Isu Terkini

Los Angeles Akan Swab Test Semua Murid & Guru Sekolah di Wilayahnya

Raka Ibrahim — Asumsi.co

featured image

Para pengurus sekolah di Los Angeles, AS, punya rencana ambisius: mereka akan memulai program swab test massal untuk setidaknya 700 ribu murid dan 75 ribu pekerja sekolah untuk memastikan bahwa kegiatan belajar mengajar tetap berjalan dengan lancar. Langkah-langkah berani ini dilakukan meski Los Angeles tidak memberlakukan pembelajaran tatap muka. Semua murni dilakukan sebab mencegah lebih baik daripada mengobati.

Menurut Pengawas Sekolah wilayah Los Angeles, Austin Beutner, pihaknya berencana menyediakan tes COVID-19 rutin bagi murid, pekerja sekolah, dan keluarga setiap murid dan pekerja yang membutuhkan. Untuk mencapai sasaran ambisius ini, Los Angeles akan bekerjasama dengan epidemiolog, start up teknologi, hingga ahli medis di berbagai lini.

Langkah-langkahnya sederhana. Mulanya, sekian ribu guru dan pekerja sekolah yang harus bekerja dari fasilitas sekolah untuk melakukan pengajaran jarak jauh akan menerima swab test langsung. Setelah itu, sekitar dua ribu anak-anak yang dititipkan dalam program daycare akan mendapatkan tes. Kemudian, tes akan dilakukan ke semua murid dan pekerja, termasuk keluarga murid dan pekerja yang menunjukkan gejala-gejala serupa COVID-19.

Seterusnya, gugus tugas tersebut akan menganalisis data yang diterima dan menentukan wilayah mana yang sudah aman, siapa saja yang perlu dikarantina atau dites lebih jauh, dan seberapa sering tes massal harus dilakukan. Adapun University of California mengemban tugas melakukan analisis hasil dan memproduksi model epidemiologi guna memetakan penyebaran pandemi.

Rencananya, rangkaian tes massal ini akan diawasi oleh gugus tugas yang terdiri dari epidemiolog dan ahli medis. Nama-nama mentereng seperti University of California, Johns Hopkins University, Stanford University, hingga perusahaan asuransi Anthem Blue Cross dan Health Net turun gunung untuk membantu sekolah-sekolah Los Angeles melakukan tes massal. Arne Duncan, eks Menteri Pendidikan di bawah pemerintahan Barack Obama, juga bakal dilibatkan untuk menjadi penengah antara Los Angeles dengan pemerintah pusat.

Los Angeles juga akan tektokan dengan Clinical Reference Laboratory dan SummerBio, dua start up dan laboratorium yang khusus menangani tes penyakit dengan cepat. Dengan kerjasama langsung ini, hasil tes dapat diproses secara khusus dan lebih akurat.

Tak henti di sana, sekolah-sekolah Los Angeles akan bekerjasama dengan Microsoft. Perusahaan tersebut akan mengembangkan aplikasi khusus untuk membantu murid, pekerja sekolah, dan keluarga mereka melakukan deteksi dini, mengenali gejala-gejala COVID-19, dan melacak jejak mereka guna mempermudah penelusuran kontak. Penelusuran kontak pun akan dilakukan dengan bantuan perawat sekolah dan sopir bis sekolah yang dirumahkan sejak pandemi.

Terdengar keren dan merepotkan? Tentu saja. Lebih lagi, inisiatif ini tidak murah: diprediksi, prakarsa ini akan menelan dana setidaknya 150 juta dollar AS. Maka, mungkin kamu akan terjungkal dari kursimu saat tahu bahwa semua ini dilakukan walaupun Los Angeles tidak berencana melakukan pembelajaran tatap muka dalam waktu dekat.

Di AS, sebagaimana di Indonesia, telah muncul desakan agar sekolah dibuka kembali meski pandemi masih saja merajalela. Salah satu argumen klasik–agar ekonomi berjalan kembali dan guru-guru tidak dirumahkan–membuat negara bagian AS seperti Florida dan Georgia jadi tuan rumah perseteruan antara orang tua murid dan pengawas sekolah.

Bahkan negara bagian New York, yang paling sukses menangani pandemi COVID-19 di AS, masih berhati-hati dengan rencana membuka kembali sekolah. Mereka mengumumkan bahwa untuk tahun ajar baru nanti, sebagian sekolah akan buka. Dengan syarat: semua murid dan guru wajib di-swab test sebelum masuk sekolah.

Namun, tak seperti Georgia dan New York, posisi Los Angeles dan negara bagian California terang benderang: sekolah akan tetap menerapkan pembelajaran jarak jauh. Bagaimana tidak–seperti diwartakan The New York Times, dalam dua pekan terakhir bulan Juli 2020 saja terdapat 97 ribu kasus COVID-19 di kalangan anak-anak. California adalah salah satu wilayah yang paling keok dihajar pandemi di AS, dan pemerintah lokal sana tidak mau ambil resiko.

Sejak tutup pintu pada Maret 2020 lalu, sekolah-sekolah di Los Angeles menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh. Dan menurut Austin Beutner, pengawas sekolah wilayah Los Angeles, kebijakan ini akan berlanjut terus sampai jangka waktu yang tak ditentukan.

“Jumlah kasus COVID-19 baru di Los Angeles masih dua setengah kali lipat lebih tinggi dari ambang batas negara bagian,” ujar Beutner. “Meski persentase orang yang positif COVID-19 setelah dites di bawah rata-rata negara bagian, angka itu masih di atas standar WHO dan negara bagian New York.”

Karena itulah, Los Angeles tetap menyiapkan program tes massal meski murid-muridnya tidak masuk kelas. “Mau bagaimana lagi?” seloroh Beutner. “Ini masa luar biasa, sehingga harus dilakukan tindakan luar biasa.”

Share: Los Angeles Akan Swab Test Semua Murid & Guru Sekolah di Wilayahnya