Di tahun 1970-an, Southwest adalah salah satu maskapai yang baru saja membuka jasa penerbangan komersial. Berpusat di Dallas, Texas, Southwest didirikan oleh Herb Keller dengan tujuan menghubungkan antar kota di Amerika Serikat yang begitu luas. Tidak hanya bermimpi tentang menghubungkan antar kota di Amerika Serikat, Southwest juga didirikan dengan misi lain. Misi tersebut adalah menciptakan maskapai penerbangan yang rendah biaya (low-cost carrier), sehingga dapat juga digunakan untuk kalangan kelas ekonomi manapun. Alasannya sederhana, yaitu karena kondisinya kala itu transportasi menggunakan pesawat terbang masih begitu mahal dan eksklusif untuk orang-orang kaya saja. Kehadiran Southwest dengan misinya tersebut pun menjadikan Southwest maskapai pertama yang mempromosikan mekanisme low-cost carrier. Mimpi Southwest pun terus terjaga hingga saat ini, hingga membuat Southwest menjadi maskapai penerbangan rendah biaya yang paling besar di dunia. Dinilai sebagai sebuah gebrakan yang begitu luar biasa, maskapai yang mengusung konsep penerbangan rendah biaya pun semakin menjamur di berbagai belahan di dunia. Di Indonesia sendiri, Lion Air menjadi salah satu maskapai rendah biaya paling populer.
Ketika berbicara tentang maskapai penerbangan rendah biaya, tentu perhatian tertuju pada bagaimana pelaksanaan bisnis sehari-hari agar tetap untung. Salah satu mekanisme yang sering dilakukan oleh maskapai penerbangan rendah biaya adalah dengan hanya mengadakan satu jenis kelas penumpang dan mengoperasikan satu jenis pesawat terbang yang sama. Dengan hanya satu kelas yang sama, maskapai pun hanya perlu melatih para pramugari dan pramugara untuk satu jenis kelas saja. Kemudian, dengan hanya mengoperasikan satu jenis pesawat terbang yang sama, suku cadang pesawat pun menjadi lebih murah, karena tidak perlu memiliki banyak suku cadang untuk keperluan pesawat yang berbeda. Biasanya, untuk semakin menekan biaya, pesawat terbang yang digunakan pun merupakan pesawat bekas dari maskapai penerbangan lain.
Kemudian, untuk semakin menekan angka biaya penerbangan, maskapai penerbangan rendah biaya juga cenderung tidak memberikan fasilitas hiburan yang begitu baik di dalam kabin. Bahkan, beberapa maskapai penerbangan rendah biaya tidak memberikan makanan atau minuman apapun di dalam pesawat. Jika ingin memesan makanan dan minuman, akan dikenakan tambahan biaya. Beberapa maskapai bahkan sampai memberikan tambahan biaya untuk bantal dan selimut.
Sedangkan International Air Transport Association (IATA) memiliki definisnya sendiri tentang maskapai penerbangan rendah biaya. Maskapai penerbangan rendah biaya adalah maskapai penerbangan yang memiliki karakteristik operasional seperti operasional yang hanya dilakukan dari satu titik ke titik lain, penerbangan rute pendek dengan menggunakan bandara kecil/sekunder, menargetkan rute yang sensitif terhadap harga seperti rute liburan, hanya memiliki satu jenis kelas penumpang, biaya yang rendah, adanya harga yang berbeda untuk jadwal pembelian yang berbeda, perusahaan sektor swasta, utilitas rasio yang cukup tinggi, berbasis internet, dan manajemen dan struktur yang sederhana di dalam perusahaan.
Terkait penyelenggaraan maskapai penerbangan rendah biaya, tentunya banyak pro dan kontra yang menghiasi kehadirannya. Untuk pihak yang pro, argumentasi utamanya jelas adalah adanya biaya yang rendah sehingga bisa menekan biaya perjalanan dengan cukup signifikan. Jika memang ada fasilitas yang dibutuhkan penumpang, tambahan biaya dapat disesuaikan dengan kebutuhan si penumpang itu sendiri. Kemudian, dengan adanya biaya operasionalisasi yang murah, tawaran promosi pun seringkali dilakukan oleh maskapai penerbangan rendah biaya seperti Southwest. Di hari-hari yang tidak begitu ramai penumpang (seperti di luar musim liburan), para penumpang bahkan dapat mendapatkan harga yang jauh lebih murah lagi.
Di sisi lain, pihak yang kontra terhadap kehadiran penerbangan rendah biaya pun memiliki argumentasinya sendiri. Pertama, tentunya adalah kenyamanan perjalanan yang harus dikorbankan. Ketiadaan makanan dan minuman gratis serta hiburan seperti layar tv yang memainkan banyak hiburan atau wifi menjadi satu poin yang membuat banyak orang tidak menyukai penerbangan rendah biaya. Apalagi, jika penerbangan tersebut cukup memakan waktu yang lama. Kemudian, kenyamanan lain yang harus dikorbankan adalah jadwal yang tidak lebih fleksibel dibandingkan maskapai penerbangan yang lebih mahal. Lalu, argumentasi lain yang kontra terhadap penerbangan rendah biaya adalah bandara yang digunakan tidak berlokasi di bandara utama. Untuk lebih menghemat biaya, bandara yang digunakan biasanya adalah bandara sekunder di sebuah kota.
Sebenarnya, menggunakan maskapai penerbangan rendah biaya bukanlah sesuatu yang menjadi masalah. Namun bagi sebagian orang, yang seringkali menjadi permasalahan adalah maskapai penerbangan rendah biaya mengkompromikan kondisi teknis pesawat. Padahal, kondisi teknis pesawat adalah aspek esensial keamanan yang tidak boleh dikompromikan sama sekali. Standardisasi dan regulasi pun menjadi aspek penting untuk memastikan ketiadaan praktik mengkompromikan kelaikan terbang pesawat hanya demi keuntungan semata.