Budaya Pop

4 Tokoh Jurnalis Perempuan Paling Ikonik di Indonesia

Avanty Khansa — Asumsi.co

featured image

Hi guys! Di bulan Februari ini, selain identik sama Valentine’s day pas tanggal 14, kalian juga pasti tau dong, kalo Indonesia juga merayakan Hari Pers Nasional alias HPN! Nah, HPN ini jatuh pada tanggal 9 Februari, alias hari ini. Dengan semangat hari pers, Tim ASUMSI mau ngenalin kamu sama empat tokoh jurnalis perempuan paling ikonik di Indonesia. Siapa aja mereka? Yuk, simak daftarnya!

Roehana Koeddoes

Roehana Koeddoes, lahir di Sumatra Barat tahun 1884.  Bisa dibilang beliau ini hidup satu zaman dengan RA Kartini. Meskipun tidak seterkenal Kartini, Roehana merupakan salah satu sosok pejuang yang banyak berjasa untuk Indonesia. Jasanya sangat besar di bidang pendidikan, jurnalistik, dan politik. Padahal waktu itu, perempuan Indonesia masih memiliki ruang gerak yang sangat terbatas.

Karier jurnalisme Roehanna dimulai ketika dia menjadi pemimpin redaksi beberapa surat kabar daerah seperti Sunting Melayu, Perempuan Bergerak, dan Radio dan Cahaya di awal tahun 1900an. Untuk mengenang jasanya, pada peringatan Hari Pers Nasional ketiga pada 9 Februari 1987, Menteri Penerangan Harmoko memberi penghargaan kepada Roehana sebagai Perintis Pers Indonesia. Jurnalis wanita yang satu ini tutup usia di tahun 1972.

S. K Trimurti

Tidak banyak yang tahu bahwa Surastri Karma adalah kepanjangan dari huruf S. K yang ada di depan namanya. Perempuan kelahiran 1912 ini justru lebih sering menyebut dirinya dengan nama Karma atau Trimurti sebagai nama samaran di media. Kiprahnya di bidang pendidikan dan jurnalis di zaman kemerdekaan membawanya ke penjara selama beberapa tahun, karena tulisannya yang mengobarkan semangat anti kolonialisme terhadap Belanda dan Jepang saat itu. Bersama suaminya, Sayuti Melik, S.K. Trimurti mendirikan dan mengelola surat kabar Pesat. Beliau juga pernah menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja pada masa Presiden Soekarno. Setelah mengalami beberapa masa pemerintahan, S. K Trimurti meninggal dunia di tahun 2008.

Herawati Diah

Herawati Diah adalah jurnalis wanita pertama Indonesia yang meraih pendidikan formal sebagai jurnalis. Beliau lulus dari jurusan Sosiologi di Barnard College, Amerika Serikat pada tahun 1941. Istri dari pria yang juga berprofesi sebagai jurnalis, B.M Diah ini awalnya bekerja sebagai wartawan lepas untuk United Press International. Setelah menikah, bersama suaminya beliau mendirikan The Indonesian Observer, surat kabar pertama Indonesia yang berbahasa Inggris. Surat kabar ini diterbitkan pertama kali tahun 1955 dengan berita tentang Konferensi Asia Afrika.

Herawati Diah meninggal dunia 30 September 2016 dalam usia 99 tahun. Berkat jasa dan keaktifannya di dunia jurnalistik, Persatuan Wartawan Indonesia menganugerahinya dengan titel Lifetime Achievement Award.

Rosiana Silalahi

Untuk jurnalis wanita yang satu ini, kalian pasti udah pada kenal kan? Yap, sosok bernama lengkap Rosianna Magdalena Silalahi ini merupakan jurnalis handal kelahiran Pangkal Pinang, 28 September 1972.

Kariernya sebagai jurnalis mulai menanjak saat dirinya menggantikan Ira Kusno sebagai Presenter Acara Berita Liputan 6 SCTV yang mengundurkan diri. Rosi kemudian mendapatkan kesempatan sebagai salah satu dari 6 jurnalis TV dari Asia yang mewawancarai  Presiden Amerika Serikat, George Bush, di tahun 2003 secara eksklusif. Saat ini, Rosi menjabat sebagai Pemimpin Redaksi (Pemred) dari News Channel Kompas TV.

Itu tadi guys, 4 tokoh jurnalis perempuan paling ikonik di Indonesia. Sekali lagi, Selamat Hari Pers Nasional 2018!

Share: 4 Tokoh Jurnalis Perempuan Paling Ikonik di Indonesia