Kementerian Kesehatan akhirnya membuat kanal khusus berisi informasi mengenai stok vaksin Covid-19 di setiap daerah di Indonesia. Kanal itu muncul setelah sejumlah pihak mempertanyakan transparansi distribusi vaksin di Indonesia.
Tujuan: Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengatakan informasi itu untuk meningkatkan transparansi maupun kontrol terhadap stok vaksin baik di level provinsi maupun kabupaten/kota secara real-time.
Fitur: Kemenkes menyediakan visualisasi dalam bentuk dengan warna berbeda untuk pengklasifikasian ketersediaan vaksin di daerah. Warna biru menunjukkan estimasi stok vaksin aman hingga lebih dari 14 hari, warna hijau estimasi stok vaksin cukup untuk 10-14 hari, warna kuning cukup untuk 7-10 hari, dan warna merah kurang dari 7 hari.
Sumber data: Hasil pencatatan dan pelaporan vaksin dan logistik pelaksanaan vaksinasi COVID-19 menggunakan sistem monitoring logistik elektronik, yaitu Bio Tracking dan SMILE (Sistem Monitoring Imunisasi dan Logistik secara Elektronik). Data di-update berkala satu hari sekali pada pukul 17.00 WIB.
Baca Juga: Mengenal Vaksin Pfizer, Novavax, dan Moderna yang Akan Tiba di Indonesia | Asumsi
Imbauan: Siti meminta semua pihak memanfaatkan platform SMILE untuk melakukan update secara berkala mengenai ketersediaan stok vaksin didaerahnya. Sehingga data tersebut bisa dipakai sebagai dasar bagi pemerintah untuk menetapkan alokasi vaksin ke daerah tersebut.
Jumlah vaksin: Kemenkes mencatat total vaksin yang telah datang ke Indonesia sekitar 192,5 juta dosis, baik dalam bentuk bulk (bahan baku) maupun vaksin jadi per 19 Agustus 2021. Dari jumlah itu, sekitar 84,5 juta dosis vaksin telah disuntikan dengan rincian 54,9 juta dosis pertama; 29,5 juta dosis kedua; dan 321 ribu dosis ketiga (booster) untuk tenaga kesehatan.
Baca Juga: Efek Campur Vaksin Covid-19 Bagi Tubuh | Asumsi
Desakan publik: Sejumlah pihak diketahui mendesak pemerintah untuk menyajikan data distribusi vaksin Covid-19. Sejak awal pandemi, pemerintah hanya memuat status vaksin dan situasi Covid-19.