General

Dari Gak Mau Salaman Sampai Banting Telepon, Sikap “Ngambekan” Trump Ini Bakal Bikin Kamu Geleng-Geleng Kepala!

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump identik dengan citranya yang kontroversial, baik sebelum hingga sekarang menjadi Presiden Amerika Serikat (AS). Sepanjang tahun 2017 kemarin, Trump juga sering mengeluarkan kebijakan yang berhasil bikin publik geleng-geleng kepala, baik di dalam maupun di luar negeri. Selain warganya sendiri yang dibikin bengong, Trump juga hobi bikin “awkward moment” sama pemimpin dari negara lain. Gak cuma awkward, kadang sikap Trump juga nyolot, hingga bikin perang statement antar kepala negara jadi tidak bisa dihindari lagi. Kayak apa sih, sikap-sikap awkward hingga nyolot Presiden AS ke-45 ini? yuk, simak daftarnya!

‘Perang’ statement vs Kim Jong-un

Terbaru, Donald Trump membalas ancaman yang dikeluarkan Presiden Korea Utara, Kim Jong-un tentang tombol nuklir lewat cuitan-nya di media sosial Twitter. Dalam cuitan itu, Trump menegaskan bahwa dirinya juga punya tombol nuklir di meja kerjanya. Tak tanggung-tanggung, Trump mengklaim tombol nuklir miliknya lebih digdaya daripada milik Kim Jong-un.

“Pemimpin Korea Utara baru saja menyatakan bahwa Tombol Nuklir ada di atas mejanya setiap waktu. Adakah seseorang dari rezimnya yang tertutup dan kelaparan itu yang bisa menginformasikan kepadanya bahwa saya juga punya Tombol Nuklir, namun ini lebih besar & lebih digdaya daripada yang itu, dan Tombolku bisa bekerja!,” kicau Trump lewat akun Twitter pribadinya @realDonaldTrump hari ini, Rabu (03/01).

Kicauan Trump itu merupakan respon dari pidato Kim Jong-un di televisi pada Senin (01/01) kemarin. Saat itu, Presiden yang punya gaya rambut unik itu mengatakan bahwa seluruh wilayah AS ada dalam jangkauan senjata nuklir Korea Utara.

“Dan tombol nuklir selalu ada di meja saya. Ini realita, bukan ancaman,” kata Kim Jong-un.

Jauh sebelumnya, Trump dan Kim Jong-un udah sering terlibat perang kata-kata. Namun sejauh ini, keduanya masih menahan diri. Ada sederet adu argumen Trump dengan Kim Jong-un, silahkan klik link ini.

Tolak Salaman dengan Angela Merkel

Kanselir Jerman, Angela Merkel jadi salah satu pemimpin dunia yang mungkin saja sangat kesal dengan tingkah laku Trump. Ya, Trump pernah menolak berjabat tangan dengan Merkel setelah keduanya memberikan pernyataan pers bersama di Gedung Putih, Jumat 17 Maret 2017 lalu.

Saat itu, Trump dan Merkel duduk bersebelahan di sofa kuning. Keduanya terlihat sangat kaku dan canggung. Tiba-tiba terdengar suara awak media yang mengajak kedua pemimpin tersebut untuk berjabat tangan.

“Apakah Anda ingin berjabat tangan?” tanya Merkel dengan suara pelan ke arah Trump setelah menanggapi usulan para awak media.

Menanggapi hal ini, Eng ing eng…. Merkel dikacangin, dong! Trump cuma cengengesan aja sambil mengucapkan kata terima kasih kepada wartawan yang membubarkan diri. Wah, ada sentimen apa ya, antara Merkel dan Trump? hal ini bisa jadi karena kebijakan keduanya yang jauh berbeda. Meskipun sama-sama didukung oleh partai konservatif di negaranya, Angela Merkel, seperti kita ketahui, memiliki kebijakan yang sangat terbuka terhadap pengungsi. Di sisi lain, Trump justru menetapkan larangan masuk ke Amerika Serikat buat para pengungsi dari enam negara tertentu. Selain itu, banyak lagi perbedaan fundamental antara dua pemimpin negara kaya ini. Atau jangan-jangan, seperti yang beredar di beberapa meme lucu-lucuan, Trump gak mau salaman ama Merkel karena mereka bukan muhrim? Kalo menurut asumsi lo gimana guys?

Debat dengan Pemimpin Meksiko soal Tembok

Seperti dikutip dari Voa, Jumat (04/08) tahun lalu, Trump menuntut agar Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto berhenti mengatakan bahwa Meksiko tidak akan membayar ongkos tembok yang akan dibangun Trump di sepanjang perbatasan Amerika dan Meksiko untuk mencegah imigrasi gelap ke Amerika.

Seperti diketahui, Trump berjanji akan membuat Meksiko membayar ongkos pembuatan tembok itu. Hal itu disampaikan Trump selama kampanye berbulan-bulan jelang Pilpres AS.

Dalam transkripsi pembicaraan telepon yang terjadi pada tanggal 27 Januari 2017, yang diterbitkan Washington Post, Trump mengatakan kepada Pena Nieto,

“Kalau Anda mengatakan Meksiko tidak akan membayar pembangunan tembok itu, maka saya tidak mau bertemu dengan Anda lagi karena saya tidak bisa hidup demikian.”

“Saya menuntut Meksiko membayar tembok itu – saya harus melakukannya. Saya telah membicarakan hal itu selama dua tahun.”

Sayangnya, Pena Nieto menolak, dengan mengatakan, “Saya telah dan terus menegaskan posisi saya, yaitu Meksiko tidak akan membayar tembok itu.”

Trump keberatan dan langsung membalas: “Tapi Anda tidak bisa mengatakannya kepada pers. Pers akan melaporkan hal itu, dan saya tidak bisa menerima itu.”

Akhirnya, Pena Nieto mengatakan: “Tembok itu adalah masalah yang berkaitan dengan martabat Meksiko dan merupakan kebanggaan nasional negara saya dan setuju untuk tidak lagi berbicara mengenai tembok itu.”

Ciye ciyee… selain ngambek gak mau salaman, ternyata “style” nyolot Trump juga bisa ditunjukkan lewat ngancem-ngancem gak mau ketemu lagi gitu. Kayak gaya ngambeknya anak zaman now yang gak diapelin pas malam Minggu aja, ya guys.

Tutup Telepon Perdana Menteri Australia

Masih di bulan Januari 2017, Trump tak hanya berdebat dengan Presiden Meksiko saja, tapi ia juga bertengkar dengan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull lewat telepon. Debat itu terkait 1.250 orang pengungsi yang akan dibawa ke Amerika dari Australia, sesuai dengan perjanjian sebelumnya antara Presiden Barack Obama dengan negeri Kangguru itu. Sebagai presiden baru yang berulang-ulang menegaskan komitmennya untuk mengetatkan kebijakannya terkait pengungsi, tentu saja Trump menolak mentah-mentah perjanjian ini.

“Saya selama berbulan-bulan kampanye selalu bilang akan melarang pengungsi masuk ke negeri ini, lalu karena perjanjian ini, saya harus menerima dua ribu orang? Kebayang gak saya bakal dianggap apa sama publik di sini? dan saya baru menjabat seminggu,” katanya setengah curhat kepada Malcolm Turnbull.

“Bukan dua ribu, Pak Trump, tapi bisa berapa saja. Mau seratus juga boleh, seribu, dua ribu, terserah. Yang penting berdasarkan perjanjian, para pengungsi ini harus melalui proses seleksi untuk bisa masuk ke Amerika Serikat, hasil akhirnya ya terserah pemerintahan bapak saja,” balas Malcolm.

Percakapan yang berlangsung selama hampir 20 menit itupun isinya jadi tarik ulur antara berapa jumlah pengungsi yang mau diterima Trump. Karena kesel gak ketemu-ketemu, akhirnya Trump tutup nyerah dan menutup telepon. Sebelumnya, Trump masih sempet-sempetnya menggerutu.

“Ini memalukan buat saya, tapi setidaknya saya melepaskan kamu dari tanggung jawab. Sekarang saya deh yang harus tanggung jawab,” keluhnya.

Terkait percakapan ini, Trump mengatakan kepada Turnbull bahwa paling tidak percakapan teleponnya dengan pemimpin dunia yang lain berlangsung lebih baik.

“Percakapan telepon dengan Putin menyenangkan. Tapi percakapan telepon ini (dengan Turnbull) konyol.”

Wah, gokil juga ya guys, cara interaksi Presiden AS satu ini. Jadi gak sabar nunggu sepak terjangnya di tahun 2018 ini. Ikutin terus yuk perkembangannya!

Share: Dari Gak Mau Salaman Sampai Banting Telepon, Sikap “Ngambekan” Trump Ini Bakal Bikin Kamu Geleng-Geleng Kepala!