Teknologi

Incar Pasar Asia, Netflix dan Disney Plus Saling Berebut Jadi Pemenang

Ridwan Achmad — Asumsi.co

featured image
Angela Lang/CNET

Disney Plus tengah bergembira akhir-akhir ini. Bagaimana tidak, layanan streaming-nya ini kini telah memiliki 100 juta pelanggan di seluruh dunia. Pertumbuhan pengguna layanannya terbilang meningkat signfikan. The Verge pernah melaporkan bahwa pada Desember tahun 2020, jumlah pelanggannya mencapai 86 juta.

Kemudian, pada Februari 2021 yang lalu, Disney Plus melaporkan pengguna loyalnya telah mencapai 94 juta. Dan kini, hanya perlu waktu satu bulan, Disney Plus mampu menembus angka 100 juta pelanggan. Karena pencapaian yang begitu pesat, mengharuskan perusahaan merevisi targetnya.

Pada tahun 2024, mereka menargetkan jumlah pelanggan loyalnya bisa mencapai 300 juta pelanggan. Sebelum itu terjadi, Disney Plus sempat menargetkan jumlah 94 juta pelanggan harus bisa dicapai dalam waktu empat tahun. Namun semuanya, nampaknya terjadi lebih cepat.

“Kesuksesan besar Disney Plus telah membuat kami menjadi lebih ambisius, dan secara signifikan meningkatkan investasi kami dalam pengembangan konten berkualitas tinggi,” kata CEO The Walt Disney Company, Bob Chapek.

Sayangnya, pihak manajemen tak menyebutkan alasan mengapa platform streaming-nya ini mampu lebih cepat menuai target. Hanya saja, berdasarkan analisis menyebutkan bahwa kuat diduga pencapaian ini berkat kesuksesan serial “WandaVision” dan “Raya and the Last Dragon” yang baru ditayangkan.

Terlepas dari itu, Bob mengatakan telah menetapkan target untuk merilis 100 judul film terbaru setiap tahun. Termasuk Animasi Disney, Disney Live Action, Marvel, Star Wars, dan National Geographic.

Perbandingan Waktu Pencapaian Jumlah Pelanggan

Melihat prestasi Disney Plus itu, praktis hanya membutuhkan waktu selama kurang dari 2 tahun atau sekitar 16 bulan untuk mencapai jumlah subscriber 100 juta. Ini tentu saja berbeda dengan pesaingnya yakni Netflix. Memang, saat ini Netflix telah memiliki 200 juta pelanggan di seluruh dunia.

Namun, untuk mencapai jumlah pelanggannya itu, mereka membutuhkan waktu yang panjang. Untuk mengumpulkan 100 juta pelanggan, Netflix harus bersabar 10 tahun lamanya setelah diluncurkan pada 2007 lalu. Spesial untuk tahun 2020, Netflix disebutkan hanya mampu mengumpulkan 37 juta pelanggan baru. Kalah dibandingkan dengan Disney Plus yang memperoleh 70 juta pelanggan baru.

Perusahaan hiburan tersebut meluncurkan Disney Plus pertama kali di AS pada November 2019, dan kemudian meluncurkannya di 59 negara termasuk Eropa, Amerika Latin, Kanada, Australia, Selandia Baru, dan yang terbaru, Singapura. Di Indonesia, Disney Plus sudah hadir. Namun dengan merek Disney+ Hotstar.

“Anda harus angkat topi atas pencapaian Disney Plus saat ini. Mereka kini tidak jauh berada di belakang Netflix,” ujar Pete Najarian, salah satu pendiri MarketRebellion.com.

Incar Pasar Asia

Netflix maupun Disney kini tengah menyasar pasar Asia. Namun dengan cara menyasar pasar yang berbeda. Jepang bagi Netflix merupakan ladang pendapatan yang menarik. Berdasarkan sebuah studi, negeri sakura ini bakal menjadi pasar terbesar di Asia untuk Netflix pada akhir tahun 2021.

Sementara, platform streaming saingannya, Disney Plus, diperkirakan akan melihat langganan Asia-Pasifiknya tumbuh berlipat ganda di tahun ini sekaligus menambahkan pundi-pundi pendapatan sebesar 160 persen. Akan tetapi, Disney Plus akan tetap menyasar negara-negara seperti India yang memiliki penghasilan rendah.

Data dalam dua studi baru dari Media Partners Asia, sebuah firma konsultasi dan analisis yang berbasis di Singapura, menyoroti perbedaan mencolok antara operator platform multinasional.

Di seluruh wilayah Asia Pasifik, Media Partners Asia memperkirakan bahwa Netflix akan memperoleh US$3,3 miliar pendapatan tahunan dan 33,3 juta pelanggan berbayar. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan pendapatan di tahun 2020 yang hanya mencapai US$ 2,4 miliar dan 25,5 juta pelanggan.

Sementara itu, Disney Plus di Asia Pasifik, Media Partners Asia memproyeksikan pendapatan US$ 1,2 miliar dan 66 juta pelanggan berbayar. Menariknya adalah Australia yang saat ini pasar terbesar Netflix, akan tergeser oleh Jepang pada tahun 2021. Setelah itu ada Korea Selatan.

“Saat ini penonton Korea beralih ke Netflix untuk menonton konten-konten lokalnya,” kata direktur MPA Vivek Couto Variety.

Atas dasar itu, Korea sekarang menjadi pasar Asia Pasifik terbesar ketiga Netflix, setelah Jepang dan Australia. Pasar Korea dianggap paling mapan, dengan 60 persen penetrasi rumah tangga. Meski begitu, pelanggan Netflix akan terus tumbuh di Pasar Asia Tenggara, terutama di Thailand dan Filipina. Hanya saja, tidak untuk India.

Di India, Netflix masih diposisikan sebagai produk peremium. Lain hal dengan Disney Plus. India justru menjadi pasar besar bagi mereka dengan merilis Disney + HotStar.

“Investasi konten lokal dan kemitraan distribusi berbasis pelanggan dengan perusahaan telekomunikasi dan pihak ketiga akan sangat penting bagi pertumbuhan berkelanjutan Disneydi Korea, Indonesia, dan Jepang,” jelasnya..

 

Share: Incar Pasar Asia, Netflix dan Disney Plus Saling Berebut Jadi Pemenang