Budaya Pop

Tiga Alasan Kenapa Kita Jangan Dulu Skeptis Sama Minke di Film ‘Bumi Manusia’

Winda Chairunisyah Suryani — Asumsi.co

featured image

Kabar menghebohkan kembali muncul di dunia perfilman Indonesia, dan lagi-lagi nama Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan jadi sorotan. Sebelumnya, mantan boy band cilik itu sempat dikritik habis-habisan karena dianggap tak cocok memerankan tokoh Dilan dalam film Dilan 1990. Kini, nama Iqbal kembali diprotes gara-gara memerankan tokoh Minke, dalam film terbaru Hanung Bramantyo yang berjudul Bumi Manusia.

Ya, Bumi Manusia, judul buku pertama dari tetralogi buku karya sastrawan kenamaan Pramoedya Ananta Toer itu akan diangkat ke dalam sebuah film. Buku yang terbit pada tahun 1980 itu bercerita tentang seorang tokoh bernama Minke, seorang anak pribumi yang bersekolah di Hoogere Burgerschool (HBS), sekolah yang diperuntukan untuk orang-orang keturunan Eropa.

Minke sendiri digambarkan sebagai seorang pribumi yang kalem, dewasa dan pintar menulis, bahkan tulisannya sudah dimuat di berbagai koran Belanda pada saat itu. Hal itu menjadi tanda tanya besar bagi para pengagum karya Pram, yang menganggap Iqbal enggak pantes memerankan sosok Minke.

Wah gila kali sosok seorang Minke disamain dengan Dilan. Tolong lah, I know you’re aiming for profit and teenage girls as the audience, but for God’s sake, don’t do Bumi Manusia this dirty.— kaia. (@salsnadia) May 24, 2018

Jgn smp yg ngisi soundtrack bumi manusia si iqbal jg ya~ hanung & falcon, u have to know that mostly millenial’s extraneous w/ that literature work, just few literature enthusiast that make out, then u left those few againts mostly millenial? we feel disappointed w/ ur decision~— ꦏꦂꦠꦶꦏꦺꦴ (@noegroho__) May 24, 2018

I dislike you, @Hanungbramantyo. Some might argue that Iqbaal as Minke in Bumi Manusia would increase the movie and the book’s popularity among teenagers, or it’s just that he’s a good actor. Hey, whatever the reason is, Pramoedya was a Nobel nominee and you should know better.— hmza (@fearofgun) May 24, 2018

Tapi, ada beberapa alasan mengapa kita enggak perlu ikut-ikutan menghujat dan berkomentar tentang dipilihnya Iqbal ‘Dilan’ sebagai pemeran Minke di Bumi Manusia, dan berikut alasannya!

1. Pilihan Sutradara

Ya, setiap pemeran film tentu telah dapet restu dari sang sutradara yang punya tugas sebagai pemimpin produksi, dan tentunya Hanung Bramantyo punya segudang alasan kenapa harus memilih Iqbal daripada Reza Rahardian, eh, maksudnya dari pada aktor lain. Lalu, kira-kira apa aja ya alasan Hanung memilih Iqbal?

“Tertulis jelas di buku, bahwa Minke adalah seorang pemuda berusia 20 tahun. Yang artinya dia masih muda. Dipenuhi oleh semua hasrat anak muda. Pak Pram sedang bicara tentang gejolak anak-anak muda, inilah yang kemudian jadi pertimbangan bahwa saya harus benar-benar memilih yang cocok,” ujar  Hanung pada media di konferensi pers Bumi Manusia, Yogyakarta, Kamis, 24 Mei malam.

Bagi Hanung, tokoh Minke merupakan sosok millennial pada masanya, yang digambarkan sebagai pemuda yang enggak mau pakai jarik, tapi lebih suka pakai celana panjang. Yah, memang sepertinya menurut Hanung, Iqbaal adalah representatif dari sosok millennial di zaman sekarang.

2. Iqbal Punya Banyak Penggemar

Sebagai film komersial, Bumi Manusia haruslah realistis. Selain mencari sosok yang tepat sesuai karakter yang diinginkan sutradara, juga perlu adanya perkiraan jumlah penonton yang akan dijadikan target pencari untung.

Sosok Iqbal udah cukup tepat, apalagi melihat followers instagramnya yang mencapai 6,8 juta, padahal dia baru mengunggah 22 postingan aja. Sehingga, untuk masalah keuntungan, Falcon Pictures sebagai rumah produksi enggak perlu khawatir merugi lagi.

3. Berdebatlah Setelah Lihat Hasil Filmnya

Sebelum filmnya rilis, ada baiknya menahan dulu semua amarah dan prasangka, itu guys. Berkaca pada film Dilan 1990 itu misalnya, meskipun awalnya banyak cacian namun pada akhirnya film itu berhasil menjadi pemenang Movie of The Year di Indonesian Choice Award 2018, lho.

Enggak hanya itu, film Dilan 1990 juga berhasil ngedapetin 6,2 juta penonton di hari ke-39 pemutarannya, dan hal itu menjadikan film dengan pendapatan Rp 233,7 juta menjadi film terlaris di 2018.

Nah, makanya, sebelum komentar panjang lebar, mending tunggu dulu aja hasil filmnya. Setelah itu, barulah perdebatan diperbolehkan, dan berikan kritik yang membangun supaya perfilman Indonesia makin maju.

Share: Tiga Alasan Kenapa Kita Jangan Dulu Skeptis Sama Minke di Film ‘Bumi Manusia’