Isu Terkini

Ahok Bilang Masyarakat Masih Butuh Premium, Tepatkah Subsidinya Selama Ini?

Irfan — Asumsi.co

featured image
Unsplash/Bkusmono

Sentilan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia soal penghapusan premium kepada Basuki Tjahja Purnama mendapat tanggapan. Pria yang akrab disapa Ahok itu menyebut kalau premium masih ada karena memang masih ada masyarakat yang membutuhkannya.


“Premium secara kebutuhan ekonomi memang rakyat masih membutuhkan,” kata Ahok yang dikutip Asumsi.co dari pemberitaan detik.com.

Namun demikian, Pertamina juga melakukan beberapa upaya agar masyarakat beralih ke BBM yang oktannya lebih tinggi dari Premium. seperti Pertamax dan Pertalite. Upaya itu di antaranya lewat program Langit Biru Pertamina.

“Itu kita baru bikin program langit biru, untuk mengajak masyarakat mendidik supaya meninggalkan premium,” terang Ahok

Meski begitu Ahok belum berani berbicara mengenai BBM Premium jadi dihapus atau tidak. Menurutnya kebijakan tersebut merupakan kewenangan pemerintah dan pihaknya hanya menjalankan saja. Dia sendiri mengaku pernah melakukan penghapusan BBM kala menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

“Memang dulu di DKI sudah pernah saya hapus malahan,” ucap Ahok.

Seefektif Apa Subsidi Premium di Masyarakat?

Pengamat energi Mamit Setiawan menilai terkait premium, untuk saat ini memang masih dibutuhkan oleh masyarakat apalagi dalam kondisi pandemi. Namun diakui Mamit, kalau yang ditanya tepat tidaknya subsidi premium saat ini perlu diakui kalau sasarannya tidak tepat.

“Harusnya pengguna premium adalah masyarakat yang tidak mampu,” ucap Mamit.
Belum lagi kalau bicara kualitas. Kendaraan yang menggunakan premium kinerjanya tidak maksimal karena membuat pembakaran dan kompresi mesin menjadi tidak maksimal.
Penggunaan premium juga kerap membuat mesin jadi lebih sering memerlukan perawatan serta jarak tempuh menjadi lebih pendek. Oleh karena itu, Pertamina dengan Program Langit Biru mengajak konsumen untuk beralih ke ron yang lebih tinggi. 
“Program diskon terhadap Pertalite merupakan upaya untuk mengajak masyarakat beralih ke BBM dengan RON tinggi,” ucap dia.
Dia pun menilai saat ini masyarakat sudah paham kalau menggunakan premium lebih jelek dibanding menggunakan BBM dengan RON lebih tinggi. “RON tinggi sudah jelas sekali. Mesin menjadi lebih maksimal kinerjanya dan jarak tempuh menjadi lebih jauh. Perawatan juga bisa lebih jarang dilakukan,” ucap dia.

Namun, disparitas harga yang jauh antara BBM Premium dengan BBM RON tinggi membuat masyarakat masih ada yang lebih memilih premium. Kendati demikian, Mamit optimistis program langit biru dengan berbagai promo bisa menjadi daya tarik. 
“Harusnya premium dan solar subsidi hanya untuk angkutan umum, roda dua dan tiga. Sementara kendaraan roda empat atau lebih atau milik pribadi atau perusahaan menggunakan BBM non-subsidi. Memang subsidi ini sasarannya harus tepat,” ucap dia.

Share: Ahok Bilang Masyarakat Masih Butuh Premium, Tepatkah Subsidinya Selama Ini?