Vietnam tak henti-hentinya menelurkan prestasi. Tak puas menjadi negara Asia Tenggara yang paling sukses menekan laju pandemi COVID-19, kini aparat Vietnam baru saja mengumumkan pencapaian gemilang lainnya. Satgas mereka baru saja menciduk sebuah pabrik pengolahan kondom bekas yang disinyalir mendalangi perdagangan kondom bajakan di negara tersebut.
Peristiwa menghebohkan ini terjadi kemarin (24/9), di sebuah pasar di provinsi Binh Duong, selatan Vietnam. Alkisah, manajemen pasar lokal di Binh Duong mendapatkan kabar burung yang meresahkan dari warga setempat. Warlok menuding bahwa di suatu tempat di kompleks pasar tersebut, terdapat fasilitas terselubung yang bertugas menerima, mengolah, dan memperdagangkan kembali kondom-kondom bekas dengan harga miring.
Tak terima dengan laporan mengkhawatirkan ini, aparat bertindak. Mereka mendapati bahwa bangunan tersebut disewa oleh seorang warga bernama Pham Thi Thanh Ngoc, seorang perempuan berusia 32 tahun, yang tampak bekerja di sana saban hari. Berbekal laporan dari berbagai sumber serta hasil pemantauan yang penuh lika liku, aparat bersama petugas pengelola pasar menggrebek gedung tersebut bersama-sama.
Yang mereka temukan sungguh mencengangkan. Seperti dilaporkan oleh media negara Vietnam Television (VTV), polisi menemukan karung-karung dengan bobot total 360 kilogram yang penuh berisi kondom-kondom bekas. Mereka pun menemukan ratusan karton berisi kondom yang sudah dibersihkan, dipak, dan siap diedarkan. Namun, bukan itu hal paling mengkhawatirkan yang mereka temukan. Polisi juga mendapati sebuah dildo raksasa yang terbuat dari kayu dan berdiri–tegak menantang dunia–di tengah-tengah gedung.
Kami janji akan menjelaskan peranan dildo tersebut.
Dalam jumpa pers, polisi membeberkan hasil penyelidikannya sejauh ini. Thanh Ngoc rupanya sekadar kaki tangan–bukan ia pemilik sesungguhnya dari gedung tersebut, dan terang saja ia bukan dalang di balik sindikat perdagangan kondom bekas. Sebulan sekali, Thanh Ngoc akan mendapat kiriman karung-karung raksasa penuh kondom bekas dari “seorang laki-laki yang tak ia kenali”. Kemudian, ia bertugas menyulap kondom bekas itu jadi kondom bajakan siap pakai dengan bayaran miring 0.17 dollar AS untuk setiap kilogram kondom.
Teknik pengolahan kondom bekas itulah yang gemilang betul. Pertama, ia akan merebus kondom tersebut dalam air, laksana botol dan dot bayi. Kemudian, setelah membuang air yang dijamin nampak keruh akibat endapan sperma-sperma bekas, ia menjemur kondom bekas rebusan itu sampai kering. Kemudian, supaya bentuknya kembali seperti sediakala, ia memasangkan kondom tersebut ke dildo kayu yang berdiri di tengah pabrik, barulah kondom tersebut di-”gulung” dan dipersiapkan untuk masuk kemasan.
Yak, benar. Dildo kayu raksasa itu rupanya diperlakukan macam cetakan.
Setelah mendapati informasi-informasi tersebut, polisi lokal di Binh Duong mencak-mencak dan berjanji akan memburu antek-antek dan bos pabrik tersebut. Sayangnya, masih banyak informasi yang abu-abu. Identitas si tukang antar karung kondom bekas belum diketahui, dan jejaring mafia kondom bekas tersebut belum ditelusuri sampai tuntas. Di akhir jumpa pers, seolah hendak mengingatkan apa yang telah kepikiran oleh semua orang, seorang perwakilan Kemenkes Vietnam mewanti-wanti warganya untuk waspada, sebab kondom bekas tersebut berbahaya bagi kesehatan. Ya iyalah, pak.
Lebih menakjubkan lagi, ini bukan kali pertama pabrik kondom bajakan digerebek di Vietnam. Januari 2019 lalu, fasilitas pengolahan kondom bajakan diciduk polisi di kota Saigon. Gedung tersebut, yang lagi-lagi terselubung dalam kompleks pasar, menyimpan lebih dari 120 ribu kondom dan pelumas yang sudah dikemas dengan nama merk-merk kondom terkenal.
Polisi berjanji akan mengusut kasus ini sampai tuntas. Tidak ngeri-ngeri amat sih, tapi lumayan sebagai kegiatan setelah pandemi di sana agak menurun.