Airlangga Hartarto akhirnya dipilih Partai Golkar sebagai ketua umum menggantikan Setya Novanto yang terjerat kasus korupsi e-KTP. Airlangga yang masih menjabat sebagai Menteri Perindustrian itu dipilih secara aklamasi oleh DPD Partai Golkar. Terpilihnya Airlangga memang sudah diprediksi sejak lama.
Dalam Munaslub yang sedang berlangsung saat ini pun, menurut Ketua Harian Golkar, Nurdin Halid, gak bakal ada nama caketum lain yang muncul. Jadi, menurut Nurdin, agenda Munaslub itu hanyalah pengukuhan Airlangga Hartarto sebagai Ketum yang sudah terpilih di pleno DPP. Meskipun begitu, masih ada loh yang tetap berniat untuk berkompetisi melawan Airlangga di bursa Munaslub nanti, dia adalah Priyo Budi Santoso. Kira-kira, apa saja fakta yang perlu kamu tahu soal penantang Airlangga ini?
Berani melawan arus – Priyo yang ingin tetap maju sebagai calon Ketum Golkar ini cukup berani menghadapi banyaknya dukungan untuk Airlangga. Priyo yang lahir di Surabaya, Jawa Timur ini mengaku masih mencari celah agar proses pemilihan ketua umum baru tidak dilakukan secara aklamasi. Priyo bahkan mengaku sudah menjalin komunikasi dengan beberapa pemilik hak suara di Munaslub, yakni dengan beberapa Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) tingkat provinsi dan kota atau kabupaten.
Tetap mengkritik meski Munaslub akan berlangsung – Priyo menilai keputusan penetapan Ketum Golkar secara aklamasi di Pleno DPP itu justru berpotensi membuat Airlangga tidak punya legitimasi. Priyo menegaskan, rapat pleno hanya digunakan untuk melakukan perombakan pengurus, sementara pemilihan ketum dilakukan lewat Munaslub. Makanya, ia menyarankan pengurus DPP agar memberikan kesempatan bagi kader-kader Golkar untuk mencalonkan diri dan bertarung sebagai ketua umum secara demokratis.
Pernah menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI periode 2009-2014 – Pria kelahiran 30 Maret 1966 ini pernah menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI pada masa kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono. Priyo juga pernah tercatat sebagai ketua umum termuda dalam organisasi Trikarya (Soksi, MKGR, dan Kosgoro 1957). Ia juga pernah menjadi salah seorang ketua koordinasi dalam Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan Ketua PB Lembaga Karate Do Indonesia (Lemkari).
Menurut kalian, akan berhasilkah Priyo mencalonkan dirinya sebagai Ketum Golkar yang baru di Munaslub nanti?