Akhir pekan (10/10) lalu, setelah kurang dari seminggu dirawat di RS akibat COVID-19, Presiden AS Donald Trump tampil di hadapan umum untuk pertama kalinya. Tak ingin jumpa fans pertamanya sejak terkapar lewat begitu saja, pemimpin negara adikuasa tersebut melempar gagasan cemerlang: ia hendak muncul dari dalam Gedung Putih menggunakan baju Superman.
Tentu saja ide ini langsung ditolak oleh orang dalam pemerintahan Trump. Namun, seperti diwartakan The New York Times, sang presiden sempat mempertimbangkannya secara serius. Hanya berselang beberapa hari setelah ia keluar dari perawatan RS di Walter Reed National Military Medical Center, Trump merasa ia harus muncul kembali dengan trik flamboyan.
Rencananya begini: ia akan muncul tergopoh-gopoh menaiki tangga Gedung Putih, dan terlihat ringkih serta lemah saat hendak memulai pidato. Namun, saat mendekati mikrofon, ia ingin membuka kancing kemejanya secara perlahan dan secara dramatis menyingkap sebuah T-Shirt dengan logo Superman. Lantas, seperti biasa, ia akan melakukan pidato untuk pendukungnya dengan gaya petantang-petenteng yang khas.
Meski sekilas terdengar konyol, ada alasan mengapa Trump sampai berputar otak mencari cara untuk mengumumkan kebangkitannya dari COVID-19. Informasi simpang siur terkait kesehatannya selama dirawat di RS membuat orang dalam di jajaran pemerintahannya kalang kabut.
Belum lagi, ia tengah menjalani kampanye menjadi Capres AS lagi di Pilpres 2020, dan tertinggal tipis dari pesaing utamanya, Joe Biden. Ia batal mengikuti debat Capres yang berlangsung via daring, bersikeras ingin hadir secara langsung, lantas memproklamirkan bahwa ia telah menaklukkan COVID-19.
Sementara, kondisinya belum diketahui publik secara pasti. Trump mengklaim bahwa ia terakhir mengambil tes COVID-19 hari Jum’at (9/10) lalu, tetapi hasil tes terkini tersebut belum diungkapkan ke publik. Dokter pribadi Trump di Gedung Putih menyatakan dengan percaya diri bahwa sang presiden “sudah tak lagi berisiko menularkan virus” ke orang lain, dan sudah bebas demam selama 24 jam. Tetapi tak satu pun orang dari pemerintahan Trump yang berani menjamin bahwa sang presiden sudah negatif virus SARS-CoV-2.
Dalam kondisi kesehatan yang masih dipertanyakan, akhir pekan lalu Trump mengambil langkah drastis untuk menggenjot kembali kampanye presidennya: ia tampil di hadapan publik. Timnya mengundang ribuan suporter untuk membludak di Gedung Putih–cuma sekian ratus yang datang–dan Trump berpidato selama 18 menit tentang pentingnya mengalahkan Biden serta mencegah AS berubah “jadi negara sosialis.”
Trump muncul menggunakan masker, lalu membukanya setelah beberapa menit. Ratusan suporter yang hadir awalnya diperiksa kesehatannya dan diminta “mengikuti protokol kesehatan”, tapi tak sedikit yang datang tanpa masker. Beberapa penasihat pemerintahan seperti Dr. Scott W. Atlas, pakar kesehatan yang kerap menyepelekan ancaman pandemi, datang tanpa masker.
Seperti kata The New York Times, acara kumpul-kumpul itu punya satu tujuan kunci: menunjukkan pada dunia bahwa sang presiden tidak sakit-sakit amat, dan kampanyenya untuk mempertahankan posisi sebagai orang nomor satu di AS masih berjalan kencang.
Di sinilah ide cemerlang memakai kaus Superman bermula. Sekonyol-konyolnya ide itu, memakai kaus Superman adalah cara Trump untuk berkelakar dan menunjukkan bahwa penyakitnya tidak serius-serius amat. Chris Cilizza, komentator CNN International, bahkan membandingkan upaya Trump dengan cara pegulat WWE melakukan gestur dramatis untuk menarik perhatian publik.
Per 12 Oktober 2020, terdapat 7,79 juta kasus positif COVID-19 di AS, dengan 215 ribu kematian. Angka ini adalah angka tertinggi kasus positif dan kematian akibat COVID-19 di seluruh dunia.