General

Peran JK Naikkan Elektabilitas Jokowi di Sulsel

Winda Chairunisyah Suryani — Asumsi.co

featured image

Jusuf Kalla (JK)telah mengungkapkan arah dukungannya untuk calon presiden (capres) nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) dalam perhelatan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Bahkan di tanah kelahirannya, sudah tersebar pula baliho Wakil Presiden JK yang mendukung Jokowi. Ketua Dewan Pembina Jenggala Center Iskandar Mandji mengungkapkan baliho itu mampu menaikkan elektabilitas pasangan capres-cawapres, Jokowi-Ma’ruf Amin.

“Ada baliho yang Pak JK punya statement bahwa saya mendukung Jokowi-Ma’ruf. Ternyata baliho yang memuat statement Pak JK itu pengaruhnya besar sekali. Banyak sekali masyarakat yang merasa bahwa dukungan Pak JK itu memberikan pembenaran, bahwa kepemimpinan Jokowi itu berhasil,” ujar Iskandar saat ditemui di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Minggu, 3 Februari 2019.

Sebagai bukti, Iskandar merujuk pada naiknya elektabilitas Jokowi-Ma’ruf di Sulawesi Selatan pada akhir Januari. Menurutnya, hal itu terjadi lantaran Jenggala Center sudah mulai bekerja pada akhir Desember. Ia menambahkan salah satu strategi yang dilakukan ialah memasang baliho Kalla di sejumlah tempat di beberapa provinsi, termasuk Sulawesi Selatan.

“Alhamdulillah, setelah Jenggala Center konsolidasi di Desember dan kemarin kami melakukan lagi penelitian, ternyata di beberapa daerah seperti Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur itu sudah mulai naik elektabilitas Pak Jokowi,” kata Iskandar.

Peran Besar JK di Sulawesi

Muhammad Jusuf Kalla (JK) merupakan asli putra daerah yang lahir di Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, pada 15 Mei 1942. Sebelum berpasangan dengan Jokowi di Pilpres 2014 lalu, JK juga sudah pernah menjabat sebagai Wapres pendamping Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ketika itu, ia juga merupakan Ketua UmumPartai Golongan Karya (Golkar).

Namun JK bukanlah seorang politisi biasa. Ia adalah pemilik Kalla Group, sebuah perusahaan raksasa di Sulawesi Selatan (Sulsel). Saat ini, perusahaan itu dipimpin oleh anak kedua Jusuf Kalla bernama Solihin yang menjabat sebagai Dipimpin CEO. Tak tanggung-tanggung, usaha Kalla Group mencakup dalam delapan bidang usaha dengan 24 sub-unit bisnis.

Sejarah Kalla Group bermula orang tua JK yaitu Haji Kalla dan Hajjah Athirah Kalla yang menjalankan usaha dalam bidang tekstil di kota Watampone, Sulawesi Selatan. Sukses di kota terbesar keempat di Sulawesi Selatan, Haji Kalla merambah berdagang ke Makassar pada 18 Oktober 1952. Bisnisnya terus berkembang, lima tahun kemudian merambah bisnis transportasi dan membeli mobil truk internasional untuk mengangkut hasil bumi dari Bone ke Makassar.

Sejak di Watampone ini, JK terbiasa membantu orang tuanya berjualan di toko. Aktivitas itu mulai dilakoninya sejak kelas tiga sekolah dasar (SD). “Setiap pulang sekolah, saya bantu orang  tua,” kata JK dilansir dari Kontan.co.id pada Selasa, 26 Maret 2013 silam.

Setelah hampir 13 tahun berjalan, cobaan mulai menghadang bisnis keluarga ini. Usaha orang tua JK mulai goyah karena inflasi yang tinggi pada 1965. Hingga akhirnya JK memutuskan dari kegiatannya berorganisasi demi mengembangkan usaha keluarga yang tersisa.

Ia pun membeli mobil Toyota langsung dari Jepang yang kemudian ia jual kembali kepada Gubernur. Dari situ pesanan mobil Toyota terus bertambah. Hingga sekitar tahun 1970-an, perusahaannya resmi ditunjuk PT Toyota Astra Mobil sebagai agen tunggal pemegang merek Toyota di Indonesia menjadi distributor resmi Toyota di wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Tengah, sekarang bertambah untuk Sulawesi Barat.

Sejak itulah, bisnis dealer mobilnya membesar dan menguasai pasar Indonesia Timur. Di tangan JK, perusahaan terus dikembangkan. Perlahan bisnis keluarga itu merambah bidang angkutan, ekspor plastik, cokelat, dan lain-lain. Usaha pertokoan dibenahi dan ekspor-impor juga dihidupkan lagi.

Sejak Tahun 1982, Grup Hadji Kalla kemudian dipimpin oleh JK. Di kawasan Indonesia Timur, Grup Hadji Kalla adalah perusahaan yang paling menonjol. Kendali usaha dipusatkan di Makassar, sedangkan operasionalnya meliputi seluruh wilayah Sulawesi dengan tiga bidang usaha utama: otomotif, perdagangan dan konstruksi.

Grup Hadji Kalla juga mengerjakan proyek-proyek untuk kawasan Indonesia Timur, khususnya yang berkaitan dengan infrastruktur dan energi. Hingga akhirnya ia diangkat menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan oleh Presiden Abdurrahman Wahid pada Oktober 1999. Tentunya hal ini membuat harum wilayah Sulsel.

Dari sini kita bisa melihat bagaimana tangan dingin JK dalam mengelola usaha keluarganya. Karena usahanya ada di mana-mana, JK seakan menjadi orang nomor satu di Susel. Apalagi, berbagai infrastruktur yang ada di sana juga dikendalikan oleh perusahaan milik Kalla Group. Tak heran, saat Pemilu 2014 lalu, pasangan Jokowi-JK dapat memperoleh lebih dari 71 persen suara. Lalu, bagaimana dengan Pemilu 17 April nanti?

Share: Peran JK Naikkan Elektabilitas Jokowi di Sulsel