Di Indonesia, karya film masih didominasi oleh drama atau komedi. Genre action sendiri jarang dipilih, mungkin karena tingkat kesulitannya yang cukup kompleks. Namun, film berjudul ’22 Menit’ hadir di tengah-tengah dominasi film drama dan komedi. Film action garapan sutradara Eugene Panji dan Myrna Paramitha Pohan itu udah mulai tayang hari ini, 19 Juli 2018.
Enggak sembarang action, film yang diperankan oleh Ario Bayu, Ardina Rasti, Ade Firman Hakim, Hana Malasar, dan Ence Bagus itu bakalan menyuguhkan beragam adegan menegangkan dengan aksi ledakan dan baku tembak. Latar cerita film ini memang terinpirasi dari kisah nyata teror bom yang terjadi di Jakarta.
Digadang-gadang bakal sekelas film hollywood, sang sutradara memang cukup niat dalam menggarap filmnya, dengan membuat tim khusus untuk special effect juga visual effects untuk pengeditannya.
“Tim produksi kami berkonsultasi dengan Kepolisian agar bisa memahami bagaimana prosedur mereka menangani krisis bom, apa yang harus dilakukan, dan apa yang tidak boleh dilakuan di lapangan saat kejadian. Karena itu, meskipun film fiksi, kami serius dengan detil-detil yang kami sajikan,” kata Eugene pada media, Selasa, 17 Juli 2018.
Sinopsis Film ’22 Menit’
Film ‘22 Menit’ ini menceritakan tentang kondisi warga Jakarta saat terjadi ledakan bom di Thamrin, Jakarta Pusat, 14 Januari 2016. Mungkin di antara kita masih ada yang ingat bagaimana heroiknya para polisi yang menangani kasus yang cukup fenomenal kala itu.
Meski judul filmnya ’22 Menit’ dan terinspirasi dari kisah nyata, namun film ini berdurasi 80 menit dan merupakan karya fiksi. Jalan ceritanya pun enggak hanya berfokus pada karakter utama saja, namun ada juga beberapa peran pendukung yang cukup menarik perhatian penonton. Sebut saja Ardi yang diperankan oleh Ario Bayu, seorang polisi anggota unit antiterorisme, yang masih bersedia mengantar putrinya ke sekolah setiap hari sebelum bertugas. Lalu ada Anas, yang diperankan oleh Ence Bagus yang terkena ledakan bom secara tiba-tiba saat ingin membeli makanan. Ada juga tokoh bernama Dessy yang diperankan Ardina Rasti yang digambarkan sebagai karyawati yang biasa hilir mudik di kawasan tersebut.
Jadi, dalam film ini enggak cuma ada aksi Ario Bayu yang gagah berani melawan terorisme, tapi ada juga karakter lain yang disorot, ada Anas, Dessy dan lainnya.
Film yang Didukung Penuh Pihak Kepolisian
Saat penggarapan film, Jalan Thamrin sempat ditutup untuk pembuatan film berjudul 22 Menit. Menurut Eugene, kepolisian sangat mendukung pembuatan film ini. Bahkan timnya diberi kesempatan mempelajari cara-cara polisi menangani serangan teror.
“Kami melakukan riset selama 1,5 tahun untuk membuat film ini. Kami dilatih ke labfor, bagian penjinak bom, Densus sampai senjata yang kami gunakan itu dari polisi,” kata Eugene Panji, sutradara film 22 Menit, di lokasi syuting, Ahad, 15 April 2018.
Untuk merekonstruksi peristiwa, kata Eugene, polisi memperlihatkan rekaman CCTV saat serangan teror terjadi. Para tim juga melakukan riset, melakukan kordinasi dengan polisi dan para korban. Langkah ini dilakukan untuk mendapat detail peristiwa agar film yang dibuat bisa mendekati kejadian sebenarnya.
A post shared by 22 Menit The Movie (@22menitthemovie) on Jul 17, 2018 at 7:45pm PDT
Memang, film 22 Menit ini merupakan bagian dari corporate social responsibility perusahaan yang bekerja sama dengan Polri. Meski nama perusahaan tersebut masih samar, Brigjen Krishna Murti dari Polri diberi tanggung jawab untuk mengurusi pembuatan film tersebut.
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto bilang, kalau film tersebut memang bekerja sama dengan Polri. Tapi, bukan berarti merupakan program khusus dari bagian Humas Polri. Adanya tim khusus yang dibentuk oleh Polri memang udah dapet izin sebelumnya dari Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
“Itu ada tim khusus yang memang dibuat, dibentuk oleh Kapolri. Dipimpin oleh Pak Krishna Murti,” kata Setya di Gedung Rupatama, Mabes Polri, Selasa, 24 April 2018.