Ada harapan besar yang ditaruh di pundak Eko Yuli Irawan, atlet angkat besi Indonesia di panggung Asian Games 2018 nanti. Sosok murah senyum itu masuk dalam jajaran atlet terbaik tanah air yang diandalkan untuk mengibarkan Merah Putih di tiang tertinggi.
Eko sendiri lahir di Lampung dan berasal dari keluarga yang kurang mampu dengan ayah bernama Saman, seorang pengayuh becak, sementara sang ibu bernama Wastiah, yang merupakan seorang penjual sayur.
Cerita awal Eko yang akhirnya kepincut untuk jadi atlet angkat besi (lifter) memang tak seindah dongeng. Saat masih kecil, awalnya Eko menyaksikan sekelompok orang berlatih angkat besi di sebuah klub sasana Yon Haryono di daerahnya.
Lantaran antusias melihat aktivitas latihan angkat besi tersebut, Eko akhirnya dipanggil oleh pelatih klub itu untuk ikut berlatih angkat besi bersama mereka. Eko pun tak butuh pikir panjang untuk menerima ajakan itu hingga akhirnya ia mendapatkan izin orang tua untuk ikut berlatih.
Latihan yang dilakukan Eko pun tak sia-sia karena setelahnya ia sukses meraih gelar lifter terbaik dan menyabet medali emas di Kejuaraan Dunia Yunior 2007. Pada tahun sebelumnya, Eko masuk urutan kedelapan kejuaraan dunia 2006 di Santo Domingo, Republik Dominika.
Setelah itu, kepingan sejarah pun mulai disusun Eko. Sosok kelahiran Kota Metro, Lampung, pada 24 Juli 1989 itu beberapa kali berhasil mengharumkan nama Indonesia di pentas dunia.
Pencapaian di Kejuaraan Dunia Yunior pada 2007 itulah yang jadi tonggak awal perjalanan Eko sebagai atlet angkat besi profesional. Tahun berikutnya di 2008, Eko sukses berjaya di ajang PON XVII di Kalimantan Timur dengan meraih medali emas.
Tak berhenti sampai di situ, kemampuan Eko baru benar-benar diuji kala ia mewakili Indonesia di ajang olahraga tertinggi dunia, Olimpiade 2008 di Beijing, China. Di pesta olahraga empat tahunan itu, Eko berhasil meraih medali perunggu.
Merasa haus prestasi, Eko terus gigih berlatih hingga keran prestasinya kembali berlanjut saat ia sukses membawa pulang medali emas di pentas Olimpiade Olahraga Mahasiswa, Universiade XXVI tahun 2011 di Shenzhen, China.
Kala itu, Eko yang tampil di kelas 62 kilogram sukses meraih total angkatan 310 kilogram (angkatan Snatch 140 kilogram, Clean and Jerk 170 kilogram). Lalu, Eko juga berhasil meraih medali perunggu kelas 62 kg dengan total angkatan 317 kg di Olimpiade 2012 di London, Inggris.
Setelah meraih sederet prestasi mentereng, puncaknya Eko berhasil meraih medali perak di ajang Olimpiade Rio 2016 yang berlangsung di Brasil. Saat itu Eko kalah dari lifter Kolombia, Oscar Albeiro Figueroa Mosquera.
Raihan medali perak di ajang Olimpiade Rio 2016 sendiri menjadi catatan spesial bagi Eko. Pasalnya, sosok berusia 28 tahun tersebut sukses menjadi salah satu atlet tersukses Indonesia di ajang Olimpiade.
Ya, Eko tercatat sebagai atlet Indonesia pertama yang sukses meraih tiga medali dari tiga kali keikutsertaannya di Olimpiade. Sebelumnya, Eko sudah lebih dulu meraih medali perunggu di Olimpiade Beijing 2008 dan Olimpiade London 2012.
Sekadar informasi, atlet angkat besi lainnya yang merupakan rekannya sendiri, Triyatno, hanya mampu meraih dua medali Olimpiade beruntun. Triyatno sukses menyabet medali perunggu di Olimpiade Beijing 2008 dan medali perak di Olimpiade London 2012.
Sebelum Eko Yuli dan Triyatno, ada dua Olimpian Indonesia lainnya yang sudah lebih dulu meraih multi-medali yakni atlet angkat besi putri Raema Lisa Rumbewas yang merebut perak baik di Olimpiade Sydney 2000 dan Olimpiade Athena 2004.
Lalu, ada juga legenda bulutangkis Indonesia, Susy Susanti yang meraih medali emas di Olimpiade Barcelona 1992 dan medali perunggu di Olimpiade Atlanta 1996.
Berkat keberhasilannya meraih medali perak di Olimpiade 2016 lalu, Eko mendapat bonus dari pemerintah sebesar Rp 2 miliar dan tunjangan hari tua sebesar 15 juta per bulan yang akan diberikan per tahun.
Kini, Eko pun menatap Asian Games 2018 yang akan diselenggarakan di rumah sendiri di Jakarta-Palembang 18 Agustus hingga 2 September 2018. meraih medali emas adalah target realistis Eko untuk berjaya di depan pendukung sendiri.
“Tinggal persiapan ke depan. Kalau target Asian Games nanti tercapai mudah-mudahan bisa rebut medali emas. Kalau itu masih belum tercapai, ya kita tinggal adu mental karena angkatan hampir sama semua,” kata Eko Yuli Irawan dalam siaran Fokus Indosiar, Sabtu, 19 Mei.
Daftar Prestasi Eko Yuli Irawan di Cabang Angkat Besi:
– Perak Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, kelas 62 kg, total Angkatan 312 kg
– Perunggu Asian Games 2014 Incheon, kelas 62 kg
– Perunggu Asian Games 2010 Guangzhou
– Emas SEA Games 2013 Myanmar, kelas 62 kg
– Emas SEA Games 2009, kelas 62 kg
– Emas SEA Games 2011, kelas 62 kg
– Emas Sea Games 2007 Thailand, kelas 56 kg
– Perunggu Olimpiade 2012 London, kelas 62 kg, total angkatan 317 kg
– Perunggu Olimpiade 2008 Beijing, kelas 56 kg, total angkatan 288 kg
– Dua perak dan satu perunggu Kejuaraan Asia 2008 Kanazawa, Jepang, kelas 62 kg
– Emas Kejuaraan Dunia Junior di Praha, Republik Ceko, 2007
– Dua perunggu Kejuaraan Dunia 2007 di Chiang Mai, Thailand
– Satu emas dan satu perak Kejuaraan Dunia 2009 Goyang, Korea Selatan
– Perunggu Kejuaraan Dunia 2010 Antalya, Turki
– Satu perak dan satu perunggu Kejuaraan Dunia 2011 Paris, Prancis
– Dua perak Kejuaraan Dunia 2014 Almaty, Kazakhstan
– Perunggu Kejuaraan Asia 2010 Guangzhou, China
– Peringkat 8 Kejuaraan Dunia 2006 di Santo Domingo, Republik Dominika, kelas 56 kg