“Mahal itu kan, relatif!”
Ujar seorang kawan kepada saya ketika saya menyarankan agar pernikahannya jangan sampai over budget. Saya menyarankan padanya kalau sebenarnya, budget yang ingin dikeluarkan untuk pernikahannya terlalu mahal (ya setidaknya buat saya, angka yang ia ucapkan terlalu mahal). Makanya akhirnya saya menyarankan lebih baik uang tersebut digunakan untuk sesuatu yang lebih esensial, seperti membeli mobil atau membayar cicilan rumah. Alih-alih mendengarkan, ia mengatakan bahwa mahal adalah hal yang relatif. Yowes.
Gengsi dan gengsi. Itu lah realitas sosial masa kini yang semakin terus merasuk ke dalam jiwa setiap orang. Diperparah dengan hadirnya Instagram dan media sosial ‘tempat pamer’ lainnya, gengsi menjadi sesuatu yang semakin disucikan dan kalau kita tidak memenuhi tuntutannya, kita akan menjadi seseorang yang kalah dengan orang lain. Padahal, tidak begitu kan?
Ya setidaknya, gengsi telah berhasil mengalahkan kawan saya tersebut. Menurut kawan saya, menikah itu harus mengeluarkan banyak uang agar dapat mengundang banyak orang sekaligus ajang menunjukkan diri untuk terlihat mampu. Entah itu gengsi datang dari diri sendiri, teman sehati, atau ibu tiri, menurut saya pernikahan yang over-budget bukanlah sebuah urgensi. Semuanya bisa dilaksanakan dengan sederhana, kok. Gengsi ini lah yang menjadi jawaban dari setiap pertanyaan kenapa nikah harus mahal-mahal.
Nah, pengen tau isu ini lebih dalam, saya pun membaca beberapa analisis yang sering ramai di media sosial atau di situs-situs tentang menikah yang on budget. Ternyata, jika kita menanggalkan sedikit gengsi demi sesuap nasi, nikah itu bisa banget jadi lebih murah! Memang sih, ada beberapa hal yang mau engga mau harus dibayar dengan cukup ekstra, namun ada juga kok hal-hal yang bisa diakalin sehingga pernikahan semakin murah. Nah, untuk hal-hal yang engga bisa diganggu gugat itu ada beberapa hal di antaranya adalah:
Makeup ini merupakan sesuatu yang biayanya ternyata emang enggak bisa diganggu gugat. Mau bentuknya kayak gimana pun juga, menyewa jasa makeup untuk pesta pernikahan minimal di angka 5 juta Rupiah. Itu sudah amat sangat murah. Biasanya,harganya bisa di kisaran belasan atau puluhan juta Rupiah. Itu hanya makeup-nya saja. Berdasarkan artikel Kumparan, salah satu alasan mengapa makeup pernikahan bisa begitu mahal adalah terkait skill dan tenaga yang dikeluarkan. Semuanya dikerjakan lebih detail. Hal ini pun menghabiskan waktu yang sangat lama. Makeup ini harus bisa tahan berjam-jam, dan mungkin seharian, berbeda dengan pesta yang berlangsung hanya sekitar 2-3 jam.
Mau sesederhana atau semegah apapun, dekorasi nampaknya sesuatu yang harus mengeluarkan biaya. Meskipun di gedung yang sudah begitu megah, dekorasi pasti menjadi sesuatu yang tidak terpisahkan dengan pernikahan. Merasa oke dengan pesta kebun yang lebih sederhana? Tentu dekorasi akan tetap ada. Meskipun dekorasi sebenarnya bisa diakalin sesuai budget, tapi poin dekorasi tidak bisa dihilangkan dari pernikahan itu sendiri. Terlebih jika pesta dilakukan di luar ruangan. Untuk mempercantik scene, biasanya dekorasi pesta di luar ruangan akan memakan biaya yang cukup mahal. Belum lagi dengan risiko hujan atau gangguan outdoor lainnya. Jika di dalam gedung, biasanya dekorasinya bisa diminimalisir, tetapi gedungnya sendiri sudah cukup mahal untuk disewakan. Jadi, trade-off apa nih yang kalian pilih?
Nah, kalau dua hal tadi adalah sesuatu yang enggak terelakkan akan memakan biaya yang lumayan, ada beberapa hal lain yang bisa kita otak-atik agar sesuai dengan budget yang kita persiapkan. Beberapa hal tersebut di antaranya:
Memang, sudah menjadi rahasia umum jika menggunakan event organizer (EO), pengantin yang menikah tidak perlu begitu rewel terkait progress dari rencana pesta pernikahan. Tinggal tunggu jadi lah, istilahnya. Namun tentunya, kemudahan-kemudahan tersebut memerlukan biaya yang tidak sedikit. Nah, daripada kalian pusing mencari EO mana yang termurah dan hasilnya malah mengecewakan, lebih baik siapkan pesta pernikahan dengan tim yang kalian bentuk sendiri. Bisa dari teman-teman atau keluarga, yang pasti pernikahan bisa dijalankan dengan tim tersebut. Sedikit kekurangannya adalah tentu, teman-teman atau keluarga tidaklah bisa seprofesional para EO. Namun, dengan sedikit perhatian lebih, pasti proses pernikahan akan berjalan dengan lancar, kok! Lebih irit lagi, kalau pengisi acara seperti MC dan musik pengiring juga dari teman-teman saja, jangan menyewa.
Kalau memang sudah bingung mau apalagi budget yang dipotong, mengurangi tamu undangan dapat menjadi opsi yang dapat dilakukan. Buatlah skala prioritas ketika menyiapkan tamu undangan. Kalau memang ternyata dari prioritas tersebut hanya 100-200 orang, ya sudah potong di angka segitu saja. Jangan karena kalian ingin terlihat keren (lagi-lagi, gengsi!) di depan banyak orang (mantan, misalnya), justru kalian malah kelimpungan dengan biaya yang begitu membengkak. Daripada harus motong jumlah jenis makanan yang disediakan, memotong jumlah tamu undangan adalah sesuatu yang bijak. Dengan begitu, pernikahan pun akan jadi lebih intim. Intinya sih kalau mau menikah, jangan kemakan gengsi, deh!
Hafizh Mulia adalah mahasiswa tingkat akhir program sarjana di Departemen Hubungan Internasional Universitas Indonesia. Tertarik dengan isu-isu ekonomi, politik, dan transnasionalisme. Dapat dihubungi melalui Instagram dan Twitter dengan username @kolejlaif.