Isu Terkini

Warga Jerman Bahu Membahu Menyelamatkan Babi Hutan yang Mencuri Laptop Seorang Nudis

Raka Ibrahim — Asumsi.co

featured image

Cerna informasi berikut baik-baik: seekor babi hutan yang termahsyur di media sosial karena mencuri laptop seorang nudis di Berlin, Jerman, akan diburu oleh tim gabungan dari Dinas Perhutanan. Tak terima dengan perburuan tersebut, sejumlah warlok dan aktivis lingkungan menggalang dukungan dan melaksanakan aksi protes yang membuat Jerman gempar.

Sumpah, ini berita sungguhan. Mari kita telisik jejak peristiwa ini.

Awal Agustus lalu, sebuah kejadian kocak berlangsung di Teufelsee, sebuah hutan kota dan resor yang terletak di pinggir danau di Berlin, ibukota Jerman. Alkisah, seorang pria (tua) sedang berjemur dalam keadaan telanjang bulat di pinggir danau tersebut. Tenang saja, ia bukan eksibisionis–justru ia seorang nudis, dan Teufelsee adalah wilayah di mana kaum nudis diperbolehkan untuk bercengkrama dalam keadaan apa adanya.

Tiba-tiba, pria itu mendengar suara grasak-grusuk di dekat tempat berjemurnya. Seekor babi hutan betina menggigit ransel kuning berisi laptopnya dan lari terbirit-birit sebab mengira ransel tersebut berisi makanan. Pria itu pun mengejar sang babi hutan berkeliling danau sebelum merangsek masuk ke semak-semak.

Menurut pengakuan pria itu, sang babi hutan terjungkal saat melangkahi kardus yang terhampar di tanah. Kemudian, sang pria menepuk tangannya dan menghantam tanah dengan sebuah ranting. Tindakan ini bikin takut sang babi hutan, yang barangkali juga sudah sadar bahwa ransel itu tidak berisi makanan.

Akhirnya, sang nudis berhasil mendapatkan kembali laptopnya. Ketika ia muncul dari semak-semak, ia telah ditunggui puluhan pengunjung danau, yang bertepuk tangan meriah melihatnya menenteng ransel kesayangan.

Peristiwa gemilang ini didokumentasikan oleh seorang fotografer yang kebetulan sedang berleha-leha di pinggir danau. Setelah menghampiri sang pria nudis dan menunjukkan hasil karyanya, sang pria nudis kabarnya ketawa ngakak dan mengizinkan sang fotografer mempublikasikan foto-foto tersebut di media sosial. Kontan, kisah menegangkan kejar-kejaran nudis vs babi hutan maling itu mewabah.

Hampir semua pihak menanggapi insiden tersebut dengan senyum dan haru. Adele Landauer, yang pertama mempublikasikan kejar-kejaran itu di media sosial, memuji betapa “ngototnya” sang pria nudis walau ia harus berlari “sambil memakai jas ulang tahunnya” alias bertelanjang bulat. Sementara Derek Ehlert, ombudsman urusan hewan liar di Pemkot Berlin, menyatakan bahwa hewan seperti babi hutan dan rubah belakangan semakin sering nyelonong ke resor-resor pinggir danau Berlin. Tapi tak masalah, sebab mereka “tidak berbahaya dan terbiasa menghadapi manusia.”

Namun, rupanya ada yang kebakaran jenggot mendengar insiden ini. Dinas Perhutanan Distrik Grunewald, wilayah sekitar danau tersebut, mengaku prihatin mendengar kejadian kejar-kejaran nudis versus babi hutan. Menurut kepala Dinas Perhutanan Grunewald, Katja Kammer, “babi hutan ini dan kedua anaknya sering mampir ke Teufelssee. Mereka mencari makan di siang bolong dan tak malu meskipun ada manusia.”

Oleh karena itu, Kammer dan Dinas Perhutanan merasa mereka telah mengganggu kenyamanan para pengunjung danau Teufelssee. Mau tidak mau, pemerintah harus turun tangan untuk “memindahkan mereka” secara permanen. Seperti diwartakan The Guardian, “pemindahan permanen” hanyalah istilah halus para birokrat. Makna sesungguhnya: babi hutan tersebut akan diburu dan dibinasakan.

Tentu saja, pengumuman ini bikin warga sekitar dan aktivis lingkungan mengamuk. Babi hutan tersebut dianggap tak berbahaya dan sudah sering berinteraksi dengan warga-warga yang main di Teufelssee. Babi hutan tersebut berbagi tempat tinggal dengan damai bersama para turis, meski sesekali suka iseng mengganggu pengunjung atau mencuri makanan orang. Bahkan, sang babi hutan sudah punya nama yang disematkan para warlok: Elsa, sang babi hutan bersahabat.

Tak terima dengan rencana memburu Elsa, kelompok kampanye Action Fair Play mengorganisir demo akhir pekan (16/8) lalu. Puluhan demonstran terlihat memadati kantor Dinas Perhutanan Berlin, meminta agar rencana perburuan Elsa dibatalkan. Tak henti di sana, aktivis lingkungan dan warga sekitar bahu membahu memprakarsai petisi daring di Change.org yang bertujuan “menyelamatkan Elsa, sang babi hutan bersahabat dari Teufelssee”. Hingga kemarin (17/8), petisi tersebut telah menuai setidaknya lima ribu tanda tangan.

Aksi penyelamatan Elsa itu bahkan menuai dukungan dari pihak-pihak tertentu di pemerintah kota Berlin. Marc Franusch, jubir Komisi Kehutanan Berlin, mengaku tidak paham bagaimana Elsa dan anak-anaknya akan diburu dan ditembak. “Kalaupun perburuan itu mau dilakukan, ini jangka waktu yang salah,” ucapnya. “Secara hukum, anak-anak Elsa terlalu muda untuk ikutan ditembak.”

Hingga kini, para aktivis dan warga tetap menggalang aksi solidaritas untuk menyelamatkan Elsa. Menurut argumen mereka, Elsa adalah babi hutan yang ramah dan tidak berbahaya kepada manusia seperti babi hutan lainnya. “Elsa berhak untuk tetap hidup,” ucap kampanye mereka.

Jerman telah melonggarkan sebagian besar aturan social distancing dan lockdown setelah pandemi COVID-19 mereda berkat penanganan tangkas pemerintahnya. Meski acara berskala besar seperti pertandingan olahraga dengan penonton atau konser belum diperbolehkan, warga di sebagian besar wilayah Jerman telah diperkenankan berkumpul di tempat umum.

Setelah kompetensi pemerintah berhasil menyelamatkan mereka, kini para warga berpaling untuk menyelamatkan Elsa, sang babi hutan ramah dari Teufelssee.

Share: Warga Jerman Bahu Membahu Menyelamatkan Babi Hutan yang Mencuri Laptop Seorang Nudis