General

Titiek Soeharto Jadi Pimpinan MPR RI, Bentuk Balas Budi Ketum Golkar?

Winda Chairunisyah Suryani — Asumsi.co

featured image

Dewan Pimpinan Pusat Partai Golongan Karya (DPP Partai Golkar) menggelar rapat pleno ‎persiapan Rapat Kerja Nasional (Rakernas), pada Minggu malam, 18 Maret. Rakernas tersebut rencananya akan dilaksanakan pada 22-23 Maret mendatang.

Selain ngebahas Rekernas, di rapat pleno yang berlangsung hingga tengah malam itu juga sekaligus mengambil keputusan penggantian kursi pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR RI) di mana Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi Partai Golkar yang tadinya dijabat oleh Mahyudin, kini digantikan oleh anak Presiden RI ke-2 Soeharto, yaitu Siti Hediati atau yang akrab disapa dengan nama Titiek Soeharto.

Rapat ini dihadiri oleh sejumlah politisi Golkar seperti Idrus Marham, Aziz Syamsuddin, Bambang Soesatyo, Yorrys Raweyai, Nurdin Halid, Robert Kardinal, dan pengurus teras partai lainnya. Usai rapat pleno, Ketua DPP Golkar Ace Hasan Sadzily bilang bahwa keputusan penggantian Wakil Ketua MPR itu merupakan kesepakatan seluruh kader Golkar yang hadir dalam rapat pleno tersebut.

“Ya tadi sudah disetujui bahwa sudah disahkan bahwa wakil ketua MPR kepada mbak Titiek,” kata Ace usai rapat pleno yang berlangsung tertutup di kantor DPP Golkar, Jakarta Barat, pada Minggu, 18 Maret.

Bukti Balas Budi dari Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto?

Seperti diketahui, Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar pada 19 Desember 2017 lalu, nama Titiek Soeharto sempat dikabarkan akan maju sebagai calon ketua umum Partai Golkar yang baru. Namun, namanya tergeser setelah pada 20 Desember, Airlangga Hartarto ditetapkan sebagai ketua umum yang sah.

Pengangkatan Titiek yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua MPR pun santer diisukan sebagai bentuk balas budi Airlangga karena telah mengizinkan dirinya sebagai Ketum Partai Golkar pengganti Setya Novanto yang kini jadi tersangka Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Namun, isu itu dibantah oleh Ace Hasan.

Ia bilang bahwa penggantian ini hanya wujud komitmen dari Airlangga yang ingin menghadirkan keterwakilan kader perempuan di tubuh Partai Golkar yang bisa menjadi pemimpin parlemen.

“Enggak ada ini balas jasa. Di dalam tubuh partai Golkar di samping memang ada aspirasi, pimpinan MPR mesti ada perempuan juga,” kata Ace.

Lebih lanjut, Ace mengaku bahwa ketumnya udah ngobrol langsung dengan Mahyudin ngebahas tentang pergantian pimpinan MPR itu. Ia meyakini kalau Airlangga bakalan ngasih tugas partai baru untuk Mahyudin ke posisi lain, meskipun posisinya masih belum diketahui.

Share: Titiek Soeharto Jadi Pimpinan MPR RI, Bentuk Balas Budi Ketum Golkar?