Voice over atau pengisi suara kini semakin
familiar sebagai mata pencaharian seseorang. Peluangnya semakin besar. Terlebih
para voice over di Indonesia seperti Bimo Kusumo dan Putri Saud mulai
menunjukkan eksistensinya di media sosial.
Pekerjaan ini tidak lepas dari
pesatnya industri kreatif, utamanya industri konten digital. Menurut Asia Voice
Over, konten digital yang berkembang saat ini hampir semuanya bersifat less
text, animated, to the point dan dianggap akan lebih hidup bila
ada narator di dalamnya. Hal ini sangat dimanfaatkan dengan baik oleh berbagai
industri yang ingin menyampaikan pesan ke targetnya.
Tren konten digital dalam
bentuk video juga semakin digandrungi. Dilansir dari Matinee, popularitas
dan efektifitas konten video sudah tidak dapat dielakkan lagi. Konten video
menjadi senjata utama dalam strategi pemasaran karena perusahaan berusaha untuk
mempertahankan engagement ke audiens. Hal ini tentu berpengaruh terhadap
kebutuhan profesi voice over.
Voices.com mengeluarkan laporan survey terhadap
750 pekerja kreatif di seluruh dunia, seperti produser, desainer, pembuat film,
sampai marketing profesional. Laporan itu dikeluarkan dengan judul MediaTrends
and Their Impact on Marketing and Advertising Into 2020. Ada beberapa
temuan menarik dalam laporan tersebut, diantaranya;
·
Podcast
menjadi konten media yang paling teratas diikut dengan iklan digital dan video
online.
·
Penurunan
tren pekerjaan sebagai pengisi suara untuk film dan radio pada 2019, begitu
juga dengan pengisi suara untuk televisi pada 2020.
·
Di
industri televisi voice over perempuan dibayar 31% lebih besar dibandingkan
laki-laki.
·
Sepanjang
tahun 2020, podcast, iklan audio, dan video internet akan terus meroket. Tetapi
podcast akan menjadi pemimpin dalam pertumbuhan,
karena semakin banyak mereka
menyadari manfaat dari memproduksi podcast.
CEO Voices.com, David
Ciccarelli mengharapkan para pengisi suara akan terus memainkan peran yang
semakin berpengaruh bagi pengiklan dan perusahaan. “Karena dunia audio kami
terus dan terus berkembang,” katanya.
Di industri lain, seperti
Mobile Games, potensinya juga besar. Setiap tahunnya, puluhan ribu Mobile Games
Applications diproduksi. Dengan demikian, ada peluang voice over untuk
mengisi suara script, misalnya suara “Game Over!” atau “You Win!”.
Adanya pandemi Covid-19 sangat
mempengaruhi berbagai bidang pekerjaan. Namun, pada industri voice over
di Indonesia justru berdampak positif. Dilansir dari laman resmi Inavoice,
jumlah talenta pengisi suara berkembang. Hal itu tidak dapat dilepaskan dari kondisi
semakin banyaknya orang mencari celah untuk mendapatkan pendapatan sampingan.
Nah, profesi ini dianggap mampu mengakomodasi kebutuhan tersebut.
Selain itu, selama pandemi
Covid-19 berlangsung, penyedia jasa voice over dituntut untuk mampu memutar
otak secara kreatif. Industri ini berkembang dari yang sebelumnya harus
bertatap muka melalui sesi studio dengan client ataupun agency visit,
kini bergeser dengan sistem remote recording. Perkembangan ini dituntut
oleh keadaan yang mengharuskan seseorang menjaga jarak.