General

5 Rayuan Maut Jokowi untuk Meraih Dukungan Pilpres Warga Jateng

Fariz Fardianto — Asumsi.co

featured image
Asumsi.co

Memasuki kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, Calon Presiden (Capres) Joko Widodo (Jokowi) yang kembali mencalonkan diri bersama KH Ma’ruf Amin sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres), memilih menyambangi sejumlah basis massa di Jawa Tengah. Diawali Jumat 19 Oktober 2018, mantan Walikota Solo tersebut mula-mula berkunjung ke Kota Semarang. Asumsi.co mencatat sedikitnya empat lokasi yang disambangi Jokowi. Kandidat bernomor urut 01 ini mengobral janjinya guna meraih dukungan maksimal di ‘kandang banteng’. Berikut lima poin dari agenda kunjungan Jokowi yang berhasil dihimpun Asumsi.co:

1. Sowan ke Ponpes Girikesumo

Presiden Jokowi mengatakan Pondok Pesantren Girukesumo yang terletak di Kelurahan Banyumeneng, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak, merupakan lokasi yang istimewa bagi dirinya.

Musababnya, Jokowi pernah sowan di pondok tersebut saat pertama kali nyapres pada 2014 silam. Menurut Nur Soleh, salah satu pengasuh Ponpes Girikesumo, kedatangan orang nomor satu di Indonesia kali ini juga untuk meminta restu kepada KH Munif Muhammad Zuhri, selaku pimpinan pondok.

“Kali ini datang lagi. Sepertinya juga mau minta restu. Bedanya dulu dilakukan sebelum jadi presiden, sekarang sudah berstatus presiden,” aku Soleh, saat ditemui wartawan di sela kunjungan rombongan Presiden Jokowi.

Sedangkan bagi Jokowi sendiri, kedatangannya ke Ponpes Girikesumo, untuk berdialog dengan Kyai Munif seputar isu-isu kenegaraan dan kehidupan berbangsa yang terjadi saat ini.

“Kami banyak berdiskusi masalah kebangsaan. Berdiskusi tentang kebangsaan dan kenegaraan, berkaitan dengan ketatanegaraan dan tidak bisa saya sampaikan secara detail di sini,” beber Jokowi.

Uniknya, kunjungannya berbalas hadiah dari sang kyai. Wujudnya berupa tongkat cokelat tua. Saat ditanya manfaat, ia meminta bertanya langsung kepada Kyai Munif.

“Ya, tanya pak kyai saja. Jangan ke saya. Saya dapat tongkat,” ujarnya.

2. Para Santri Diajak Tegakan Toleransi

Di hari kedua, pada Sabtu 20 Oktober, Jokowi menyempatkan mampir ke Ponpes Al Itqon, di Tlogosari Wetan Semarang. Di hadapan para santri setempat, ia mengingatkan bahaya hoax yang selalu disebar setiap pemilihan umum (Pemilu).

Menurutnya sebaran hoax di media sosial patut dicermati dengan benar. “Kalau sudah ada menjelekkan satu sama lain, itu sudah bukan tata krama Indonesia, dan bukan tata cara Islami,” tegasnya.

Pun demikian dengan isu yang menudingnya sebagai aktivis PKI. Jokowi menyebut bila saat PKI dibubarkan, ia baru menginjak usia empat tahun. Ada pula isu bahwa dirinya pernah mendampingi ketua CC PKI, DN Aidit saat pidato pada 1955. Dengan berseloroh, ia mengaku saat itu belum lahir. “Kan saya waktu itu belum lahir,” akunya.

Ketimbang sibuk memikirkan isu-isu miring, Jokowi mengimbau kepada para santri supaya mampu menegakan persatuan dalam kehidupan beragama. Para santri juga diminta menjaga sikap toleransi, sehingga Indonesia yang terdiri dari ratusan juta penduduk di 17 ribu pulau dan terdiri atas 714 suku, tak mudah dipecah belah.

“Jadi kami ingatkan walau suku, agama, bahasa daerah, adat, tradisi tapi harus tetap menghormati. Jangan sampai ada pepecahan, sebab aset terbesar negara yang besar yakni persatuan dan kerukunan. Bangsa bisa maju kuat harus bisa jaga persatuan,” urainya.

Toleransi menjadi sikap yang harus ditunjukan bagi negara berpenduduk mayoritas Muslim, katanya. Ia menyebut perbedaan sebuah anugerah. “Jangan sampai antar dan suku antar daerah saling menjelekkan, dan saling memfitnah,” paparnya.

Calon Presiden Jokowi saat sowan di Ponpes Girikesumo, Demak. Foto: Dok. Asumsi.co

3. Alokasikan Dana Kelurahan

Jokowi pun mengatakan ada kabar gembira bagi masyarakat di pelosok Nusantara pada awal tahun depan. Pasalnya, pemerintah dipastikan akan mulai mencairkan program Dana Kelurahan yang bersumber dari APBN.

Kendati demikian, Jokowi memasang syarat mutlak agar dana kelurahan dapat cair tepat sasaran. “Untuk teknis pencairan dana kelurahan tentunya melalui prosedur dewan pada awal tahun 2019,” ujarnya.

Diakuinya pula bahwa teknis pencairan lewat persetujuan para legislator, semata untuk meredam konflik dan polemik di tengah masyarakat. Apalagi pencairan dananya dijadwalkan awal 2019 yang bertepatan dengan Pilpres.

“Karena bertepatan dengan kampanye, ditakutkan pencairan dana kelurahan dianggap money politik,” tuturnya.

Dana kelurahan digulirkan atas masukan dari walikota/bupati saat bersua dengan dirinya di Garuda Wisnu Kencana, Bali belum lama ini. Menurut Jokowi ide awalnya berawal dari usulan lurah-lurah yang sempat menemuinya saat Pekan Inovasi Perkembangan Desa/Kelurahan (PINDesKel).

Namun, ia berjanji akan cermat mengalokasikannya. Termasuk menghitung besaran kebutuhan dana tiap kelurahan. Karena belum tentu kebutuhan kelurahan di perkotaan lebih baik dari kondisi di desa.

4. Wujudkan Tol Bawen-Yogya

Sebagai orang nomor satu di negeri ini, Jokowi melihat pemenuhan infrastruktur yang memadai harus dirasakan semua lapisan masyarakat. Karenanya, ia menargetkan Tol Bawen-Yogya tetap bisa dibangun. “Kita tetap jalan soal Bawen-Jogja yang sempat ditentang Pansus masih dalam proses studi insfrastruktur, dan diharapkan proses studi bisa menghasilkan solusi,” terangnya.

Terlebih lagi, katanya Jateng menjadi prioritas pembangungan jalan tol. Setelah Tol Pejagan tuntas. Target berikutnya menyelesaikan Tol Pemalang, lanjut Tol Salatiga-Solo di akhir Desember.

Target-target tersebut terus berupaya dikejar mengingat pentingnya pembangunan infrastruktur guna berkompetisi dengan negara lain. “Dengan infrastruktur seperti itu, kita bersaing dengan negara lain, kompetitif kita menjadi semakin kuat,” tegasnya.

5. Sambangi Pedagang Pasar

Selain bersua dengan para pimpinan pondok, Jokowi rupanya tak lupa mampir ke pasar. Jujukannya kali ini ke Pasar Karangayu, Semarang.

Sabtu pukul 08.00 WIB, rombongan Jokowi mendatangi Pasar Karangayu. Kedatanganya disambut pedagang. Mereka berebut menawarkan dagangannya. Bahkan, tak sedikit yang merangsek ke dekat Jokowi agar mampir ke lapaknya.

Di sepanjang jalur yang dilewati Jokowi, terhampar pedagang buah, gorengan, kembang, lepet lontong dan sejenisnya.

“Pak Jokowi sawo pak. Manis ini pak,” teriak Jajang Rubiyanto saat melihat Jokowi.

“Sawo opo? Manis? Ya sudah beli empat kilo,” sahut Jokowi.

Jajang bilang harga sawo satu kilogramnya yaitu Rp 17 ribu. Namun oleh Jokowi dia diberi uang Rp 100 ribu dengan memborong sawo 4 kilogram. “Kembaliannya tak kasih ke ajudan tidak mau,” kata Jajang dengan wajah semringah.

Share: 5 Rayuan Maut Jokowi untuk Meraih Dukungan Pilpres Warga Jateng