Budaya Pop

Viral Pria Ngamuk dan Rusak Motor Karena Ditilang, Gangguan Kemarahan atau Bipolar?

Winda Chairunisyah Suryani — Asumsi.co

featured image

Proses tilang menilang memang hampir setiap hari dilakukan oleh polisi yang bertugas untuk mengawasi kelancaran lalu lintas. Para pengendara yang kena tilang biasanya ada yang protes, marah-marah ke polisi, atau coba untuk main aman saja dengan mengikuti setiap arahan. Tapi ada yang tidak biasa terjadi saat proses penilangan di kawasan BSD, Serpong, Tangerang Selatan pada Kamis, 7 Februari 2019 pagi tadi.

Seorang pria muda mengamuk di depan dua polisi lalu lintas (polantas) dan terekam kamera. Dalam video yang viral di Instagram tersebut, sang pria muda tersebut tampak dengan sengaja merusak motor dengan membanting, melepaskan beberapa bagian, dan juga melemparkan batu ke kendaraan roda dua itu. Kasatlantas Polres Tangerang Selatan AKP Lalu Hedwin mengatakan, pelaku diduga tak terima saat diberikan tindakan tilang oleh polisi.

View this post on Instagram

A post shared by Bukan Akun Haters / Fanbase ???? (@lambe_turah) on Feb 6, 2019 at 7:02pm PST

“Dari laporan petugas lapangan, yang bersangkutan melawan arus, kemudian tak pakai helm, dan tak bisa menunjukan SIM,” kata Lalu Hedwin pada media, Kamis, 7 Februari 2019.

Setelah diketahui, pria yang mengamuk itu bernama Adi Saputra. Dia memang terlihat begitu emosi hingga sengaja menghancurkan sepeda motornya. Bahkan, akibat tindakannya itu, seorang wanita yang diduga pasangan pelaku menangis histeris.

Lalu, mengapa Adi tak bisa mengontrol emosi hingga dirinya kini menjadi sorotan?

Gangguan Kemarahan Atau Bipolar?

Setiap orang tentunya memiliki masalah kehidupannya masing-masing, entah itu ada percecokan dengan teman atau keluarga, atau memang punya konflik hal lainnya. Maka menjadi hal yang wajah bila ada rasa marah yang timbul di keadaan yang demikian. Namun lain ceritanya jika luapan rasa marah sudah kelewat batas hingga, seperti memecahkan kaca,membanting piring, atau bahkan merusak motor sendiri seperti Adi.

Ketidakmampuan untuk menahan amarah yang tindakannya bersifat agresif ini menandakan suatu gangguan amarah yang dapat memicu masalah. Gangguan ledakan amarah dalam dunia psikologi lebih dikenal dengan nama Intermittent Explosive Disorder (IED). Kondisi ini ditandai dengan ledakan amarah dan kekerasan setiap kali terpicu oleh provokasi.

Ledakan amarah yang dilampiaskan dapat amat sangat agresif ke titik kemurkaan, seperti merusak barang/properti di sekitar, menjerit tak berkesudahan, semburan caci maki dan umpatan, hingga mengancam dan/atau secara fisik menyerang orang lain atau binatang.

Hampir mirip dengan gejala bipolar. Psikolog Mira D Amir mengungkapkan, bipolar pada dasarnya merupakan gangguan kejiwaan yang terjadi pada pengantar sinyal otak seseorang. Perlu dicatat, bahwa bipolar bukanlah penyakit.

“Jadi seseorang yang terkena bipolar ini akan kesulitan untuk mengontrol diri. Bipolar ini merupakan gangguan psikologis, bukan penyakit. Kalau penyakit kan dikasih obat sembuh, seperti pusing. Kalau bipolar, meski ketergantungan obat, tak akan bisa sembuh,” kata Mira.

Kisaran usia yang paling banyak ditemui mengalami bipolar, lanjut Mira, yakni saat berusia 20 tahun hingga 30 tahun, dengan ciri-ciri bisa saat sedang merasakan riang, senang, antusias, semangat yang luar biasa, bisa dalam seketika merasakan kebalikannya seperti depresi hingga mengamuk bahkan bisa saja terjadi bunuh diri.

Depresi dapat ditandai dengan gejala fisik seperti munculnya perasaan sakit nyata di tubuhnya (baik yang dapat dijelaskan sebabnya ataupun tidak), munculnya perasaan sedih/cemas, putus asa, marah, kehilangan ketertarikan terhadap sesuatu hal atau kehilangan ketertarikan untuk berinteraksi dengan lingkungan, kehilangan nafsu makan, kesulitan untuk tidur atau insomnia, kesulitan untuk berkonsentrasi, membuat keputusan, mengingat, halusinasi, dan munculnya pikiran untuk melukai diri sendiri.

Perlu dicatat, depresi sendiri dapat ditandai dengan gejala fisik seperti munculnya perasaan sakit nyata di tubuhnya. Selain munculnya perasaan sedih/cemas, putus asa, dan marah. Oleh sebab itu, IED akan menampakkan gejala fisik, seperti sakit kepala, sakit otot, dada terasa sesak, napas pendek dan terburu-buru, kesemutan, kepala terasa terhimpit tekanan, dan tremor.

Setelah meluapkan amukannya, pengidap IED seringkali mereka merasa lega dan mengungkapkan permintaan maafnya atas kejadian tersebut. Kemudian, mereka juga mungkin merasa gundah gulana, dihantui penyesalan, atau rasa malu atas sikapnya. Sedangkan ciri orang yang mengidap gangguan bipolar dapat diamati dengan kecenderungan untuk melukai diri sendiri, suasana hati yang tidak stabil atau berubah secara drastis, dan lebih sensitif terhadap sesuatu.

Lalu bagaimana dengan Adi, pria berusia 26 tahun yang viral karena amarahnya yang tidak masuk di akal dengan sengaja merusak motornya sendiri? Apakah masuk kategori depresi gangguan kemarahan (IED) atau sudah bisa dikatakan sebagai bipolar?

Share: Viral Pria Ngamuk dan Rusak Motor Karena Ditilang, Gangguan Kemarahan atau Bipolar?