Partai Golkar menunjuk Agus Guwimang sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD Partai Golkar DKI Jakarta, pada 21 Februari. Agus menggantikan Fayakhun Andriadi (FA) yang sebelumnya tersangkut dugaan kasus korupsi.
Karena yang terjerat adalah ketuanya dari Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Partai Golkar DKI Jakarta harus memilih ketua yang baru melalui Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) dalam beberapa waktu ke depan. Fayakhun sendiri merupakan Ketua DPD I DKI Jakarta periode 2016-2020.
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto pun langsung menyiapkan nama pengganti, yaitu Agus Gumiwang untuk menggantikan Fayakhun yang telah mengundurkan diri dari jabatannya.
Airlangga menunjuk Agus Gumiwang untuk ngeganti Fayakhun yang udah ngundurin diri dari jabatannya itu.
“Kemarin sudah ditunjuk. Plt-nya Pak Agus Gumiwang,” ujar Airlangga dilansir dari iNews.com pada 22 Februari.
“Dalam waktu dua bulan menyiapkan musyawarah daerah luar biasa,” kata Airlangga.
Sebelumnya, Fayakhun, yang juga merupakan anggota DPR RI di Komisi I, diduga terlibat dalam kasus proyek pengadaan satelit monitoring di Badan Keamanan Laut (Bakamla).
“Berdasarkan alat bukti yang KPK miliki, kami yakin untuk menetapkan FA sebagai tersangka,” kata Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata pada 14 Februari lalu.
Dari sejumlah alat bukti yang ada, seperti keterangan saksi, surat, barang elektronik, serta fakta persidangan, Fayakhun diduga telah memuluskan anggaran Bakamla itu. Marwata bahkan mengungkapkan bahwa Fayakhun juga diduga menerima fee satu persen atau sebesar Rp12 miliar dari total anggaran Bakamla Rp1,2 triliun.
Pemberian suap yang dilakukan Fayakhun ini berarti menjadi kasus korupsi terkait dengan rencana kerja dan anggaran kementerian negara/lembaga dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun anggaran 2016, di mana anggaran APBN-P itu diberikan kepada Bakamla.
Penetapan Fayakhun sebagai tersangka ini pun berimbas pada jabatannya yang juga merupakan Ketua DPD Partai Golkar DKI Jakarta Periode 2016-2020. Dan lagi-lagi, guys, Golkar berbenah diri buat nyari pengganti.