Peran seorang barista di sebuah coffee shop sudah seperti ujung tombak. Barista lah yang akan meracik dan menyajikan minuman kopi terbaik kepada pelanggan. Di tangan barista pula reputasi coffee shop akan bergerak naik atau turun.
Kenikmatan secangkir kopi tentu tergantung dari racikan dan suguhan dari sang barista. Namun, profesi yang sepertinya terlihat asyik dan memiliki nilai seni ini tak didapatkan secara instan dan butuh edukasi mendalam soal kopi itu sendiri.
Nikmatnya kopi benar-benar tergantung bagaimana cara seorang barista dalam meraciknya. Ini berkaitan dengan cara meracik yang tepat yang kemudian bisa dipastikan akan menghasilkan kopi dengan kepekatan, keasaman, dan aroma yang pas.
Pada dasarnya, untuk menciptakan kopi yang mantap itu tergantung pada tiga hal yakni biji kopi, mesin pembuat kopi, serta sang pembuat kopi atau barista. Namun yang jelas, dasar yang perlu dipahami bagi seorang barista adalah edukasi soal kopi itu sendiri.
Seorang barista dari Tuang Coffee, Ferry Kamoto, berbagi pengalaman kepada Asumsi.co soal apa saja hal-hal dasar yang harus dipahami seorang barista. Ferry mengatakan bahwa hal paling awal yang harus diketahui barista adalah mengenal kopi.
Baca Juga: Mematahkan Konotasi Negatif dari Istilah ‘Coffee Snob’
“Sebenarnya penting sih bahwa barista itu memang harus tau soal kopi apa yang dia seduhkan kepada customer kan. Selain untuk customer ya untuk dirinya sendiri karena istilahnya kalau kita kerja kan kita harus tau apa saja yang kita kerjakan,” kata Ferry kepada Asumsi.co, Rabu, 19 September.
Seorang barista, lanjut Ferry, benar-benar harus tahu dari mana asal kopi yang akan dia racik. “Untuk kopinya sendiri kita harus tau ini kopinya itu dari daerah mana asalnya karena kan kalau sekarang itu orang kalau minum kopi mulai tau, oh kopi ini asalnya dari sini, kopi ini dari daerah ini.”
“Mereka (pelanggan) juga akan nanya ini kopi dari mana kepada kita, jadi informasi dasar soal dari mana asal kopi itu memang penting.”
Ferry mengatakan bagi seorang barista penting untuk selalu menjalani kalibrasi kopi. Dalam konteks peracikan kopi, biasanya yang umum digunakan adalah kalibrasi lidah, di mana hal itu terkait dengan vocabulary rasa yang dimiliki oleh seseorang atau pembuatan standar dalam hal merasakan kopi.
“Setiap pagi itu kita selalu ada yang namanya kalibrasi, kita selalu cari tau rasa dari kopi itu yang akan kita siapkan dan sajikan kepada customer. Jadi kita juga harus tau kopi ini ditanam di ketinggian berapa. Baristanya memang harus tau sih dasar-dasar dan detail-nya”.
Ferry melanjutkan, penting untuk bisa mencium dan membedakan aroma kopi, merasakan kopinya, sampai meraciknya. Kalau untuk pemula tentu seseorang harus belajar dasar-dasarnya dulu. “Bicara soal taste saat pembuatan kopi, itulah makanya kita itu barista setiap pagi melakukan kalibrasi biji kopinya hari itu, jadi mencari rasa yang paling pas sesuai dengan biji kopi itu. Setiap biji kopi kan memiliki rasa yang berbeda-beda kan.”
Secara personal sebagai seorang barista, Ferry sendiri akan meracik biji kopi menjadi secangkir kopi dengan taste yang seimbang. Jadi, dari sisi pahitnya, sisi asamnya, sisi manisnya, Ferry akan berusaha membuatnya balance.
“Jadi karena Barista yang meracik kopinya, kita harus mencari rasa yang balance dan memang rasanya sesuai biji kopinya dan pas sama orang-orang yang akan meminumnya. Jadi biar ada ciri khas si Barista akan meracik kopi sesuai taste-nya.”
Baca Juga: Tak Kalah dengan Sawit, Kopi Juga Punya Nilai Ekspor yang Tinggi
Bicara soal skill yang dimiliki seorang barista, Ferry mengatakan bahwa sebenarnya kalau skill itu sendiri bisa dipelajari. Jadi, pelan-pelan seseorang yang sama sekali enggak tau cara meracik kopi pada akhirnya akan bisa karena belajar.
“Saya dulu itu belajarnya learning by doing, belajar dari salah satu senior kan. Saya belajar dari dia, benar-benar dari nol terus pertama yang dibutuhkan itu ya pasti kalau base-nya itu espresso, kita butuh mesin.”
Nah, soal espresso sendiri, sebagai salah satu produk kopi yang paling disukai, dalam pembuatannya, ternyata memang butuh keahlian. Jadi, kalau tak menguasai mesin pembuat espresso, maka kopi bisa saja terlalu asam atau pahit.
Dalam pembuatan espresso sendiri memang itu tergantung pada proses penggilingan dan ekstraksi. Rasa kopi tersebut memang bisa ditentukan saat ekstraksi.
Lalu, untuk menghasilkan espresso yang baik, itu tergantung pada tingkat kekasaran, volume kopi, dan penekanan pada mesin pembuat kopi. Jika ketiganya tidak dikuasai oleh pembuat kopi, akan berakibat pada rasa espresso yang terlalu pahit, ataupun terlau asam.
Mesin memang penting dalam peracikan kopi. Namun, Ferry mengungkapkan bahwa kalau hanya untuk seduh manual, maka itu cukup dengan alat seduh manual saja.
“Mesin yang semi otomatis, kalau misalkan untuk seduh manual kita hanya butuh alat-alat seduh manual. Pokoknya kalau seduh manual itu diseduh dengan kertas filter gitu, penyaring.”
Baca Juga: 3 Faktor Yang Bikin Coffee Shop Jadi Tempat Nongkrong Hits – Asumsi Flash
Bicara soal skill, Ferry mengatakah bahwa skill itu sendiri bisa dibilang butuh, bisa dibilang enggak juga karena masing-masing orang akan belajar seiring waktu. Yang pasti, lanjut Ferry, alangkah lebih baik secara dasar seseorang memang sudah harus punya skill misalnya sudah bisa bikin espresso atau seduh manual.
“Kalau belajar nya intens sih sebenarnya bagi seseorang yang belajarnya dari nol itu sebulan juga cukup sih, itu dia udah bisa lah semua basic-nya. Tinggal seiring waktu kan flow-nya bisa berjalan, dia akan memantapkan flow-nya.”
“Tapi kalau saya pribadi sih sebenarnya saya juga mengikuti flowing-nya ya, enggak harus cepat-cepat bisa, ya mungkin untuk sampai ke tahap nyamannya kita untuk work flow-nya sebagai barista dan untuk tau segala hal soal peracikan kopi, itu butuh waktu sekitar setahun lah ya untuk benar-benar sampai ke tahap nyaman meracik kopi.”
Ferry mengatakan bahwa meski dirinya sudah sekitar empat tahun menekuni profesi sebagai seorang barista, namun hal itu tak membuatnya berhenti untuk terus belajar tentang kopi. Sampai sekarang pun, Ferry terus belajar dan belajar bagaimana cara meracik dan menyajikan kopi dengan baik.