Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan, gempa bekekuatan Magnitudo (M) 6,7 yang terjadi di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (10/4/21) juga diraskan di sejumlah daerah.
Di Blitar, ia mengatakan masyarakat setempat merasakan guncangan kuat selama 30 detik. Mereka berhamburan keluar bangunan karena panik. Di kabupaten Lumajang, masyarakat di sana merasakan guncangan selama 20 detik.
“BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) masing-masing wilayah, memantau masyarakat panik dan berhamburan keluar rumah. Beberapa BPBD di wilayah tersebut masih memonitor kondisi di lapangan pasca gempa,” jelas Raditya kepada Asumsi.co melalui pesan singkat, Sabtu (10/4/21).
Guncangan Terasa Hingga Bali
Raditya melaporkan guncangan gempa bumi ini bahkan dirasakan hingga Kediri, Trenggalek, Jombang, Nganjuk, Ponorogo, Madiun, Ngawi, Yogyakarta serta daerah Bali dan Lombok.
“Dirasakan di Yogyakarta, Lombok Barat, Mataram, Kuta, Jimbaran, dan Denpasar. Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan truk berlalu,” terangnya.
Sedangkan wilayah lain, lanjutnya, seperti di wilayah Mojokerto, Klaten, Lombok Utara, Sumbawa, Tabanan, Klungkung, Banjarnegara merasakan getaran gempa seperti benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Terkait dengan gempa siang ini, BNPB telah berkoordinasi dengan beberapa BPBD yang merasakan guncangan gempa. “Terkait dengan dampak gempa, BNPB masih melakukan koordinasi dengan BPBD yang melakukan pemantauan dan kaji cepat di lapangan,” ucapnya.
Danti (33), salah satu warga Bali mengungkapkan ia dan keluarga yang sedang berada di rumah merasakan guncangan tersebut. “Aku tinggal di Ubud, itu berasa sekali gempanya tadi. Rumah rasanya goyang,” katanya melalui pesan singkat.
Ia bahkan sempat panik dan mengajak orang tuanya yang berada di kamar untuk segera keluar rumah. “Bapak saya sampai saya tarik dari kamar. Aduh, ngeri banget. Ternyata pusat gempanya di Malang,” imbuhnya.
Warga Khawatir Terjadi Tsunami
Sementara itu, Windy (29) yang merupakan warga Sidoarjo mengatakan gempa tersebut benar-benar terasa kencang guncangannya di area sekitar rumahnya. Ia mengkhawatirkan bakal terjadi gempa susulan berkesinambungan yang memicu terjadinya tsunami.
“Sidoarjo kencang banget. Pas lagi makan, goyang-goyang heboh meja di rumah,” katanya saat dihubungi terpisah. Khawatir tsunami soalnya rumah saya dekat Pantai Kalanganyar,” ujarnya.
BNPB memastikan gempa tersebut ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Raditya mengatakan titik koordinat gempa, dilaporkan berada di 8,95 Lintang Selatan dan 112,48 Bujur Timur.
“Tidak berpotensi tsunami. Episenter gempa berada di laut dengan jarak 90 km arah barat daya dari Kabupaten Malang. Gempa memiliki kedalaman 25 km,” pungkasnya.
Soal jumlah korban dan kerusakan akibat gempa, ia mengatakan hingga kini BNPB masih terus mengumpulkan laporan dari BPBD di berbagai daerah untuk mengetahui datanya.