Keuangan

Melongok Perputaran Uang dan Mengapa Perbankan Tolak Platform Konten Porno

Admin — Asumsi.co

featured image
Unsplash

Konten pornografi adalah salah satu konten yang menjanjikan secara bisnis. Banyak orang rela merogoh kocek untuk bisa mendapat konten tersebut. Namun, konten pornografi ternyata tidak mendapat tempat dalam dunia perbankan. Pasalnya, banyak bank menolak menjalin kerja sama dengan penyedia konten pornografi.

OnlyFans dan Pornhub

Baru-baru ini misalnya, OnlyFans secara mengejutkan akan melarang konten berbau pornografi atau Not Safe For Work (NSFW) mulai bulan Oktober 2021. Padahal, platform ini terkenal dan populer mulai karena konten yang bermuatan pornografi sejak awal diluncurkan.

OnlyFans menyatakan bahwa platform tersebut akan melakukan perubahan untuk memenuhi permintaan mitra perbankan dan penyedia pembayarannya.

“Mulai 1 Oktober 2021, OnlyFans akan melarang posting konten apa pun yang mengandung perilaku seksual. Untuk memastikan keberlanjutan jangka panjang dari platform, dan untuk terus menjadi tuan rumah komunitas pencipta dan penggemar yang inklusif,” kutip pernyataan OnlyFans.

OnlyFans tidak menjelaskan secara detail pihak perbankan yang menuntut prasyarat perubahan itu. Namun, OnlyFans memang diketahui sedang mencari pendanaan hingga US$1 miliar.

Sebelum OnlyFans, platform lain seperti Pornhub juga gagal bermitra dengan Visa. Perusahaan keuangan itu mengatakan bahwa mereka akan mengizinkan penggunaan kartunya di platform MindGeek, pemilik Pornhub yang menampung konten dewasa yang diproduksi secara profesional. Meski demikian, Visa menolak pemrosesan pembayaran yang berasal dari Pornhub itu sendiri.

Dilansir dari Reuters, Visa mengatakan larangannya tetap berlaku untuk situs web yang meng-hosting konten buatan pengguna, yang paling populer adalah Pornhub, sampai penyelidikan yang sedang berlangsung selesai.

“Setelah peninjauan menyeluruh, Visa akan mengembalikan hak penerimaan untuk situs MindGeek yang menawarkan konten studio dewasa yang diproduksi secara profesional,” kata juru bicara Visa.

Menurut laporan New York Times, Visa telah menangguhkan pemrosesan pembayaran di Pornhub awal bulan ini. Pornhub mengatakan telah menarik konten yang diunggah oleh pengguna yang belum diverifikasi dari platformnya dan hanya akan mengizinkan akun mitra tertentu untuk mengunggah konten.

Pornhub mengatakan bahwa pihaknya kecewa dan telah secara aktif bekerja untuk menggunakan langkah-langkah ekstensif untuk melindungi platform dari konten semacam itu, termasuk mempekerjakan tim moderator secara manual meninjau setiap unggahan.

Mastercard juga telah secara permanen menghentikan penggunaan kartunya di Pornhub setelah penyelidikannya mengkonfirmasi adanya konten ilegal di platform tersebut.

Tidak ada aturan tegas yang menyatakan larangan untuk bermitra dengan industri pornografi. Namun, perbankan tampak memilih untuk menjauhi industri yang berhubungan dengan konten tersebut. Reputasi perbankan juga diduga menjadi alasan lain mengapa konten pornografi mereka jauhi.

Pengaman ekonomi Nailul Huda menilai tindakan untuk menghentikan pembayaran ke situs-situs berbau pornografi merupakan salah satu strategi untuk memperluas pangsa pasar di tingkat global.

Dia berkata potensi pelanggan global sangat beragam dan sangat heterogen, ada yang pro dan ada yang kontra pornografi. Sehingga, strategi perusahaan pembiayaan akan mengarah merangkul keduanya.

“Inklusifitas pelanggan menjadi hal utama dari strategi lembaga keuangan dan platform itu sendiri. Citra instansi yang bebas dari konten pornografi dianggap lebih menerima lebih banyak pelanggan. Makanya sudah banyak platform yang mem-banned konten-konten berbau pornografi dan pornoaksi, terutama perusahaan global yang mengedepankan inklusifitas pelanggan,” ujar Nailil kepada Asumsi.co.

Perputaran uang pada industri porno

Perputaran uang pada industri porno terbilang sangat tinggi. Dalam jajak pendapat yang dilakukan oleh Bedbible pada tahun 2012, industri pornografi diperkirakan menghasilkan sekitar US$5 miliar per tahun. Angka itu kemungkinan akan lebih dari US$6 miliar jika jajak pendapat diadakan tahun 2018.

Namun, pada intinya bahwa pendapatan untuk industri pornografi sangat bervariasi. Karena sebagian besar perusahaan porno dimiliki secara pribadi, sehingga tidak mungkin mendapatkan perkiraan yang benar-benar akurat.

“Perkiraan yang aman adalah untuk mengatakan itu bernilai miliaran, tetapi saya tidak tahu persis berapa miliar, dan tidak ada yang tahu,” kata Dan Miller, editor pelaksana AVN.

Tidak seperti bentuk hiburan lainnya, gemuruh dalam industri hiburan dewasa biasanya hanya diikuti oleh penonton khusus. Sementara Adult Video News pada tahun 2009 mengatakan sebanyak lebih dari US$4 miliar berputar dalam industri ini.

Di Jepang misalnya, industri porno sendiri mempunyai estimasi pendapatan sekitar US$4,4 miliar, dengan jumlah produksi sebanyak 20 ribu judul tiap tahunnya. Angka tersebut didapat dari penjualan dan penyewaan video porno yaitu mencapai US$500 juta hingga US$1,8 miliar, internet sekitar US$1 miliar, biaya per tayang US$128 juta, serta publikasi di media dan majalah mencapai US$1 miliar.

Share: Melongok Perputaran Uang dan Mengapa Perbankan Tolak Platform Konten Porno