Foto: Flickr
Aksi terbesar sepanjang sejarah terjadi di India. Ratusan juta orang dikabarkan berkumpul untuk memprotes kebijakan yang tidak memihak pada petani dan buruh.
Aksi protes yang telah memasuki hari ketujuh ini diperkirakan diikuti sebanyak 250 juta orang sejak tengah malam pada 27 November lalu.
Petani dan buruh yang menyesaki beberapa negara bagian India seperti Punjab, Haryana, dan Delhi tersebut berunjuk rasa untuk menuntut pemerintah menghapus undang-undang pertanian yang disetujui oleh Parlemen pada bulan September lalu.
Para peserta aksi protes itu memblokade jalan dengan memarkir ratusan truk pengangkut hasil tani, mobil bak terbuka, hingga traktor secara berderet di berbagai ruas jalan.
Apa saja yang menjadi tuntutan?
Siapa saja yang mengikuti aksi protes tersebut?
Dikabarkan India Now, aksi bakal disusul Serikat Supir Taksi yang akan bergabung per 3 Desember 2020.
Mengapa demonstrasi ini begitu besar?
Para peserta demonstrasi yang selama sepekan ini bermalam di jalanan tersebut merayakan Hari Kelahiran Guru Nanak Jayanti, salah satu hari penting bagi para penganut kepercayaan Sikh dengan membuka dapur umum di jalanan dan membagikan makanannya bagi para peserta protes.
Apa implikasi dari penerapan kebijakan tersebut?
Aturan baru yang disusun pemerintah India tersebut dinilai bakal menghapus harga minimum untuk hasil pertanian dalam sistem yang sudah berusia puluhan tahun. Dengan aturan baru ini pemerintah dan pemodal bisa sewenang-wenang menentukan harga komoditas pertanian.
Para petani India juga mengaku tidak diajak berpartisipasi dalam proses penyusunan undang-undang, meski pihak pemerintah berdalih bahwa aturan tersebut merupakan bentuk reformasi pertanian.
Komite persatuan organisasi tani All India Kisan Sangharsh Coordination Committee (AIKSCC) juga telah memberikan dukungan untuk aksi tersebut.
“Sangat menggembirakan bahwa para petani, ikut berjuang melawan Undang-Undang Pertanian yang kejam yang disahkan oleh pemerintah Modi, mendukung para pekerja yang berjuang melawan tindakan anti-pekerja dari pemerintah ini,” tulis AIKSCC dalam pernyataan resmi.
Bagaimana tanggapan pemerintah?
Para demonstran bersikeras untuk tetap berkemah di jalanan sampai pemerintah mewujudkan rangkaian tuntutan mereka tersebut.