI Ponaryo Astaman menilai persoalan yang terjadi antara Marc Klok dan manajemen klub sepak bola, merupakan hal yang wajar.
“Itu memang urusan personal antara Marc Klok dengan Persija dan Persib yang tahu hal yang sebenarnya. Saya menilainya, ini sepak bola profesional saja. Perpindahan pemain bisa terjadi kapan saja dan di mana saja,” kata Ponaryo saat dihubungi terpisah.
Sementara itu, ia menyebut keputusan Marc yang berpindah haluan klub mengundang kontroversi bagi suporter di klub lamanya, hal tersebut dianggap sebagai bagian dari reaksi biasa dalam menyikapi hal semacam ini.
“Memang yang dianggap hal biasa bukan cuma perpindahan pemain ke klub sepak bola saja, tapi suporter yang gradak-gruduk juga biasa dalam menyikapinya. Kita lihat kayak Luis Figo dilempar kepala babi oleh fans Barcelona pas main di Barcelona, dia sudah pindah klub,” tuturnya.
Baca juga: Tak Suportif, Ramai Aksi Vandalisme Bobotoh Usai Final Piala Menpora | Asumsi
Ia menambahkan, reaksi suporter terhadap fenomena sepak bola, khususnya fanatisme terhadap klub yang didukung mereka memang tidak ada yang bisa mengendalikannya.
“Itu hak mereka, mau ngapain itu terserah mereka. Hal ini, buat saya bagian dari dinamika sepak bola juga. Wajar kalau mereka menganggap kontroversi dan itu bergantung pada pribadi suporter masing-masing,” imbuh dia.
Marc Klok Dinilai Profesional Selama di Persija
Ponaryo memilih no comment saat ditanyakan kemungkinan dirinya juga pernah menghadapi masalah manajemen selama bermain buat Persija. Ia menegaskan, hal ini merupakan urusan personal masing-masing pemain yang pengalamannya bisa berbeda-beda.
Namun, menurutnya Marc Klok tampak mampu menjaga profesionalismenya di Persija, hingga akhir perjalanannya sebagai bagian dari Macan Kemayoran. Tak heran, perpindahannya yang tiba-tiba, memancing rasa penasaran publik.
“Kalau soal treatment di klub itu urusan personal. Kalau dilihat katanya ada masalah, saya lihat sampai penampilannya terakhir, Marc Klok ini terlihat maksimal. Kalau katanya enggak ada masalah, tapi perpindahan Marc saat ini memang mengundang tanda tanya,” ungkapnya.
Di luar perdebatan soal masalah manajemen yang dialami Marc Klok di Persija, hingga memutuskan pindah ke Persib Bandung, dirinya menekankan pentingnya kesepakatan yang ideal dan saling menguntungkan antara klub dengan pemain sepak bola, saat menyepakati kontrak.
“Penting bagaimana kesepakatan antara Marc dengan manajemen. Manajemen klub tentu punya program dan pemain punya pemikiran terhadap masa depannya. Jadi harus ada solusi terbaik dibuat keduanya,” kata dia.
Lebih lanjut, ia meyakini sebelum mantap pindah ke Persib Bandung, antara Marc Klok dan Persija sudah ada perbincangan empat mata yang mengupayakan itikad baik antar keduanya.
“Saya yakin pasti ada pembicaraan sebelumnya dengan klub lama, sebelum terjadi perpindahan Marc. Ini memang ranah antara keduanya, yaitu antara Marc Klok dan manajemen Persija yang tidak ada siapa pun yang bisa ikut campur,” ungkap Ponaryo.