Isu Terkini

Ratusan Hoaks Vaksin Beredar Sudah Dihapus

Ridwan Achmad — Asumsi.co

featured image

Foto: Istimewa

Usaha pemerintah untuk memerangi pandemi Covid-19 kini sudah masuk tahap vaksinasi. Vaksinasi Covid-19 kini sudah mulai dilakukan oleh pemerintah kepada masyarakat. Sayangnya, isu-isu liar terkait vaksinasi Covid-19 ini pun tidak pernah luput dari media sosial. Hal ini dianggap pemerintah sangat berbahaya karena memiliki kekuatan untuk memengaruhi masyarakat terkait kepercayaan terhadap hasil dari vaksin Covid-19.

Jika dibiarkan, persentase  kesuksesan vaksinasi Covid-19 tak sesuai dengan target yang canangkan. Pemerintah menargetkan akhir tahun 2021 seluruh masyarakat negeri ini selesai.

Berdasarkan data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), telah mengidentifikasikan 111 isu hoaks yang beredar 578 kali di platform media sosial. Dari sekian banyaknya isu hoaks vaksinasi, Facebook menjadi platform media sosial yang paling tinggi sebagai saluran informasi sebar berita bohong.

“Dari 111 isu hoaks itu, disebarkan melalui Facebook sebanyak 471 kali,” ujar Koordinator Pengendalian Internet Ditjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, Anthonius Malau.

Setelah Facebook, lebih lanjut dia mengatakan, Twitter merupakan media sosial kedua yang diidentifikasi sebanyak 45 kali menyebar hoaks. Selanjutnya YouTube (38 kali) dan TikTok (15 kali), dan Instagram sebanyak 9 kali.

“Semuanya sudah ditakedown oleh Tim AIS Kemkominfo,” kata Anthonius.

Menurut Anthonius, berdasarkan pengawasannya isu-isu hoaks ini memiliki kecenderungan meningkat. Peningkatan ini diduga memanfaatkan momentum vaksinasi yang sedang dilakukan pemerintah kepada masyarakat.

“Kami mengajak multistakeholder yang terlibat untuk menanggulangi hoaks,” ujarnya.

Terlepas dari itu, tugas Kemkominfo hanya menempelkan stempel hoaks terhadap informasi yang menyesatkan mengenai vaksinasi Covid-19. Sudah barang tentu, Kemkominfo bekerja sama dengan Kementerian kesehatan untuk memberikan klarifikasi terhadap informasi hoak di kalangan masyarakat.

“Kementerian Kesehatan tentunya yang memahami secara teknis tentang vaksin ini, kalau kami itu kan membuat stempel suatu informasi terkait dengan vaksin itu hoaks atau tidak,” tandasnya.

Ragam Hoaks Vaksinasi

Berikut ini beberapa hoaks yang ditemukan, seperti yang dilaporkan dari Liputan6.com.

  1. Video Ratusan Santri Terkapar Usai Divaksin

Sebuah video yang diklaim ratusan santri terkapar usai disuntik vaksin virus corona Covid-19 beredar di media sosial. Dalam video tersebut tampak beberapa santri lemas. Mereka terlihat digendong dan dibawa ke suatu ruangan. Di ruangan tersebut mereka terbaring lemas. Para santri tersebut disebutkan dalam video berasal dari Pondok Pesantren Madinatul Ulum, Jember. Faktanya, video tersebut merupakan peristiwa ratusan santri yang mengalami gangguan kesehatan usai disuntik vaksin difteri pada Februari 2018 silam.

2.  Ulama Aceh Haramkan Vaksin Covid-19

Klaim ulama Aceh mengharamkan vaksin Covid-19 tidak benar. Ulama Aceh melalui MPU Aceh justru meminta masyarakat tidak meragukan vaksin Covid-19 karena MUI sudah menyatakan vaksin yang diproduksi Sinovac tersebut halal dan tidak ada unsur najis mughallazah.

3.  Jarum Suntik di Kemasan Vaksin Sinovac Berbeda dengan Presiden Jokowi

Klaim yang menyebut kemasan vaksin Sinovac yang disuntikan Presiden Joko Widodo berbeda adalah salah. Vaksinasi yang diberikan ke Presiden Jokowi merupakan kemasan vial yang juga bakal dipakai oleh masyarakat luas.

4. Dokter dan Perawat di Purwakarta Tolak Vaksin

Kabar tentang dokter dan perawat di salah satu rumah sakit di Purwakarta menolak disuntik vaksin beredar di media sosial. Faktanya, video dokter dan perawat yang itu hanya sebatas candaan dan tidak ada niat menolak vaksin.

Share: Ratusan Hoaks Vaksin Beredar Sudah Dihapus