Joe Biden akan dilantik sebagai presiden Amerika Serikat (AS) ke-46 pada Rabu (20/1/21) pagi waktu setempat di Capitol Hill, Washington DC. Beberapa jam sebelum pelantikan dimulai, sang rival Donald Trump dikabarkan akan meninggalkan Gedung Putih sekaligus menanggalkan jabatannya sebagai orang nomor satu di Negeri Abang Sam.
Trump sendiri merencanakan perayaan meriah saat melepas kepergiannya di sebuah lapangan terbang militer di Maryland, menuju Palm Beach melalui Joint Base Andrews. Trump memang berencana tak menghadiri upacara pelantikan Biden dan akan meninggalkan Washington pada pagi hari.
Kalau momen tersebut terjadi, Trump akan benar-benar tak menghormati hari bersejarah penerusnya. Namun, Trump sendiri sebelumnya mengatakan tak ingin meninggalkan Washington sebagai seorang mantan presiden dan terlebih lagi dia tidak mau harus minta izin dulu kepada Presiden Biden untuk menggunakan pesawat kepresidenan menuju kediaman pribadinya di Florida.
Dikutip dari The Guardian, untuk upacara kepresidenan terakhirnya, Trump dilaporkan ingin menggelar parade militer meriah dan perpisahan resmi angkatan bersenjata sebagai panglima tertinggi, yang diiringi kerumunan pendukung serta pejabat terkait.
Nantinya, pagi-pagi sekali, pada Rabu (20/1), tim Biden dan sejumlah staf yang masih tersisa di Gedung Putih berpeluang melihat langsung langkah kaki Trump saat melangkah keluar, melintasi halaman gedung, untuk memasuki Marine One, helikopter kepresidenan dari halaman selatan Gedung Putih, untuk penerbangan singkat menuju Andrews.
Gemuruh suara mesin helikopter yang ditumpangi Trump juga tentu saja akan terdengar dari Blair House, tempat keluarga Biden menginap pada malam sebelum pelantikan.
Lalu, Trump akan berangkat dari Joint Base Andrews, pangkalan militer di Maryland–lokasi berlangsungnya upacara perpisahan Trump–pukul 08.00 pagi waktu setempat atau empat jam sebelum Biden dilantik, menuju resor Palm Beach miliknya. Trump akan terbang menggunakan jet jumbo Air Force One untuk terakhir kalinya sebagai presiden.
Ketika Trump tiba di Joint Base Andrews, akan ada upacara perpisahan ala militer. Dia dan istrinya sebagai ibu negara untuk terakhir kalinya, akan dikelilingi oleh para pendukung. Seorang pejabat kepada CNN, mengatakan bahwa acara tersebut diperkirakan seperti perayaan keberangkatan kunjungan kenegaraan.
Nantinya, upacara perpisahan presiden dan ibu negara itu tidak lepas dari penampilan korps bendera, band militer, penembakan kehormatan dengan meriam, dan karpet merah. Pada Senin (18/1) pagi waktu setempat, dilaporkan bahwa rekan-rekan Trump, sekutu dan mantan pejabat pemerintahan telah mulai menerima undangan untuk upacara perpisahannya di Joint Base Andrews, menurut seseorang yang mengetahui undangan tersebut.
Para peserta undangan diharuskan berangkat sebelum fajar menyingsing. Peserta juga diharapkan bisa tiba di lokasi pada pukul 7.15 pagi. Selain itu, peserta dilarang membawa senjata api, amunisi, bahan peledak, laser atau mainan pistol.
Namun, pejabat senior Pentagon kepada media Defense One, mengatakan bahwa tak akan ada gelaran upacara perpisahan militer untuk Trump, layaknya upacara-upacara perpisahan para presiden AS terdahulu seperti Ronald Reagan, George HW dan George W Bush, Bill Clinton, hingga Barack Obama.
Sebenarnya acara semacam itu pernah dilakukan oleh para presiden pendahulu. Para presiden biasanya mengadakan beberapa acara sejenis di Andrews sebelum meninggalkan Washington. Misalnya, mantan Presiden Obama berbicara kepada kerumunan mantan staf di sebuah hanggar pada 2017, di akhir masa pemerintahannya.
Keputusan Trump untuk meninggalkan Gedung Putih beberapa jam sebelum pelantikan Biden merupakan pemandangan langka, yang tak pernah terjadi sebelumnya. Apalagi, dia enggan mengikuti tradisi untuk menulis surat kepada presiden penerus yang akan menggantikannya di Gedung Putih.
Beberapa penasihat Trump telah memintanya untuk berpikir tentang melanjutkan tradisi itu. Selain itu, asisten Trump juga telah memohon kepada pria berusia 74 tahun itu untuk menyampaikan beberapa pidato perpisahan, baik secara langsung atau direkam, yang akan menandai pencapaiannya di kantor. Namun, lagi-lagi Trump terlihat tak tertarik.
Padahal, ada tradisi di AS, di mana presiden lama akan dengan ramah dan penuh senyum menyambut penggantinya di pintu masuk dalam suasana penuh kekeluargaan. Misalnya ketika Bill Clinton menjadi presiden pada 20 Januari 1993, bukan hanya George HW Bush dan istrinya Barbara yang menyambut, tetapi juga anjing piaraan mereka.
Clinton terlihat sempat berjongkok dan membelai piaraan keluarganya tersebut. Setelah ramah tamah sebentar di dalam, mereka menuju ke Gedung Capitol untuk acara pelantikan, Bush dan Clinton di satu mobil, Barbara dan Hillary di mobil lainnya.
Delapan tahun setelah itu, adegan yang sama berulang meskipun dalam posisi terbalik: Clinton dan istrinya sebagai tuan rumah yang kini menyambut penghuni baru pasangan Bush, putra tertua George HW Bush.
Lalu, ada pula Barack Obama dan Michelle yang menyambut kedatangan Trump dan Melania di pintu Gedung Putih pada Januari 2017 lalu, setelah pilpres yang sengit dan penuh ujaran kebencian. Sesuai tradisi, Obama juga meninggalkan sepucuk surat untuk Trump, salah satu kutipannya yakni:
“Terlepas dari sengitnya politik sehari-hari, sekarang tergantung pada kita untuk menjaga semua instrumen demokrasi paling tidak sama kuatnya seprti ketika demokrasi itu kita temukan.”