Isu Terkini

Permen Hitam ini Baru Membunuh Orang di AS

Raka Ibrahim — Asumsi.co

featured image
Asumsi.co

Seorang pria paruh baya di AS kolaps dan meninggal dunia karena terlalu banyak makan permen. Tepatnya, ia keranjingan permen licorice hitam yang kerap beredar di sana saban hari Halloween.

Percaya atau tidak, kasus membingungkan ini diusut oleh peneliti yang lantas menerbitkannya dalam The New England Journal of Medicine, sebuah jurnal ilmu medis yang terpandang. Rabu (23/9) lalu, dokter-dokter dalam jurnal tersebut mengonfirmasi bahwa sang korban meninggal dunia gara-gara kasus ekstrem keracunan licorice hitam. Hal ini beneran terjadi: seseorang meninggal karena permen.

Tentu saja, licorice hitam bukan permen biasa. Permen licorice hitam dibuat dari akar tumbuhan licorice, yang umumnya tumbuh di wilayah Mediteranea dan Asia. Sejak dahulu kala, akar licorice telah dimanfaatkan dalam obat-obatan tradisional Asia maupun Barat. Ia ditengarai ampuh menangani penyakit seperti angina, maag, bronkitis, radang tenggorokan, batuk-batuk, bahkan infeksi akibat virus.

Memang, manfaat medis licorice belum teruji klinis, tetapi ia sudah punya reputasi mengkilap sebagai tanaman obat. Selain itu, licorice kerap digunakan sebagai perisa makanan. Namun, sekarang ini, berbagai bahan makanan yang katanya “rasa licorice” sebetulnya tidak sungguh-sungguh mengandung licorice, melainkan minyak dari adas manis. Penyebabnya sederhana saja: sebenarnya licorice beracun.

Olahan licorice mengandung senyawa bernama glycyrrhizic acid. Kabar gembiranya, senyawa itulah yang memberikan rasa manis khas licorice. Kabar buruknya, senyawa tersebut sebenarnya beracun. Glycyrrhizic acid dapat menyebabkan turunnya tingkat potassium di dalam tubuh. Menurut situs resmi Food and Drugs Administration (FDA) AS, hal ini bisa berujung pada tekanan darah tinggi, bengkak-bengkak di sekujur tubuh, ritme jantung yang abnormal, bahkan gagal jantung.

Untungnya, cara menangkal persoalan ini gampang: berhenti saja makan bahan makanan yang mengandung licorice. Dalam kurun waktu satu sampai dua pekan, tubuh akan mengembalikan tingkatan potassium ke angka yang normal dan persoalan akan beres dengan sendirinya.

Sayangnya, hal ini yang tak diindahkan oleh sang korban overdosis permen dari AS. Menurut paparan jurnal The New England Journal of Medicine, pria berusia 54 tahun tersebut kolaps di tengah sebuah restoran saat sedang makan siang. Ia dilarikan ke RS sebelum meninggal sehari kemudian.

Saat ditelusuri, rupanya ia punya sejarah pola makanan yang amburadul. Biasanya, ia cuma makan beberapa bungkus permen setiap hari. Selama tiga pekan sebelum kematiannya, ia berganti diet: tadinya, ia langganan makan permen empuk rasa buah-buahan. Lalu tiba-tiba, ia gantian keranjingan permen licorice yang terbuat dari licorice asli. Tiga pekan penuh makan permen licorice akhirnya bikin malaikat maut datang terbirit-birit naik GoCar.

Kasus pria naas ini memang ekstrem, tapi bahaya permen licorice terang benderang. Lebih parahnya lagi, permen tersebut amat populer sebagai hidangan khas perayaan Halloween. Karena itu, setiap tahun FDA melakukan kampanye besar-besaran untuk meminta warga berhati-hati mengkonsumsi permen licorice. Kalaupun harus, ya jangan berlebihan. Siapapun yang berusia 40 tahun ke atas tak boleh mengkonsumsi lebih dari dua ons permen licorice per hari, dan tak boleh terus menerus selama lebih dari dua pekan. Bila tidak, mereka berisiko mengalami persoalan medis serius.

Saran kami: mending kita ekspor dodol ke AS untuk jadi alternatif yang tidak mematikan.

Share: Permen Hitam ini Baru Membunuh Orang di AS