Baru-baru ini, publik diramaikan kemunculan kondom varian jajanan dan kuliner rasa kopi susu, cimol pedas, hingga mie goreng. Ketiga varian kondom yang mendadak viral di dunia maya ini merupakan produk terbaru dari merk Fiesta.
Brand Manager Kondom Fiesta, David Dwi Santoso menyebut bahwa selera kuliner lokal diharapkan bisa mengubah pandangan tak sedap masyarakat tentang kondom.
“Kita menggabungkan selera kuliner lokal kekinian untuk memecahkan stigma negatif soal kondom sehingga membuat masyarakat menjadi lebih nyaman dan menambah pengalaman yang seru dan berbeda ketika menggunakannya,” jelasnya dalam keterangan pers yang diterima Asumsi.co.
Kenapa Sih, Fiesta Bikin Tiga Varian Rasa Kondom Ini?
Sebelum cimol dan mie goreng, Fiesta sudah pernah mengeluarkan kondom dan lubrikan dengan aroma pisang, durian, mint, permen karet, dan stroberi. Namun, tiga rasa terbaru ini memiliki latar belakangnya tersendiri. Menurut David, pihaknya mendengar keinginan konsumen soal rasa baru yang diminati.
“Latar belakang kami membuat varian rasa Spicy Cimol adalah kami berkolaborasi dan mewujudkan ide dari Gerald Liu (@_geraldgerald_) yang pernah melontarkan tweet untuk membuat Fiesta kondom dengan rasa cimol pada tahun 2019,” terangnya
Sedangkan dua rasa lainnya, yaitu kopi susu dan mie goreng merupakan jajanan kekinian yang tengah digandrungi anak muda di Indonesia. Ia berharap, varian ini akan menambah keseruan masyarakat untuk mau menggunakan kondom sebagai alat kontrasepsi demi mencegah penularan penyakit dan kehamilan yang tidak direncanakan.
Varian Kondom Berperisa Mana yang Disukai Orang Indonesia?
Berdasarkan data tahun 2019, Head of Strategic Planning DKT Indonesia Aditya A Putra mengatakan aroma stroberi merupakan kondom berperisa yang paling diminati oleh pasangan di Indonesia.
“Orang suka aroma dan rasa yang segar, seperti rasa buah stroberi. Aroma ini juga jadi yang paling diminati di seluruh dunia,” katanya seperti dikutip dari CNN.
Hal ini pun diamini oleh salah satu penggunanya, Kevin (28) yang mengaku saat berhubungan seksual dengan pasangannya lebih suka menggunakan kondom aroma stroberi. “Bikin nge-seks lebih segar sih dan buat saya pribadi lebih merangsang buat sentuhan di alat vital saya,” ungkapnya melalui pesan singkat kepada Asumsi.co.
Soal kemunculan tiga varian kondom Fiesta ini, ia mengaku tertarik mencoba yang aroma cimol. “Kayaknya yang cimol itu uniknya, saya tertarik sih coba itu nanti bareng pasangan,” ungkapnya.
Namun ada pula Aya (32) yang mengungkapkan kalau dirinya lebih suka saat berhubungan badan dengan suaminya menggunakan kondom beraroma pisang. Ia mengatakan, aroma pisang membuat fantasi seksnya semakin berjalan.
“Aroma pisang sih saya sukanya. Lebih bikin gairah dan ketika oral seks aduh, gimana ya bikin travelling otak jadi betah lama-lama di ranjang,” tandasnya.
Apakah Kondom Berperisa Aman Buat Kesehatan Alat Vital?
Seksolog dr. Haekal Anshari, M. Biomed (AAM) mengatakan kondom berperisa dapat menjadi variasi dalam aktivitas seksual yang bisa meningkatkan gairah seksual. Soal aman tidaknya untuk digunakan, kata dia, tergantung dari bahan perisa yang digunakan.
“Meskipun bisa menjadi variasi dalam aktivitas seksual, serta aman digunakan untuk seks oral, namun tidak berarti dapat digunakan untuk penetrasi vagina,” kata Haekal kepada Asumsi.co saat dihubungi terpisah.
Maka, menurutnya penting untuk dibaca pada kemasannya soal kondom dengan varian rasa tersebut dapat digunakan untuk seks penetrasi vagina juga.
Ia menerangkan, beberapa kondom varian rasa menggunakan bahan gliserin. Bahan ini, menurutnya bisa mengganggu keseimbangan pH vagina bila digunakan utk seks penetrasi vagina.
“Apabila keseimbangan pH vagina terganggu, lanjutnya, bakal menyebabkan perempuan rentan mengalami infeksi bakteri, jamur dan infeksi saluran kemih,” pungkas dokter.
Psikolog Klinis Personal Growth, Counseling & Development Centre Jakarta Ni Made Diah Ayu Anggreni, M.Psi. mengatakan, kondom berperisa belum tentu mampu membangkitkan fantasi seksual. Namun, kondom bisa menjadi salah satu penyebab meningkatnya gairah, utamanya fantasi seseorang saat melakukan aktivitas seksual.
“Setiap orang memiliki preferensi yang berbeda, misal dengan posisi tertentu, fetish, dan masih banyak lagi, salah satunya adalah mengenai rasa yang dikecap ketika melakukan oral seks. Selama ini kondom dianalogikan sebagai permen, sehingga kebanyakan dalam varian buah. Namun, individu juga biasanya penasaran untuk mencoba dan eksplorasi hal baru, sehingga bisa jadi varian baru ini menarik bagi sebagian orang,” jelas Ayu.
Ia menambahkan, ada individu yang dapat meningkatkan gairah dan kepuasan seksual ketika fantasi seksualnya terwujud. Namun ada juga yang bergairah dan mencapai kepuasan tanpa memerlukan adanya fantasi seksual.
“Sehingga secara psikologis, sesungguhnya fantasi seksial ini sangat bervariasi pada tiap individu dan tidak bisa kita generalisasikan,” tandasnya.
“Perang” Produsen Lewat Kondom Berperisa
Hingga saat ini, Fiesta telah meluncurkan 17 varian kondom dan 3 pelumas berbahan dasar air yang terdiri atas varian aroma antara lain stoberi, pisang, permen karet, durian, hingga anggur. Selain itu, pihaknya juga mengeluarkan varian bentuk yang antara lain dinamai Max Dotted, Ultra Thin, Ultra Safe, Delay, Neon, Extreme dan Pleasure Pack. Ada juga varian pelumas alami atau natural, stroberi dan aloe vera.
Di Indonesia, bukan cuma Fiesta yang merilis produk kondom berperisa. Durex, salah satu merek kondom yang menjadi pesaingnya juga memiliki varian kondom beraroma stroberi. Ada juga kondom merek Vivo yang merilis varian Tutti Fruity alias aneka buah-buahan.
Namun, bisa dibilang Fiesta-lah yang cukup gencar berinovasi menawarkan varian rasa dan aroma. Pakar marketing sekaligus Founder and Chairman MarkPlus, Inc. Hermawan Kartajaya menilai hal ini dilakukan Fiesta agar memenangkan “perang” inovasi rasa dan aroma produk kondom dari para kompetitornya.
“Inovasi ini sensasi, supaya orang mau coba. Sekadar appeal untuk menimbulkan awareness karena saingannya (Fiesta) itu Durex. Berat sekali,” ucap Hermawan kepada Asumsi.co, Selasa (30/3/21).
Marketing Expert Inventure Consulting, Youswohady menyebut, strategi yang dilakukan Fiesta merupakan salah satu upaya untuk menjaga eksistensi mereknya. Mereka menggunakan pendekatan emosional agar mereknya dapat bertahan lama melekat di benak publik.
“Satu brand itu bisa main di functional dan emotional. Kalau functional biasanya terbatas, katakanlah kondom ini secara functional hanya untuk keamanan saat hubungan seksual, menjaga penularan HIV AIDS dan kehamilan. Kalau main di sisi itu saja, tentunya kaku,” kata Youswohady kepada Asumsi.co, Selasa (30/3/21) melalui sambungan telepon.
ia menambahkan, sebuah brand atau merek yang baik, biasanya rutin melakukan inovasi produk maupun pembaharuan segmen serta strategi pemasaran maupun penjualannya.
“Ketika enggak ada sesuatu yang baru lagi, bisa jadi lapuk dan dinilai publik kehilangan aktivitas, bisa dibilang jadi non aktif. Makanya mereka ini mainnya di emotional. Saya lihat, ini bagian dari upaya agar mereknya bisa terus bergairah, menjaga tematik produknya yang identik dengan varian rasa dan aroma dengan pesan yang berbeda-beda,” tuturnya.
Ia menilai fokus Fiesta pada kondom rasa dan aroma merupakan langkah cerdas. “Secara functional memang aneh, tapi ini sesuatu yang sensitif karena berkaitan dengan hubungan seksual. Seksual itu kan, intim dan enggak terbuka. Sesuatu yang tabu dan disembunyikan, kalau di-twist paling gampang diangkat menjadi sensasi,” jelasnya.
Menurutnya, Fiesta yang merilis produk kondom tema kuliner bisa jadi sebagai bagian dari eksplorasi serta eksperimen. Pasalnya, sebelumnya mereka merilis produk kondom beraroma buah dan dinilai sukses.
“Inilah yang namanya main sensasi dan bisa jadi ada eksplorasi. Biasanya sudah ada survei lalu ada responsnya bagus baru dijalankan. Sebelumnya kan, tema aroma buah, kemudian sekarang kuliner. Kalau sukses ada kondom rasa dan aroma mie goreng, mungkin nanti bisa ada rasa dan aroma pecel ayam,” jelasnya.
Era media sosial dewasa ini, lanjutnya, juga mampu membantu Fiesta menambah sensasi tiga varian baru produknya ini dengan menjadi perbincangan warganet.
“Di era medsos seperti ini jadi menciptakan viral. Orang jadi membayangkan hubungan seksual dengan cita rasa mie goreng. Ini kan, sesuatu yang sharable dan viral. Tentunya menguntungkan brand,” terangnya.
Akan tetapi, ia mengingatkan setiap aktivitas kampanye produk ada siklusnya. Sehingga, Fiesta ke depannya bakal dituntut untuk terus berinovasi.
“Suatu aktivitas kampanye campaign itu ada life cycle. Kalau sudah berjalan sebagus apapun, orang nantinya juga akan bosan. Maka, butuh yang baru lagi lewat inovasi,” pungkasnya.