Sudah dengar tentang Clubhouse?
Jejaring sosial berbasis audio ini sedang ramai dibicarakan para elit media sosial, terutama pasca digunakannya aplikasi tersebut oleh CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk pada 2 Februari 2021. Kenapa elit? Sebab, Clubhouse masih dalam versi beta dan belum tersedia untuk semua orang. Hanya pemilik ponsel iPhone (atau tablet iPad) yang menerima undangan dari sesama pengguna Clubhouse yang bisa menggunakan aplikasi ini.
Meski hanya tersedia bagi segelintir umat manusia, keberadaan aplikasi buatan Paul Davison dan Rohan Seth tersebut cukup mengusik perusahaan teknologi raksasa milik Mark Zuckerberg. The New York Times melaporkan bahwa mereka tengah membuat aplikasi serupa yang dinamai Fireside (11/2). Namun, pihak Facebook dan Clubhouse sendiri masih enggan mengeluarkan pernyataan resmi terkait hal ini.
Facebook dikenal suka meniru berbagai fitur menarik dari saingannya. Di tahun 2016, Instagram meniru Snapchat melalui fitur Storiesnya setelah Zuckerberg gagal mencapai kesepakatan untuk membeli Snapchat. Ketika Zoom mendadak populer karena pandemi Covid-19, Facebook merilis layanan serupa bernama Room. Instagram juga membuat fitur Reels yang mirip dengan TikTok.
Bukan hanya Facebook
Keberhasilan Clubhouse tidak hanya menyilaukan Facebook. Bulan Januari lalu, Clubhouse berhasil meraih pendanaan sebesar $100 juta (sekitar Rp1,3 T). Tahun lalu, Clubhouse hanya dihargai $100 juta. Tahun 2021, valuasi Clubhouse naik tinggi hingga mencapai $1 milyar (sekitar Rp13 T). Tidak heran jika Facebook yang merasa perlu meniru Clubhouse agar bisa terus bersaing.
Bukan cuma Facebook yang merasakan ancaman Clubhouse. Akhir tahun 2020 lalu, Twitter ikut meluncurkan Spaces yang merupakan fitur komunikasi berbasis audio dan mirip dengan Clubhouse. Beberapa fitur Spaces yang dibanggakan Twitter juga lebih interaktif dibandingkan dengan Clubhouse, seperti fitur reaksi dengan emoji dan juga transkrip pembicaraan.
Sayangnya, Spaces masih melalui proses percobaan dan belum tersedia bagi semua pengguna Twitter.
Memang kita bisa ngapain aja sih di Clubhouse?
Pada dasarnya, Clubhouse adalah aplikasi untuk saling mengobrol dan bersosialisasi. Pengguna bisa memulai sebuah ruangan virtual untuk memulai percakapan dengan orang lain, ikut angkat bicara menanggapi suatu topik, atau bisa hanya sekadar mendengarkan.
Sejauh ini, pengguna Clubhouse menggunakan aplikasi tersebut untuk mendengarkan percakapan para venture capitalists, obrolan dengan selebriti, pertarungan antar DJ hingga keperluan pergaulan hingga kencan cepat (speed dating). Pengguna bisa masuk dan keluar ruang obrolan virtual tersebut sesuka hati.
Selain Elon Musk, sejumlah selebriti dunia seperti Oprah, Drake, dan Ashton Kutcher juga turut menggunakan aplikasi tersebut. Kehadiran mereka di ruang-ruang mengobrol tersebut menjadi bahan pembicaraan warganet global. Popularitas Clubhouse meningkat cepat. Pada Mei 2020, Clubhouse hanya memiliki 3500 pengguna. Pada Desember 2020, jumlahnya meningkat hingga 600,000 pengguna.
Gimana dengan pengguna Android?
Sayangnya, belum ada titik terang mengenai kapan Clubhouse bisa tersedia bagi pengguna Android – meski harus menggunakan undangan masuk.
Status beta Clubhouse menandakan bahwa aplikasi tersebut masih harus melewati banyak fase-fase percobaan sebelum bisa diluncurkan secara luas. Perusahaan software Alpha Exploration Co dari Amerika Serikat selaku produsen Clubhouse tersebut menyatakan ingin segera agar aplikasinya bisa segera diluncurkan untuk semua orang.