Isu Terkini

Mengenal Wajib Militer Singapura yang Tewaskan Aktor Aloysiung Pang

Winda Chairunisyah Suryani — Asumsi.co

featured image

Kementerian Pertahanan Singapura (MINDEF) dan Angkatan Bersenjata Singapura (SAF) mendapatkan protes keras dari ratusan warga Singapura. Mereka memprotes kematian yang terjadi pada aktor Aloysius Pang saat mengikuti latihan militer tahunan di Selandia Baru. Kabarnya, pria berusia 28 tahun itu meniggal dunia saat bertugas sebagai teknisi persenjataan pada pada Batalion Artileri Singapura ke-268.

Pang meninggal setelah terluka saat ditugaskan memperbaiki sebuah senapan (gun barrel) yang rusak pada pada sebuah tank bernama Singapore Self-Propelled Howitzer (SSPH). Ia terjepit antara bagian ujung gun barrel dan kabin tank militer. Dia dinyatakan meninggal dunia pada Rabu, 23 Januari 2019 kemarin malam.

Kematian Pang membuat keluarga, teman, kolega dan banyak penggemarnya sedih. Luapan kemarahan disampaikan para pengguna media sosial terhadap MINDEF dan SAF yang dianggap harus bertanggung jawab atas kematian Pang. Tidak hanya itu, MINDEF juga dituduh sengaja menghapus komentar soal Pang yang diposting orang-orang pada halaman Facebook MINDEF.

Beberapa komentar di media sosial bahkan menyerukan agar Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen dan Panglima Militer Singapura Mayor Jenderal Goh Si Hou mengundurkan diri. Komentar lainnya berisi kekhawatiran para orangtua atas keselamatan putra-putra mereka yang juga sedang ikut wajib militer atau sedang mengabdi pada militer Singapura.

“Putra-putra Singapura kehilangan nyawa mereka, BUKAN DALAM PERANG tapi DALAM SITUASI DAMAI!!! Apakah untuk ini putra-putra Singapura dilatih? MINDEF, pikirkan lagi gagasan Anda! Satu kematian sudah terlalu banyak tapi beberapa waktu terakhir berapa banyak berita kematian yang kami terima, baik itu NSD atau Operational Ready NSmen?” tulis pengguna Facebook bernama Nigel Tan.

“Bagaimana kami bisa mempercayakan anak-anak kami untuk mengabdi pada negara ketika Anda semua tidak bisa menjamin keselamatan mereka?” ucap pengguna Facebook lainnya bernama Eva Ang.

“Tentara-tentara gugur dalam perang sungguhan. Tentara Singapura tewas dalam latihan. Apa yang Anda semua lakukan MINDEF????? Kebanyakan dari kami hanya memiliki satu atau dua anak,” ujar Levin Foo dalam komentar Facebook-nya.

“Pak Ng, tolong mundur jika Anda punya hari nurani,” cetus seorang pengguna Facebook bernama Fulcum Daniel, yang menyerukan Menhan Singapura mengundurkan diri.

Tanggapan dari Pihak Militer Singapura

Menanggapi banyaknya komentar, pihak Militer Singapura pun berencana akan mengurangi durasi pelatihan. Pengurangan ini bertujuan memberi kesempatan bagi para komandan dan tentaranya untuk mengkaji sistem serta proses demi memfokuskan pada keselamatan. Komandan Pasukan Pertahanan Singapura, Letnan Jenderal Melvyn Ong, mengungkapkan hal ini dalam konferensi pers pada Kamis, 24 Januari 2019 kemarin.

Letnan Jenderal Ong mengatakan bahwa dirinya telah meminta seluruh divisi militer untuk mengkaji durasi pelatihan masing-masing. Dengan pengurangan durasi pelatihan, diharapkan setiap divisi militer bisa lebih fokus pada keselamatan seluruh personel, termasuk tentara nasional full-time atau NSF dan tentara nasional siap operasional (NSmen).

“Pengurangan waktu pelatihan dengan menindaklanjuti timeout untuk keselamatan akan diberlakukan selama mungkin hingga kita bisa memperbaikinya. Dan kita ingin melakukannya dengan benar, kita ingin melakukannya dengan aman untuk setiap aktivitas, kita ingin melakukannya dengan benar setiap waktu,” ujar Letnan Jenderal Ong dalam pernyataannya, dilansir dari The Straits Times, Jumat, 25 Januari 2019.

Lebih lanjut, Letnan Jenderal Ong memastikan bahwa pengurangan durasi pelatihan tidak akan mempengaruhi kesiapan operasional Angkatan Bersenjata Singapura (SAF). Hal itu karena pengurangan yang dimaksud tidak melibatkan para tentara yang terlibat langsung dalam operasi dan pengerahan. Perlu diketahui, selain Pang, sedikitnya ada tujuh orang lainnya yang tewas dalam berbagai insiden saat ikut wajib militer dalam 1,5 tahun terakhir.

Mengenal Wajib Militer di Singapura

Wajib militer (wamil) di Singapura atau Perkhidmatan Negara, atau dalam Bahasa Inggrisnya National Service (NS) adalah suatu kewajiban untuk pria Warga Negara Singapura yang telah berusia 18 tahun. Mereka yang diharuskan menjalani wajib militer sepenuh waktu disebut Full Time National Servicemen (NSF). Selama dua tahun, mereka akan berdinas di Angkatan Bersenjata Singapura yang biasa disebut Singapore Armed Forces (SAF), Kepolisian Singapura atau Singapore Police Force (SPF), atau Pasukan Pertahanan Sipil Singapura atau Singapore Civil Defence Force (SCDF).

Singapura memisahkan diri dari Federasi Malaya bukan karena keinginan sendiri. Diskriminasi etnis melayu terhadap penduduk Negeri Singa yang kebanyakan warga Tionghoa memicu ‘kemerdekaan’ mendadak pada 1965. Perdana Menteri Singapura, Lee Kuan Yew, bersama partainya PAP akhirnya merancang kebijakan wajib militer untuk seluruh warganya.

Wilayah Singapura tidak luas. Jika semua penduduk dewasa tidak dikerahkan, akan langsung habis saat digempur Malaysia atau Indonesia. Negara itu akhirnya membuat program wajib militer sebagai national service. Bagi pria yang berumur 18 tahun ke atas harus menjalani tugas tersebut. Jangka waktu Wajib Militer 22 sampai 24 bulan, di seluruh matra militer atau dinas kepolisian.

Warga asing yang mengurus status pemukim tetap (permanent resident/PR) juga dipaksa mengikuti wajib militer. Para warga asing itu diminta untuk mengikut wamil pada usia 18. Latihan ini diikuti dengan kewajiban mengabdi pada dinas kemiliteran selama 40 hari. Dengan cara itu mereka bisa mendapatkan pekerjaan tanpa perlu mengurus visa, menikmati potongan pajak, serta subsidi layanan pendidikan serta kesehatan.

Share: Mengenal Wajib Militer Singapura yang Tewaskan Aktor Aloysiung Pang